25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 7:04 AM WIB

Dadong Madri Terkubur Reruntuhan, Sidi: Saya Kira Meninggal, Ternyata

PAKISAN – Sedikitnya lima unit rumah warga di Banjar Dinas Klandis, Desa Pakisan, Kecamatan Kubutambahan, roboh dan rata dengan tanah.

Rumah itu roboh setelah diguncang gempa berkekuatan 7.0 skala richter yang berpusat di Pulau Lombok, Minggu (5/8) malam lalu.

Tak ada korban jiwa, namun belasan orang harus mengungsi untuk sementara waktu karena tak lagi memiliki hunian.

Kondisi terparah dialami keluarga Gede Sidimantra, 29, dan Jro Mangku Ketut Rentana, 48, keduanya tinggal di Tempekan Mabun, Banjar Dinas Klandis.

Rumah yang ditinggali dua kepala keluarga itu benar-benar rata dengan tanah. Bahkan, salah seorang kerabatnya, Wayan Madri, 70, kini dalam kondisi kritis dan menjalani perawatan intensif di RS Sanglah Denpasar.

Menurut Gede Sidi, sebelum gempa terjadi ia bersama sejumlah anggota keluarganya tengah berada di dalam rumah.

Mereka sedang memisahkan bunga cengkih dari tangkainya (ngepik cengkeh, Red) setelah melakukan panen pada Minggu siang.

Saat beraktifitas, tiba-tiba saja terjadi guncangan keras. Sontak mereka sekeluarga lari keluar rumah berusaha menyelamatkan diri.

Saat sampai di luar rumah, Gede Sidi tersadar neneknya tidak ikut lari menyelamatkan diri. Ia pun kembali masuk ke dalam rumah.

Namun baru sampai di pintu masuk, rumah tiba-tiba runtuh dan rata dengan tanah. Kaki kirinya pun sempat tertimpa reruntuhan. Tak pelak neneknya pun terkubur reruntuhan rumah.

“Waktu itu pikiran saya sudah jelek sekali, saya kira dadong sudah nggak ada. Saya panggil-panggil, ternyata dadong masih menjawab.

Waktu itu posisi dadong terkubur seluruh reruntuhan. Saya berusaha mengangkat betonan itu tidak bisa, lalu saya minta tolong sama bapak dan warga lainnya,” kata Sidi.

Saat diselamatkan, Dadong Madri dalam kondisi lemah. Ia kemudian dilarikan ke Puskesmas Kubutambahan, namun hanya disarankan rawat jalan.

Saat sampai rumah, kondisinya melemah bahkan beberapa kali muntah-muntah. Keluarga memutuskan langsung melarikannya ke RSUD Buleleng.

Pihak rumah sakit kemudian merujuk ke RS Sanglah Denpasar. “Luka pastinya saya belum tahu. Kabarnya patah tulang belakang dan ada luka dalam. Saya masih fokus membersihkan reruntuhan,” ceritanya.

 

PAKISAN – Sedikitnya lima unit rumah warga di Banjar Dinas Klandis, Desa Pakisan, Kecamatan Kubutambahan, roboh dan rata dengan tanah.

Rumah itu roboh setelah diguncang gempa berkekuatan 7.0 skala richter yang berpusat di Pulau Lombok, Minggu (5/8) malam lalu.

Tak ada korban jiwa, namun belasan orang harus mengungsi untuk sementara waktu karena tak lagi memiliki hunian.

Kondisi terparah dialami keluarga Gede Sidimantra, 29, dan Jro Mangku Ketut Rentana, 48, keduanya tinggal di Tempekan Mabun, Banjar Dinas Klandis.

Rumah yang ditinggali dua kepala keluarga itu benar-benar rata dengan tanah. Bahkan, salah seorang kerabatnya, Wayan Madri, 70, kini dalam kondisi kritis dan menjalani perawatan intensif di RS Sanglah Denpasar.

Menurut Gede Sidi, sebelum gempa terjadi ia bersama sejumlah anggota keluarganya tengah berada di dalam rumah.

Mereka sedang memisahkan bunga cengkih dari tangkainya (ngepik cengkeh, Red) setelah melakukan panen pada Minggu siang.

Saat beraktifitas, tiba-tiba saja terjadi guncangan keras. Sontak mereka sekeluarga lari keluar rumah berusaha menyelamatkan diri.

Saat sampai di luar rumah, Gede Sidi tersadar neneknya tidak ikut lari menyelamatkan diri. Ia pun kembali masuk ke dalam rumah.

Namun baru sampai di pintu masuk, rumah tiba-tiba runtuh dan rata dengan tanah. Kaki kirinya pun sempat tertimpa reruntuhan. Tak pelak neneknya pun terkubur reruntuhan rumah.

“Waktu itu pikiran saya sudah jelek sekali, saya kira dadong sudah nggak ada. Saya panggil-panggil, ternyata dadong masih menjawab.

Waktu itu posisi dadong terkubur seluruh reruntuhan. Saya berusaha mengangkat betonan itu tidak bisa, lalu saya minta tolong sama bapak dan warga lainnya,” kata Sidi.

Saat diselamatkan, Dadong Madri dalam kondisi lemah. Ia kemudian dilarikan ke Puskesmas Kubutambahan, namun hanya disarankan rawat jalan.

Saat sampai rumah, kondisinya melemah bahkan beberapa kali muntah-muntah. Keluarga memutuskan langsung melarikannya ke RSUD Buleleng.

Pihak rumah sakit kemudian merujuk ke RS Sanglah Denpasar. “Luka pastinya saya belum tahu. Kabarnya patah tulang belakang dan ada luka dalam. Saya masih fokus membersihkan reruntuhan,” ceritanya.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/