TABANAN – Meski anggaran sektok pendidikan dari APBN pusat dan APBD tinggi, masih ada sejumlah sekolah yang bangunannya memprihatinkan.
Seperti di SDN 2 Bongan, Tabanan. Sekolah yang berdiri sejak 1 Agustus 1957 kondisinya rusak parah.
Selain rapuh, plafon dan atap genteng yang terbuat dari bambu juga rusak, bahkan sering bocor saat hujan.
Kepala Sekolah SDN 2 Bongan I Gusti Ketut Putra Astina yang ditemui Kamis (6/9) kemarin mengakui benar adanya salah satu ruangan ekstrakulikuler mengalami kerusakan.
Dulunya dua ruangan belajar, namun saat ini ruang tersebut difungsikan untuk kegiatan ekstrakurikuler (bukan ruang belajar).
Atap plafon dua ruangan yang terletak di pojok sekolah rapuh dan rusak hingga mengelupas.
Bahkan saat hujan, sering terjadi bocor sehingga ruangan tak bisa digunakan.
“Kami sebenarnya sudah mengajukan permohonan bantuan tahun ini kepada Dinas Pendidikan agar mendapat dana perbaikan.
Tetapi, sampai saat ini belum terealisasi,” kata Astina.
Ditambahkan, meski tidak lagi dipakai untuk kegiatan KBM, ia khawatir dari segi keamanan membahayakan siswa.
Sementara itu Kabid Sekolah Dasar (SD) Dinas Pendidikan Tabanan Made Sukanitra menyatakan belum menerima laporan terkait adanya kerusakan salah satu ruangan di SDN 2 Bongan, Tabanan.
“Belum ada laporan masuk,” ujar Sukanitra.
Dia menjelaskan laporan semacam itu (kerusakan) biasanya langsung dilaporkan ke Dapodik (Data Pokok Pendidikan).
Menurutnya, banyak pihak sekolah takut untuk melapor bahwa sekolahnya mengalami kerusakan.
Tetapi pihaknya sudah melakukan sosialisasikan di setiap kecamatan yang ada di Tabanan.
Karena Dapodik tersebut bisa digunakan untuk segala hal baik itu laporan, data, dan sebagainya yang menyangkut tentang sekolah.
“Harapan kami jika ada kerusakan di sekolah segera lapaor agar dapat diperbaiki langsung,” tandasnya.