TABANAN – Mulutmu Harimaumu. Kata-kata itu cocok disematkan ke Kepala Sekolah (Kasek) SMAN 1 Tabanan Made Jiwa.
Gara-gara menolak anggota Koramil 1619-01 yang bertugas sebagai Babinsa Dauh Peken Tabanan Pelda Wayan Suardika saat
hendak memberikan sosialisasi penerimaan calon Akademi Militer (Akmil) TNI, Kasek Smasta – sebutan SMAN 1 Tabanan harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Pasalnya, Wayan Suardika langsung melaporkan kepada atasannya Dandim 1619-01 Tabanan.
Ditemui di Koramil Tabanan kemarin, Wayan Suardika mengatakan, insiden penolakan terjadi Selasa (6/2) sekitar pukul 08.00 di depan lobi sekolah.
Saat itu, dirinya bertemu dengan Kasek SMAN 1 Tabanan untuk memohon ijin melakukan sosialisasi penerimaan calon akademi militer (Akmil) TNI.
Namun, Kasek SMAN 1 Tabanan menolak. “Pak Jiwa bilang anak didiknya tidak ada yang mau jadi tentara, anggota TNI. Biar anak SMAN 1 Tabanan kuliah di UGM, UI dan ITB,” kata Suardika menirukan ucapan Made Jiwa.
“Sebelumnya sudah saya katakan ini sebatas omongan dulu bapak, surat secara resmi pasti akan kami sampaikan,” kata Suardika kepada Kasek SMAN 1 Tabanan.
Ucapan I Made Jiwa yang menyatakan anak murid SMAN I Tabanan tidak ada yang mau jadi tentara atau anggota TNI membuat Suardika sebagai anggota TNI merasa harga dirinya dan institusi TNI diinjak dan dilecehkan.
Kejadian itu langsung dia laporkan kepada atasannya Dandim 1619-01 Tabanan. Insiden itu langsung direspons jajaran Koramil Tabanan dengan menggelar pertemuan.
Tujuannya mediasi. Hadir Kasek SMAN 1 Tabanan, Waka Kesiswaan, seorang guru dan satpam sekolah. Namun, usai pertemuan, Kasek SMAN I Tabanan memilih menghindar.
Keterangan didapat dari Wayan Dharma, satpam sekolah. Dia membenarkan ada pertemuan untuk klarifikasi statemen kepala sekolah yang melakukan penolakan sosialisasi penerimaan Akmil.
Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Bidang Kesiswaan SMAN 1 Tabanan Mulyadi Joyo Astowo mengatakan,
persoalan yang terjadi hanya kesalahpahaman.
Mulyadi menjelaskan jika statemen yang dikeluarkan oleh kepala sekolahnya hanya sebatas bercanda. Tidak sungguhan.
“Itu bercanda biasa, setelah itu sosialisasi yang meminta 10 orang siswa. Saya tindaklanjuti dan mengirimkan 11 siswa untuk mengikuti acara sosialisasi penerimaan akmil,” ungkapnya.