31.9 C
Jakarta
26 April 2024, 16:30 PM WIB

Ini Penjelasan Kepala BKSDA Bali

DENPASAR – Sempat viral, kini monyet putih atau wenara petak yang ditemukan di kawasan Pecatu dalam keadaan luka-luka sementara dalam perawatan medis.

 

Kejadian tersebut masih dalam kategori yang wajar. Sebab, monyet putih biasanya memang ditolak dari kelompoknya. Hal tersebut dijelaskan Kepala Balai KSDA Bali, Dr R Agus Budi Santoso kepada radarbali.id.

 

Santoso mengatakan, berdasarkan anatomi monyet tersebut masih dikategorikan sebagai monyet ekor panjang dan dicurigai mengalami kelainan genetik yaitu albino atau leukisme yang dapat dibedakan dari matanya.

 

Albino merupakan kelainan genetik yang menyebabkan tubuh tidak bisa menghasilkan pigmen melanin sebagai pelindung dari sinar matahari.

 

Sedangkan leukisme adalah kondisi hilangnya sebagian pigmentasi yang membuat hewan berwarna putih, belang atau pucat pada bagian kulit, rambut atau bulu. Namun, kondisi ini tidak berpengaruh pada mata.

 

“Hewan dengan kelainan genetik seperti ini cenderung di tolak dari kelompok,” ujar Budi Santoso.

 

Diketahui sebelumnya, Bendesa Adat Pecatu, Kabupaten Badung, Bali, Made Sumerta mengatakan saat ini monyet putih tersebut sudah usai dilakukan operasi jahitan luka oleh Ikatan Alumni Universitas Udayana bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Udayana pada Minggu (6/2/2022).

 

Monyet putih mengalami luka mulai dari bahu, lengan kanan dan kaki disebelah kanan. “Jumlah jahitannya kurang lebih 35,” sebutnya.

 

Kini, monyet putih tersebut sedang dalam proses penyembuhan dan dirawat dalam sangkar yang ditempatkan pada Pura Dalem Selonding 7 sampai 10 hari kedepan.

DENPASAR – Sempat viral, kini monyet putih atau wenara petak yang ditemukan di kawasan Pecatu dalam keadaan luka-luka sementara dalam perawatan medis.

 

Kejadian tersebut masih dalam kategori yang wajar. Sebab, monyet putih biasanya memang ditolak dari kelompoknya. Hal tersebut dijelaskan Kepala Balai KSDA Bali, Dr R Agus Budi Santoso kepada radarbali.id.

 

Santoso mengatakan, berdasarkan anatomi monyet tersebut masih dikategorikan sebagai monyet ekor panjang dan dicurigai mengalami kelainan genetik yaitu albino atau leukisme yang dapat dibedakan dari matanya.

 

Albino merupakan kelainan genetik yang menyebabkan tubuh tidak bisa menghasilkan pigmen melanin sebagai pelindung dari sinar matahari.

 

Sedangkan leukisme adalah kondisi hilangnya sebagian pigmentasi yang membuat hewan berwarna putih, belang atau pucat pada bagian kulit, rambut atau bulu. Namun, kondisi ini tidak berpengaruh pada mata.

 

“Hewan dengan kelainan genetik seperti ini cenderung di tolak dari kelompok,” ujar Budi Santoso.

 

Diketahui sebelumnya, Bendesa Adat Pecatu, Kabupaten Badung, Bali, Made Sumerta mengatakan saat ini monyet putih tersebut sudah usai dilakukan operasi jahitan luka oleh Ikatan Alumni Universitas Udayana bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Udayana pada Minggu (6/2/2022).

 

Monyet putih mengalami luka mulai dari bahu, lengan kanan dan kaki disebelah kanan. “Jumlah jahitannya kurang lebih 35,” sebutnya.

 

Kini, monyet putih tersebut sedang dalam proses penyembuhan dan dirawat dalam sangkar yang ditempatkan pada Pura Dalem Selonding 7 sampai 10 hari kedepan.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/