26.3 C
Jakarta
9 Desember 2024, 20:03 PM WIB

Bandara Buleleng Batal, Sugawa : Luhut Terlalu Cepat Beri Informasi

DENPASAR – Isu pembatalan rencana pembangunan bandara internasional Bali Utara, Buleleng mematik reaksi DPRD Bali.

Ditemui setelah menerima audiensi puluhan pekerja Hotel Grand Hyatt Bali di Kantor DPRD Provinsi Bali, Wakil Ketua DPRD, Sugawa Korry mengaku penolakan rencana pembangunan bandara tersebut harus berdasar kajian ilmiah.

“Saya sudah menyatakan bahwa bandara itu bukan bandara yang dibangun atas dasar APBN atau APBD. Itu atas dasar investasi swasta.

Oleh karena demikian, tolak ukurnya adalah studi kelayakan dan analisis dampak lingkungan, Amdal,” ucap Sugawa Korry kemarin.

Menurut politisi Partai Golkar ini,  Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan terlalu cepat memberikan informasi ke publik.

“Kalau menurut saya Luhut terlalu cepat memberikan informasi. Padahal ini kan seharusnya secret dulu. Kajian amdal gimana layak tidak?

Studi kelayakan bagaimana? Kalau layak semua, kenapa  harus ditolak? Kita membutuhkan investasi,” ucapnya.

Sugawa Korry mengaku DPRD Provinsi Bali akan segera berkomunikasi dengan Kementerian Perhubungan yang membidangi hal tersebut.

“Komisi III kita tugaskan untuk segera berkomunikasi dengan Kemenhub,” jelasnya. Disinggung soal empat alasan utama Luhut membatalkan rencana pembangunan bandara,

Sugawa menjawab santai. “Layak atau tidak itu ada studinya atau tidak? Kan studinya belum ada,” ucapnya.

Menurut Luhut, Bandara Buleleng sulit dibangun karena pemerintah kesulitan membangun akses kereta api, pemerintah memprioritaskan pengembangan

Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai (runway dan parkir pesawat), dan pemerintah akan membangun jalur Kapal Roro dari Pelabuhan Banyuwangi ke Bali Utara.

Sugawa Korry mengatakan, keseimbangan pembangunan di Bali berpeluang terjawab lewat pembangunan Bandara Bali Internasional Bali Utara.

“Untuk mempersempit kesenjangan. Inilah salah satu solusi yang harus ditempuh. Dengan memberikan serta membuka peluang investasi yang seluas-luasnya di utara, timur, barat,” bebernya.

Kajian ilmiah kembali menjadi dasar jawaban politisi asal Buleleng tersebut saat ditanyai mengenai rencana perbaikan dan perluasan Pelabuhan Celukan Bawang, Gerokgak, Buleleng.

“Apakah itu sudah berdasarkan kajian. Kalau itu hanya statement yang tidak berdasar kajian yang independent dan ilmiah ya belum dipertimbangkan dong.

Kami tetap akan berusaha secara maksimal untuk meyakinkan semua pihak bahwa pembangunan bandara di Buleleng adalah sebuah keniscayaan yang harus dilakukan untuk mempersempit kesenjangan,” tegasnya. 

DENPASAR – Isu pembatalan rencana pembangunan bandara internasional Bali Utara, Buleleng mematik reaksi DPRD Bali.

Ditemui setelah menerima audiensi puluhan pekerja Hotel Grand Hyatt Bali di Kantor DPRD Provinsi Bali, Wakil Ketua DPRD, Sugawa Korry mengaku penolakan rencana pembangunan bandara tersebut harus berdasar kajian ilmiah.

“Saya sudah menyatakan bahwa bandara itu bukan bandara yang dibangun atas dasar APBN atau APBD. Itu atas dasar investasi swasta.

Oleh karena demikian, tolak ukurnya adalah studi kelayakan dan analisis dampak lingkungan, Amdal,” ucap Sugawa Korry kemarin.

Menurut politisi Partai Golkar ini,  Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan terlalu cepat memberikan informasi ke publik.

“Kalau menurut saya Luhut terlalu cepat memberikan informasi. Padahal ini kan seharusnya secret dulu. Kajian amdal gimana layak tidak?

Studi kelayakan bagaimana? Kalau layak semua, kenapa  harus ditolak? Kita membutuhkan investasi,” ucapnya.

Sugawa Korry mengaku DPRD Provinsi Bali akan segera berkomunikasi dengan Kementerian Perhubungan yang membidangi hal tersebut.

“Komisi III kita tugaskan untuk segera berkomunikasi dengan Kemenhub,” jelasnya. Disinggung soal empat alasan utama Luhut membatalkan rencana pembangunan bandara,

Sugawa menjawab santai. “Layak atau tidak itu ada studinya atau tidak? Kan studinya belum ada,” ucapnya.

Menurut Luhut, Bandara Buleleng sulit dibangun karena pemerintah kesulitan membangun akses kereta api, pemerintah memprioritaskan pengembangan

Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai (runway dan parkir pesawat), dan pemerintah akan membangun jalur Kapal Roro dari Pelabuhan Banyuwangi ke Bali Utara.

Sugawa Korry mengatakan, keseimbangan pembangunan di Bali berpeluang terjawab lewat pembangunan Bandara Bali Internasional Bali Utara.

“Untuk mempersempit kesenjangan. Inilah salah satu solusi yang harus ditempuh. Dengan memberikan serta membuka peluang investasi yang seluas-luasnya di utara, timur, barat,” bebernya.

Kajian ilmiah kembali menjadi dasar jawaban politisi asal Buleleng tersebut saat ditanyai mengenai rencana perbaikan dan perluasan Pelabuhan Celukan Bawang, Gerokgak, Buleleng.

“Apakah itu sudah berdasarkan kajian. Kalau itu hanya statement yang tidak berdasar kajian yang independent dan ilmiah ya belum dipertimbangkan dong.

Kami tetap akan berusaha secara maksimal untuk meyakinkan semua pihak bahwa pembangunan bandara di Buleleng adalah sebuah keniscayaan yang harus dilakukan untuk mempersempit kesenjangan,” tegasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/