34.7 C
Jakarta
30 April 2024, 14:40 PM WIB

Hama Wereng Serang Subak Tegal Lantang, Petani Jembrana Merugi

NEGARA – Petani di Subak Tegal Lantang, wilayah  Kelurahan  Pendem, Jembrana terancam gagal panen. Padi mereka yang barus berusia 20 hari rusak akibat serangan wereng.

Hampir semua lahan sawah di subak yang luasnya 20 hektare itu terserang wereng. Sehingga padi petani meranggas dan sudah banyak yang mati.

Padahal, para petani sudah melakukan berbagai upaya untuk membasmi hama wereng di subak yang terletak  di areal kantor  Pemkab  Jembrana itu.

“Kami sudah melakukan berbagai cara termasuk penyemprotan, tapi hasilnya  sia-sia,” ujar Wayan Dester, salah satu petani, kemarin.

Menurut Dester yang memiliki lahan seluas 1 hektare, lantaran berbagai upaya yang dilakukan tidak membuahkan hasil, maka petani hanya bisa pasrah meski terancam gagal panen.

“Selama ini kami masih berusaha melakukan upaya. Kalau sudah tidak ada jalan keluar mau diapakan,” ungkapnya. 

Kondisi seperti ini sangat disayangkan karena penyuluh belum pernah  turun ke subak tersebut. “Jika sudah benar-benar tidak bisa diatasi jalan terakhir adalah melebur  padi ini dan diganti dengan bibit  baru,” ujarnya.

Nengah Balik  petani  pengarap  lahan seluas 3 hektare juga tidak bisa berbuat banyak lantaran semua lahan garapannya diserang  wereng.

Menurutnya, pada musim tanam kedua tahun ini sesuai kesepakatan di Subak Tegal Lantang menanam beberapa varietas di antarnya Inpari 42, 43, Pertiwi serta Mampan.  

Namun, sejak padi berumur seminggu mulai diserang hama yang dengan cepat menyebar hingga hampir ke seluruh  padinya merangas bahkan mati.

“Semua varietas yang ditanam semuanya kena serangan hama. Ada yang mulai usia lima hari  hingga seminggu,” ujarnya.

Sejak padinya diserang hama sudah berkali – kali dilakukan upaya pencegahan. Mulai dari pengeringan lahan, membasmi gulma  hingga  penyemprotan insektisida sampai tiga kali.

Tetapi, serangan wereng tetap ganas sehingga membuat padi mati atau yang masih hidup tumbuhnya kerdil.

“Hampir semua petani disini mengeluhkan serangan wereng,  hampir  20 hektare sawah  di subak ini  tak ada yang  luput  diserang,” ungkpnya.

Jika sampai gagal panen maka petani akan mengalami kertugian termasuk dirinya yang sudah mengeluarkan  biaya, sekitar Rp 20 juta.

Mulai dari  pengolahan lahan, bibit, ongkos tanam serta pupuk dan obat obatan. “Kalau tetap  seperti ini, petani  pasti mengalami kerugian besar,” ungkapnya.

NEGARA – Petani di Subak Tegal Lantang, wilayah  Kelurahan  Pendem, Jembrana terancam gagal panen. Padi mereka yang barus berusia 20 hari rusak akibat serangan wereng.

Hampir semua lahan sawah di subak yang luasnya 20 hektare itu terserang wereng. Sehingga padi petani meranggas dan sudah banyak yang mati.

Padahal, para petani sudah melakukan berbagai upaya untuk membasmi hama wereng di subak yang terletak  di areal kantor  Pemkab  Jembrana itu.

“Kami sudah melakukan berbagai cara termasuk penyemprotan, tapi hasilnya  sia-sia,” ujar Wayan Dester, salah satu petani, kemarin.

Menurut Dester yang memiliki lahan seluas 1 hektare, lantaran berbagai upaya yang dilakukan tidak membuahkan hasil, maka petani hanya bisa pasrah meski terancam gagal panen.

“Selama ini kami masih berusaha melakukan upaya. Kalau sudah tidak ada jalan keluar mau diapakan,” ungkapnya. 

Kondisi seperti ini sangat disayangkan karena penyuluh belum pernah  turun ke subak tersebut. “Jika sudah benar-benar tidak bisa diatasi jalan terakhir adalah melebur  padi ini dan diganti dengan bibit  baru,” ujarnya.

Nengah Balik  petani  pengarap  lahan seluas 3 hektare juga tidak bisa berbuat banyak lantaran semua lahan garapannya diserang  wereng.

Menurutnya, pada musim tanam kedua tahun ini sesuai kesepakatan di Subak Tegal Lantang menanam beberapa varietas di antarnya Inpari 42, 43, Pertiwi serta Mampan.  

Namun, sejak padi berumur seminggu mulai diserang hama yang dengan cepat menyebar hingga hampir ke seluruh  padinya merangas bahkan mati.

“Semua varietas yang ditanam semuanya kena serangan hama. Ada yang mulai usia lima hari  hingga seminggu,” ujarnya.

Sejak padinya diserang hama sudah berkali – kali dilakukan upaya pencegahan. Mulai dari pengeringan lahan, membasmi gulma  hingga  penyemprotan insektisida sampai tiga kali.

Tetapi, serangan wereng tetap ganas sehingga membuat padi mati atau yang masih hidup tumbuhnya kerdil.

“Hampir semua petani disini mengeluhkan serangan wereng,  hampir  20 hektare sawah  di subak ini  tak ada yang  luput  diserang,” ungkpnya.

Jika sampai gagal panen maka petani akan mengalami kertugian termasuk dirinya yang sudah mengeluarkan  biaya, sekitar Rp 20 juta.

Mulai dari  pengolahan lahan, bibit, ongkos tanam serta pupuk dan obat obatan. “Kalau tetap  seperti ini, petani  pasti mengalami kerugian besar,” ungkapnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/