SUKASADA – Rekanan yang menggarap proyek pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Bung Karno untuk tahap ketiga, terancam diputus kontraknya.
Hingga kemarin (8/2), proses pembangunan di areal RTH belum juga tuntas. Parahnya lagi, patung Bung Karno yang terbuat dari logam, juga belum selesai.
Kontraktor PT. Chandra Dwipa yang menggarap proyek tersebut, seharusnya menyelesaikan proyek pada 21 Desember lalu.
Lantaran belum selesai, kontraktor pun diberikan perpanjangan waktu selama 50 hari. Selain itu kontraktor dikenakan denda sebesar Rp 5,4 juta per hari.
Perpanjangan waktu pengerjaan pun akan berakhir pada hari ini (9/2). Parahnya, proyek belum juga selesai. Bahkan baru menginjak angka sekitar 75 persen.
Dari pantauan Jawa Pos Radar Bali, belasan pekerja masih menggarap proyek tersebut. Sebagian besar mengerjakan patung Singa Ambara Raja di panggung terbuka RTH.
Beberapa orang lainnya memasang relief kisah perjalanan hidup Bung Karno. Sementara patung Bung Karno yang terbuat dari logam, hingga kemarin belum nampak di areal RTH.
Padahal waktu pemasangan patung hanya tersisa sehari saja. Kepala Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (Perkimta) Buleleng Nyoman Surattini
bersama Ketua Tim Pengawal Pengaman Pemerintah dan Pembangunan Daerah (TP4D) Buleleng M. Nur Eka Firdaus, kemarin disebut bertolak ke Jogjakarta mengecek perkembangan pengerjaan patung.
Sayangnya pekerjaan patung nampaknya belum selesai dalam waktu dekat ini. Baru bagian kaki, kepala, dan badan bawah saja yang tuntas.
Sementara bagian badan atas dan tangan belum juga tuntas. Bahkan bagian itu diperkirakan baru akan tuntas tiga pekan mendatang.
Kadis Perkimta Nyoman Surattini yang dihubungi kemarin, tak bisa berkomentar banyak. Ia mengatakan pihaknya akan berjalan sesuai dengan aturan dan arahan TP4D Singaraja.
Pihaknya pun belum memastikan apakah kontraktor akan diputus kontraknya atau tidak. “Dia masih punya waktu sampai besok (hari ini, Red) pukul 24.00. Kita lihat saja. Nanti Senin kami akan berikan penjelasan,” kata Surattini.
Selain itu Surattini mengaku akan berkoordinasi dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) terkait keterlambatan tersebut.
“Kondisi seperti ini belum pernah terjadi. Jadi kami akan koordinasi dengan LKPP, seperti apa kelanjutannya supaya kami juga tidak salah melangkah,” tukasnya.
Asal tahu saja, sejak 2016 lalu Pemkab Buleleng membangun Ruang Terbuka Hijau (RTH) Bung Karno. RTH itu merupakan proyek prestisius nan monumental,
yang diharapkan menjadikan Buleleng sebagai kawasan heritage Bung Karno. Khusus Patung Bung Karno, dibuat dengan tinggi delapan meter. Sehingga akan menjadi salah satu landmark kota.