26.2 C
Jakarta
22 November 2024, 4:28 AM WIB

Khawatir Ambrol, Jembatan Pemaron Akhirnya Diganti

PEMARON-Jembatan penghubung antara Desa Pemaron dengan Desa Tukadmungga akhirnya diganti.

Jembatan tua yang dibangun sejak tahun 1985 silam, itu diganti karena khawatir roboh dan ambrol.

Terlebih sejak kondisi dua tahun terakhir, jembatan sepanjang 10 meter dengan lebar 7 meter ini sering mengalami kerusakan.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Buleleng, Ketut Suparta Wijaya menarget, penyelesaian jembatan rampung lima bulan ke depan.

“Secara umum relatif tidak ada perbedaan dalam konstruksi jembatan. Konstruksinya juga menggunakan beton bertulang, sehingga lebih aman dilalui kendaraan roda empat,”terang Ketut Suparta Wijaya.

Hanya saja dalam proses pembangunan itu, pemerintah tak menyiapkan jembatan darurat. Alasannya, sudah ada jalur lain yang lebih representatif untuk digunakan masyarakat. Yakni Jalan Raya Singaraja-Seririt.

“Pertimbangannya lahan kurang memungkinkan. Selain itu sudah ada jalan alternatif lain dan kami juga harus melakukan efisiensi biaya.

Kami sudah sosialisasi dan sudah sepakat dengan desa setempat. Jadi jalan itu akan ditutup total untuk sementara waktu,” kata Suparta.

Sementara, itu Perbekel Pemaron Putu Mertayasa mengatakan, pihak desa memang telah mengikuti sosialisasi.

Sebenarnya ia ingin agar tetap dibangun jembatan darurat, setidaknya untuk dilintasi kendaraan roda dua.

Mengingat akses jalan itu cukup padat. Selain itu ia khawatir kondisi itu mempengaruhi jalur menuju setra dan pura dalem yang ada di seberang jembatan.

 “Setra dan pura kan hanya lagi beberapa meter di sebelah barat jembatan itu. Kami juga belum tahu kalau ada warga yang ngaben bagaimana. Mungkin ya harus memutar lawan Jalan Raya Singaraja-Seririt,” kata Mertayasa.

Sekedar diketahui, proyek penggantian jembatan di Desa Pemaron itu dimenangkan oleh CV. Arya Dewata Utama dengan nilai protyek sebesar Rp 1,04 miliar.

PEMARON-Jembatan penghubung antara Desa Pemaron dengan Desa Tukadmungga akhirnya diganti.

Jembatan tua yang dibangun sejak tahun 1985 silam, itu diganti karena khawatir roboh dan ambrol.

Terlebih sejak kondisi dua tahun terakhir, jembatan sepanjang 10 meter dengan lebar 7 meter ini sering mengalami kerusakan.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Buleleng, Ketut Suparta Wijaya menarget, penyelesaian jembatan rampung lima bulan ke depan.

“Secara umum relatif tidak ada perbedaan dalam konstruksi jembatan. Konstruksinya juga menggunakan beton bertulang, sehingga lebih aman dilalui kendaraan roda empat,”terang Ketut Suparta Wijaya.

Hanya saja dalam proses pembangunan itu, pemerintah tak menyiapkan jembatan darurat. Alasannya, sudah ada jalur lain yang lebih representatif untuk digunakan masyarakat. Yakni Jalan Raya Singaraja-Seririt.

“Pertimbangannya lahan kurang memungkinkan. Selain itu sudah ada jalan alternatif lain dan kami juga harus melakukan efisiensi biaya.

Kami sudah sosialisasi dan sudah sepakat dengan desa setempat. Jadi jalan itu akan ditutup total untuk sementara waktu,” kata Suparta.

Sementara, itu Perbekel Pemaron Putu Mertayasa mengatakan, pihak desa memang telah mengikuti sosialisasi.

Sebenarnya ia ingin agar tetap dibangun jembatan darurat, setidaknya untuk dilintasi kendaraan roda dua.

Mengingat akses jalan itu cukup padat. Selain itu ia khawatir kondisi itu mempengaruhi jalur menuju setra dan pura dalem yang ada di seberang jembatan.

 “Setra dan pura kan hanya lagi beberapa meter di sebelah barat jembatan itu. Kami juga belum tahu kalau ada warga yang ngaben bagaimana. Mungkin ya harus memutar lawan Jalan Raya Singaraja-Seririt,” kata Mertayasa.

Sekedar diketahui, proyek penggantian jembatan di Desa Pemaron itu dimenangkan oleh CV. Arya Dewata Utama dengan nilai protyek sebesar Rp 1,04 miliar.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/