GIANYAR – Guyuran hujan lebat pada Sabtu (8/12) dini hari mengakibatkan sebuah rumah di Perumahan Gang Taman Beji IV, Banjar Sakah, Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, amblas ke timur jurang pada pukul 06.30.
Satu keluarga tertimbun reruntuhan rumah. Sang ayah hingga sore kemarin menjalani operasi di RS Sanglah. Sedangkan ibu dan tiga anaknya meninggal dunia.
Rumah tersebut dihuni oleh 6 orang. Yaitu sang ayah, Made Oktara Dwi Paguna, 30, pegawai bank BRI ditemukan sekarat.
Kemudian sang ibu, pegawai Kimia Farma, Ni Made Lintang Ayu Widmerti, 31, beserta tiga anaknya, Ni Putu Dewa Via Lakasari, 6; I Made Adin Radita Paguna, 3; dan I Nyoman Adli Anggara Paguna, 2, ditemukan meninggal dunia.
Hanya sang nenek, Ni Nyoman Martani selamat dari maut. “Saya pas lagi mebanten di luar rumah, lalu saya merasa goyang. Tak kira linuh (gempa), ternyata rumah sudah jatuh ke sungai,” ujar Martini.
Sebelum rumah itu amblas ke timur jurang, Martani sempat menengok halaman rumah yang mulai retak.
Martani pun sempat memanggil putranya dan cucunya yang masih berada di dalam rumah. “Semuanya masih di dalam, langsung rumahnya jebol turun ke bawah,” kenangnya sambil menangis.
Rumah dengan atap baja ringan itu amblas ke timur yang merupakan jurang dari cabang sungai Ayung, atau dikenal dengan Sungai Tiyis.
Rumah itu roboh dan meluncur ke dalam jurang sedalam 15 meteran. Martani yang panik langsung minta tolong ke tetangganya.
Siang kemarin, Martani merasa syok dan tinggal sementara di rumah tetangganya. Dari laporan para tetangga korban, petugas gabungan yang terdiri dari Basarnas Bali,
Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD), Kepolisian, TNI, Palang Merah Indonesia, dan petugas desa Batubulan turun ke lokasi kejadian.
Kepala Basarnas Provinsi Bali, Gede Ardana, mengaku tiba di lokasi kejadian sekitar pukul 08.15. Saat tiba, petugas pertama kali menemukan sang ayah, Made Oktara Dwi Paguna.
Korban menderita luka parah dan langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat. Hingga sore kemarin, Made Oktara masih menjalani operasi di RS Sanglah Denpasar.
Selanjutnya, pukul 10.20 korban kedua, putri pertama, Ni Putu Dewa Via Lakasari, 6, ditemukan dalam keadaan meninggal.
Selanjutnya pukul 12.20, putra ketiga, Nyoman Aldi Anggara Paguna dan sang ibu, Ni Made Lintang Ayu Wedmerti ditemukan bersamaan dalam keadaan meninggal.
“Posisi anak di atas dan ibu di bawah. Kami temukan di spring bed. Mungkin dalam posisi sedang tidur,” ujar Gede Ardana, usai evakuasi kemarin.
Terakhir, pukul 13.25 putra kedua, I Made Adin Radita Paguna ditemukan dalam keadaan meninggal. Semua korban meninggal dievakuasi ke RS Sanglah.
“Kami temukan korban dalam posisi yang berbeda-beda. Jarak mereka hampir berdekatan, hanya selangkah,” ujar Kepala Basarnas, Gede Ardana, usai evakuasi.
Diakui, evakuasi terakhir membutuhkan waktu cukup lama karena Basarnas perlu mempelajari reruntuhan yang jatuh. “Yang terakhir kami temukan bantal, lalu ditarik dan di bawahnya ada korban terakhir,” tukasnya.