31.1 C
Jakarta
30 April 2024, 12:03 PM WIB

Supriatna: Buleleng Diterjang Banjir Terparah Sejak 5 Tahun Terakhir

SINGARAJA – DPRD Buleleng mendesak pemerintah melakukan penanganan banjir secara tuntas dan holistik.

Sehingga masalah banjir tak lagi berulang saban tahun. Terlebih banjir yang terjadi pada Kamis (8/4) lalu dianggap sebagai banjir terparah dalam kurun waktu setidaknya 5 tahun terakhir.

Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna mengatakan, dirinya sempat memantau langsung kondisi banjir yang terjadi di sejumlah titik.

Mulai dari kawasan Kelurahan Kampung Baru, Kelurahan Kampung Anyar, hingga di sekitar wilayah Desa Pemaron.

Hingga pukul 00.30 Jumat (9/4) dini hari, Supriatna menyatakan limpahan air masih cukup tinggi. Terutama di sekitar Jalan Pulau Lombok, Kelurahan Kampung Baru.

Wilayah ini selalu menjadi langganan banjir setiap kali hujan lebat turun. “Pemerintah harus sudah memikirkan solusi dan menjadikan prioritas mengatasi banjir tahunan

di wilayah-wilayah menjadi langganan banjir. Khususnya pemukiman di kawasan Mumbul sampai Kampung Anyar, Jalan Kartini, termasuk di Jalan Pulau Lombok,” kata Supriatna.

Pantauan Jawa Pos Radar Bali, kawasan yang paling parah  terdampak banjir adalah di Jalan Flamboyan Kelurahan Banjar Jawa, serta Lingkungan Utara dan Lingkungan Selatan di Kelurahan Kampung Anyar.

“Air kemarin itu memang deras. Apalagi daerah ini di dataran sangat rendah, ditambah lagi ada kali Mumbul di Barat.

Daya limpasan air ke laut lambat, pemukiman penduduk juga rapat. Kondisi ini memang berlangsung dari tahun ke tahun,” kata Lurah Kampung Anyar Made Sukarta.

Di sisi lain Kepala Pelaksana BPBD Buleleng Putu Ariadi Pribadi mengatakan, setidaknya ada 9 titik genangan yang telah terdata. Seperti di kawasan Kelurahan Kampung Kajanan,

Kelurahan Kampung Anyar, Kelurahan Kampung Baru, seputaran simpang empat Penimbangan, Kelurahan Banjar Bali, hingga di Desa Bungkulan. Total ada 153 kepala keluarga yang terdampak banjir.

Menurutnya, personil Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD dibantu petugas dari Dinas PU dan warga, berusaha melakukan penanggulangan awal. Diantaranya berupaya melancarkan aliran air, sehingga banjir cepat surut.

“Sementara genangan yang tercatat di titik-titik yang memang langganan banjir. Untuk kerusakan, yang baru masuk laporannya itu

di Kelurahan Kendran. Untuk daerah lainnya masih kami data sambil menunggu laporan dari perbekel dan lurah,” kata Ariadi.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kota Singaraja dikepung musibah banjir. Titik terparah ada di Jalan Flamboyan di Kelurahan Banjar Jawa.

Ketinggian air mencapai dada orang dewasa. Banjir juga menyebabkan Jalan Ahmad Yani, tepatnya di sekitar kawasan Pasar Loak Mumbul lumpuh. Sebab ketinggian air mencapai lutut orang dewasa. 

SINGARAJA – DPRD Buleleng mendesak pemerintah melakukan penanganan banjir secara tuntas dan holistik.

Sehingga masalah banjir tak lagi berulang saban tahun. Terlebih banjir yang terjadi pada Kamis (8/4) lalu dianggap sebagai banjir terparah dalam kurun waktu setidaknya 5 tahun terakhir.

Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna mengatakan, dirinya sempat memantau langsung kondisi banjir yang terjadi di sejumlah titik.

Mulai dari kawasan Kelurahan Kampung Baru, Kelurahan Kampung Anyar, hingga di sekitar wilayah Desa Pemaron.

Hingga pukul 00.30 Jumat (9/4) dini hari, Supriatna menyatakan limpahan air masih cukup tinggi. Terutama di sekitar Jalan Pulau Lombok, Kelurahan Kampung Baru.

Wilayah ini selalu menjadi langganan banjir setiap kali hujan lebat turun. “Pemerintah harus sudah memikirkan solusi dan menjadikan prioritas mengatasi banjir tahunan

di wilayah-wilayah menjadi langganan banjir. Khususnya pemukiman di kawasan Mumbul sampai Kampung Anyar, Jalan Kartini, termasuk di Jalan Pulau Lombok,” kata Supriatna.

Pantauan Jawa Pos Radar Bali, kawasan yang paling parah  terdampak banjir adalah di Jalan Flamboyan Kelurahan Banjar Jawa, serta Lingkungan Utara dan Lingkungan Selatan di Kelurahan Kampung Anyar.

“Air kemarin itu memang deras. Apalagi daerah ini di dataran sangat rendah, ditambah lagi ada kali Mumbul di Barat.

Daya limpasan air ke laut lambat, pemukiman penduduk juga rapat. Kondisi ini memang berlangsung dari tahun ke tahun,” kata Lurah Kampung Anyar Made Sukarta.

Di sisi lain Kepala Pelaksana BPBD Buleleng Putu Ariadi Pribadi mengatakan, setidaknya ada 9 titik genangan yang telah terdata. Seperti di kawasan Kelurahan Kampung Kajanan,

Kelurahan Kampung Anyar, Kelurahan Kampung Baru, seputaran simpang empat Penimbangan, Kelurahan Banjar Bali, hingga di Desa Bungkulan. Total ada 153 kepala keluarga yang terdampak banjir.

Menurutnya, personil Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD dibantu petugas dari Dinas PU dan warga, berusaha melakukan penanggulangan awal. Diantaranya berupaya melancarkan aliran air, sehingga banjir cepat surut.

“Sementara genangan yang tercatat di titik-titik yang memang langganan banjir. Untuk kerusakan, yang baru masuk laporannya itu

di Kelurahan Kendran. Untuk daerah lainnya masih kami data sambil menunggu laporan dari perbekel dan lurah,” kata Ariadi.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kota Singaraja dikepung musibah banjir. Titik terparah ada di Jalan Flamboyan di Kelurahan Banjar Jawa.

Ketinggian air mencapai dada orang dewasa. Banjir juga menyebabkan Jalan Ahmad Yani, tepatnya di sekitar kawasan Pasar Loak Mumbul lumpuh. Sebab ketinggian air mencapai lutut orang dewasa. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/