29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:54 AM WIB

Duh, Serbu Kamp, Puluhan Pengungsi Gunung Agung Rebutan Logistik

RadarBali.com – Puluhan pengungsi yang tinggal di Posko Pengungsian Desa Les, berulah. Siang kemarin mereka menyerbu tenda logistik di posko pengungsian.

Sejumlah logistik di dalam tenda, seperti kopi dan air mineral, dibawa kabur pengungsi. Petugas pun sempat kelabakan, karena para pengungsi bergerak dalam waktu yang cepat.

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 14.00 siang kemarin. Awalnya seorang wanita paro baya datang ke tenda logistik dan meminta air mineral.

Alasannya akan pindah ke lokasi pengungsian yang baru. Petugas pun mempersilahkan pengungsi itu mengambil sendiri air mineral di tenda.

Tak butuh waktu lama, pengungsi itu memberi tahu rekan-rekannya yang lain. Dampaknya pengungsi yang lain langsung berbondong-bondong mendatangi tenda logistik.

Kebetulan saat itu petugas jaga BPBD Buleleng sedang istirahat makan. Sekitar 25 orang pengungsi pun menggerudug tenda logistik.

Mereka langsung masuk ke dalam tenda dan memboyong apapun yang bisa mereka bawa dari dalam tenda. Petugas BPBD pun terkejut dan langsung mengusir para pengungsi keluar dari tenda.

Konon ini bukan kejadian pertama. Para pengungsi sering menyerbu tenda logistik, terutama ketika para donatur datang membawa bantuan. Ketika terjadi rebutan, petugas pun kewalahan menghalau para pengungsi.

Beberapa waktu lalu, ketika petugas membagikan pakaian, para pengungsi juga sempat menyerbu tenda logistik.

Awalnya petugas sudah mendistribusikan pakaian sesuai dengan kebutuhan tenda masing-masing.

Namun karena kurang puas, para pengungsi menyerbu ke tenda logistik dan mencari sendiri pakaian bekas itu.

Dampaknya sejumlah logistik berantakan. Pakaian bekas yang belum terdistribusi, dibongkar. Pakaian yang dianggap layak, langsung dibawa.

Sementara yang dianggap tidak sesuai, dibuang keluar tenda. Banyak lansia maupun anak-anak yang akhirnya tak kebagian pakaian.

Padahal pakaian itu, bukan hanya untuk pengungsi di Posko Les, melainkan pengungsi di titik pengungsian lainnya juga.

Selain itu sejumlah logistik lain, seperti karpet, mie instan, sarden, sabun, serta pasta gigi, juga kerap hilang.

Bahkan ember plastik dan tabung elpiji untuk kebutuhan memasak di dapur lapangan juga sering hilang. Biasanya barang-barang itu hilang dari tenda, ketika petugas terlelap pada malam hari.

Kabid Kedaruratan BPBD Buleleng, Ketut Sensus, tak menampik banyak pengungsi yang tak bisa diatur.

Selama ini pihaknya berusaha memfasilitasi pembagian barang, agar merata kepada para pengungsi. Sayangnya, acap kali ada pengungsi yang berebut mengambil logistik. Bahkan cenderung ke arah penjarahan.

“Kalau omong kasarnya, ada penjarahan. Ini sulitnya kami di lapangan. kami kan inginnya biar mereka antre, tertib, ambil barang. Tapi kenyataannya banyak yang sabotase alias penjarahan,” kata Sensus.

Sensus menegaskan seluruh logistik itu memang menjadi hak para pengungsi. Hanya saja logistik akan dibagikan secara merata sesuai dengan kebutuhan.

Logistik itu pun bukan hanya bagi pengungsi yang tinggal di posko. Melainkan pengungsi lain yang tinggal di sekitar Desa Les.

“Ini pentingnya beri pemahaman pada pengungsi yang tidak tahu etika. Ini untuk mereka sendiri kok. Kadang kalau kami tegur, mereka balik marah.

Kami paham ini untuk mereka juga. Tapi kami juga berhak memfasilitasi agar pembagiannya merata sesuai kebutuhan. Bukan sesuai keinginan mereka,” kata Sensus. 

RadarBali.com – Puluhan pengungsi yang tinggal di Posko Pengungsian Desa Les, berulah. Siang kemarin mereka menyerbu tenda logistik di posko pengungsian.

Sejumlah logistik di dalam tenda, seperti kopi dan air mineral, dibawa kabur pengungsi. Petugas pun sempat kelabakan, karena para pengungsi bergerak dalam waktu yang cepat.

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 14.00 siang kemarin. Awalnya seorang wanita paro baya datang ke tenda logistik dan meminta air mineral.

Alasannya akan pindah ke lokasi pengungsian yang baru. Petugas pun mempersilahkan pengungsi itu mengambil sendiri air mineral di tenda.

Tak butuh waktu lama, pengungsi itu memberi tahu rekan-rekannya yang lain. Dampaknya pengungsi yang lain langsung berbondong-bondong mendatangi tenda logistik.

Kebetulan saat itu petugas jaga BPBD Buleleng sedang istirahat makan. Sekitar 25 orang pengungsi pun menggerudug tenda logistik.

Mereka langsung masuk ke dalam tenda dan memboyong apapun yang bisa mereka bawa dari dalam tenda. Petugas BPBD pun terkejut dan langsung mengusir para pengungsi keluar dari tenda.

Konon ini bukan kejadian pertama. Para pengungsi sering menyerbu tenda logistik, terutama ketika para donatur datang membawa bantuan. Ketika terjadi rebutan, petugas pun kewalahan menghalau para pengungsi.

Beberapa waktu lalu, ketika petugas membagikan pakaian, para pengungsi juga sempat menyerbu tenda logistik.

Awalnya petugas sudah mendistribusikan pakaian sesuai dengan kebutuhan tenda masing-masing.

Namun karena kurang puas, para pengungsi menyerbu ke tenda logistik dan mencari sendiri pakaian bekas itu.

Dampaknya sejumlah logistik berantakan. Pakaian bekas yang belum terdistribusi, dibongkar. Pakaian yang dianggap layak, langsung dibawa.

Sementara yang dianggap tidak sesuai, dibuang keluar tenda. Banyak lansia maupun anak-anak yang akhirnya tak kebagian pakaian.

Padahal pakaian itu, bukan hanya untuk pengungsi di Posko Les, melainkan pengungsi di titik pengungsian lainnya juga.

Selain itu sejumlah logistik lain, seperti karpet, mie instan, sarden, sabun, serta pasta gigi, juga kerap hilang.

Bahkan ember plastik dan tabung elpiji untuk kebutuhan memasak di dapur lapangan juga sering hilang. Biasanya barang-barang itu hilang dari tenda, ketika petugas terlelap pada malam hari.

Kabid Kedaruratan BPBD Buleleng, Ketut Sensus, tak menampik banyak pengungsi yang tak bisa diatur.

Selama ini pihaknya berusaha memfasilitasi pembagian barang, agar merata kepada para pengungsi. Sayangnya, acap kali ada pengungsi yang berebut mengambil logistik. Bahkan cenderung ke arah penjarahan.

“Kalau omong kasarnya, ada penjarahan. Ini sulitnya kami di lapangan. kami kan inginnya biar mereka antre, tertib, ambil barang. Tapi kenyataannya banyak yang sabotase alias penjarahan,” kata Sensus.

Sensus menegaskan seluruh logistik itu memang menjadi hak para pengungsi. Hanya saja logistik akan dibagikan secara merata sesuai dengan kebutuhan.

Logistik itu pun bukan hanya bagi pengungsi yang tinggal di posko. Melainkan pengungsi lain yang tinggal di sekitar Desa Les.

“Ini pentingnya beri pemahaman pada pengungsi yang tidak tahu etika. Ini untuk mereka sendiri kok. Kadang kalau kami tegur, mereka balik marah.

Kami paham ini untuk mereka juga. Tapi kami juga berhak memfasilitasi agar pembagiannya merata sesuai kebutuhan. Bukan sesuai keinginan mereka,” kata Sensus. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/