29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 3:23 AM WIB

Atap Rumah Warga Diterbangkan Angin Ngelinus

SINGARAJA– Musibah angin kencang diikuti hujan lebat yang terjadi di Buleleng pada Minggu (9/1) malam lalu, berdampak pada kerusakan rumah warga. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng mencatat ada belasan titik bencana yang terjadi. Selain itu sebanyak 5 rumah warga mengalami kerusakan.

 

Catatan BPBD Buleleng, musibah pohon tumbang terjadi di 13 titik. Sebagian besar terjadi di wilayah Kecamatan Sawan dan Kecamatan Kubutambahan. Insiden serupa juga dilaporkan terjadi di Kecamatan Seririt dan Kecamatan Gerokgak.

 

Titik terparah ada di Banjar Dinas Pendem, Desa Alasangker. Di wilayah tersebut ada 4 unit rumah warga yang mengalami kerusakan. Masing-masing rumah milik Putu Malian, 63; rumah milik Putu Narsin, 58; rumah Komang Winten, 45; dan rumah milik Nengah Sukadana, 55. Atap rumah warga-warga itu diterbangkan angin ngelinus.

 

Bukan hanya rumah warga, atap kandang sapi dari program Simantri di Desa Alasangker juga turut diterbangkan angin. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, hanya saja kerusakan atap cukup berat. Karena hampir seluruh atap diterbangkan angin.

 

Selain di Desa Alasangker, angin ngelinus juga merusak rumah Made Budarsana, warga Banjar Dinas Lebah, Desa Sekumpul. Atap rumahnya rusak berat karena tertimpa pohon yang tumbang. Selain itu kandang ayam milik I Gede Neca, warga Sekumpul juga rusak parah.

 

Kepala Pelaksana BPBD Buleleng Putu Ariadi Pribadi mengatakan, kerusakan rumah yang terjadi diakui cukup banyak. Menurutnya laporan yang diterima kemarin, bukan laporan final. “Secara lisan kami menerima laporan lain. Hanya saja datanya belum masuk dari pemerintah desa. Kemungkinan lebih dari 5 rumah ini, kami segera jajagi,” kata Ariadi.

 

Menurutnya hujan dengan curah hujan tinggi yang disertai angin kencang, sangat berpotensi terjadi. Terlebih fenomena La Nina masih akan berlangsung hingga bulan Februari mendatang. Fenomena itu berpotensi menyebabkan peningkatan curah hujan secara signifikan.

 

“Kalau curah hujan semakin tinggi, praktis potensi bencana akan semakin tinggi. Baik itu pohon tumbang, banjir, maupun tanah longsor. Kami himbau masyarakat lebih berhati-hati. Karena sampai bulan Februari mendatang, diprediksi masih akan berlangsung curah hujan tinggi,” tegasnya.

SINGARAJA– Musibah angin kencang diikuti hujan lebat yang terjadi di Buleleng pada Minggu (9/1) malam lalu, berdampak pada kerusakan rumah warga. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng mencatat ada belasan titik bencana yang terjadi. Selain itu sebanyak 5 rumah warga mengalami kerusakan.

 

Catatan BPBD Buleleng, musibah pohon tumbang terjadi di 13 titik. Sebagian besar terjadi di wilayah Kecamatan Sawan dan Kecamatan Kubutambahan. Insiden serupa juga dilaporkan terjadi di Kecamatan Seririt dan Kecamatan Gerokgak.

 

Titik terparah ada di Banjar Dinas Pendem, Desa Alasangker. Di wilayah tersebut ada 4 unit rumah warga yang mengalami kerusakan. Masing-masing rumah milik Putu Malian, 63; rumah milik Putu Narsin, 58; rumah Komang Winten, 45; dan rumah milik Nengah Sukadana, 55. Atap rumah warga-warga itu diterbangkan angin ngelinus.

 

Bukan hanya rumah warga, atap kandang sapi dari program Simantri di Desa Alasangker juga turut diterbangkan angin. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, hanya saja kerusakan atap cukup berat. Karena hampir seluruh atap diterbangkan angin.

 

Selain di Desa Alasangker, angin ngelinus juga merusak rumah Made Budarsana, warga Banjar Dinas Lebah, Desa Sekumpul. Atap rumahnya rusak berat karena tertimpa pohon yang tumbang. Selain itu kandang ayam milik I Gede Neca, warga Sekumpul juga rusak parah.

 

Kepala Pelaksana BPBD Buleleng Putu Ariadi Pribadi mengatakan, kerusakan rumah yang terjadi diakui cukup banyak. Menurutnya laporan yang diterima kemarin, bukan laporan final. “Secara lisan kami menerima laporan lain. Hanya saja datanya belum masuk dari pemerintah desa. Kemungkinan lebih dari 5 rumah ini, kami segera jajagi,” kata Ariadi.

 

Menurutnya hujan dengan curah hujan tinggi yang disertai angin kencang, sangat berpotensi terjadi. Terlebih fenomena La Nina masih akan berlangsung hingga bulan Februari mendatang. Fenomena itu berpotensi menyebabkan peningkatan curah hujan secara signifikan.

 

“Kalau curah hujan semakin tinggi, praktis potensi bencana akan semakin tinggi. Baik itu pohon tumbang, banjir, maupun tanah longsor. Kami himbau masyarakat lebih berhati-hati. Karena sampai bulan Februari mendatang, diprediksi masih akan berlangsung curah hujan tinggi,” tegasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/