31.3 C
Jakarta
19 November 2024, 20:02 PM WIB

Korban Perahu Karam Dilarikan ke Buleleng, Begini Kondisinya Sekarang

SINGARAJA – Tiga orang korban dalam insiden karamnya Perahu Kota Baru di Perairan Desa Saseel, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep, Madura, dilarikan ke Buleleng.

Ketiganya kini dirawat di RSU Kertha Usada Singaraja, karena mengalami penumpukan cairan pada organ dalam.

Kecelakaan laut itu menimpa rombongan santri Pondok Pesantren Abu Hurairah, Pulau Sapeken, pada Kamis (8/3).

Rombongan santri itu hendak menuju Pulau Sepanjang untuk mengikuti safari dakwah. Mereka menumpang Perahu Kota Baru yang dinakhodai Sahrudin.

Perjalanan dari Pulau Sapeken menuju Pulau Sepanjang, normalnya hanya butuh waktu satu jam.

Sayangnya perahu itu mengalami naas dan menyebabkan 34 orang penumpang perahu tenggelam. Empat diantaranya dinyatakan masih hilang.

Dari puluhan penumpang itu, tiga orang diantaranya dirujuk ke RSU Kertha Usada Singaraja.

Mereka adalah Iis Nurjanah, 23, bersama bayinya Azril Basitur yang baru berusia tujuh bulan, serta Hairul Afriadi, 17. Ketiganya warga Desa Sapeken.

Sebenarnya ketiga korban sempat dirawat di Puskesmas Sapeken. Namun karena kondisinya yang mengkhawatirkan, mereka langsung dirujuk ke Buleleng.

Untuk menuju Buleleng, Mereka harus menempuh perjalanan laut selama delapan jam. Ketiganya tiba di Buleleng, Jumat (9/3) malam lalu dan langsung menjalani rawat inap di RSU Kerta Usada Singaraja.

Dari hasil observasi tim medis, pasien rata-rata mengalami penumpukan cairan pada paru-paru. Dua pasien, yakni Iis Nurjanah dan Hairul Afriadi dirawat di ruang rawat inap.

Sementara Azril Basitur harus dirawat di Ruang ICU karena penumpukan air pada lapisan paru-paru.

Sementara itu dokter jaga RSU Kertha Usada, dr. Putu Asti Wulandari mengatakan, saat sampai di rumah sakit pasien dewasa sudah dalam kondisi stabil.

Mereka pun bisa langsung dirawat di ruang perawatan biasa. Dari hasil diagnosis, pasien Iis Nurjanah mengalami penumpukan cairan pada paru serta mengalami trauma, sementara pasien Hairul mengalami gangguan lambung.

Khusus pasien Azril Basitur, diduga mengalami penumpukan air pada lapisan paru. “Pasien bayi kemarin saat sampai di rumah sakit

kondisinya kritis dan sekarang masih dirawat di ICU. Pernafasannya masih harus dibantu dengan alat, karena memang sesak sekali,” jelas Asti.

Hingga siang kemarin, kondisi pasien Iis dan Hairul sudah mulai stabil. Hanya saja mereka masih harus menjalani rawat inap, karena diduga mengalami infeksi akibat air laut.

Selain itu pasien Iis juga mengalami trauma berat, usai mengalami kecelaakan laut itu. 

SINGARAJA – Tiga orang korban dalam insiden karamnya Perahu Kota Baru di Perairan Desa Saseel, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep, Madura, dilarikan ke Buleleng.

Ketiganya kini dirawat di RSU Kertha Usada Singaraja, karena mengalami penumpukan cairan pada organ dalam.

Kecelakaan laut itu menimpa rombongan santri Pondok Pesantren Abu Hurairah, Pulau Sapeken, pada Kamis (8/3).

Rombongan santri itu hendak menuju Pulau Sepanjang untuk mengikuti safari dakwah. Mereka menumpang Perahu Kota Baru yang dinakhodai Sahrudin.

Perjalanan dari Pulau Sapeken menuju Pulau Sepanjang, normalnya hanya butuh waktu satu jam.

Sayangnya perahu itu mengalami naas dan menyebabkan 34 orang penumpang perahu tenggelam. Empat diantaranya dinyatakan masih hilang.

Dari puluhan penumpang itu, tiga orang diantaranya dirujuk ke RSU Kertha Usada Singaraja.

Mereka adalah Iis Nurjanah, 23, bersama bayinya Azril Basitur yang baru berusia tujuh bulan, serta Hairul Afriadi, 17. Ketiganya warga Desa Sapeken.

Sebenarnya ketiga korban sempat dirawat di Puskesmas Sapeken. Namun karena kondisinya yang mengkhawatirkan, mereka langsung dirujuk ke Buleleng.

Untuk menuju Buleleng, Mereka harus menempuh perjalanan laut selama delapan jam. Ketiganya tiba di Buleleng, Jumat (9/3) malam lalu dan langsung menjalani rawat inap di RSU Kerta Usada Singaraja.

Dari hasil observasi tim medis, pasien rata-rata mengalami penumpukan cairan pada paru-paru. Dua pasien, yakni Iis Nurjanah dan Hairul Afriadi dirawat di ruang rawat inap.

Sementara Azril Basitur harus dirawat di Ruang ICU karena penumpukan air pada lapisan paru-paru.

Sementara itu dokter jaga RSU Kertha Usada, dr. Putu Asti Wulandari mengatakan, saat sampai di rumah sakit pasien dewasa sudah dalam kondisi stabil.

Mereka pun bisa langsung dirawat di ruang perawatan biasa. Dari hasil diagnosis, pasien Iis Nurjanah mengalami penumpukan cairan pada paru serta mengalami trauma, sementara pasien Hairul mengalami gangguan lambung.

Khusus pasien Azril Basitur, diduga mengalami penumpukan air pada lapisan paru. “Pasien bayi kemarin saat sampai di rumah sakit

kondisinya kritis dan sekarang masih dirawat di ICU. Pernafasannya masih harus dibantu dengan alat, karena memang sesak sekali,” jelas Asti.

Hingga siang kemarin, kondisi pasien Iis dan Hairul sudah mulai stabil. Hanya saja mereka masih harus menjalani rawat inap, karena diduga mengalami infeksi akibat air laut.

Selain itu pasien Iis juga mengalami trauma berat, usai mengalami kecelaakan laut itu. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/