DENPASAR – Dua perawat RSUP Sanglah Denpasar menjalani perawatan dan pengawasan di ruang isolasi.
Kedua perawat tersebut diisolasi setelah mengalami batuk dan demam.
Lalu bagaimana kondisi terkini dari dua perawat di RS rujukan terbesar di Bali itu?
Direktur Utama RSUP Sanglah Denpasar dr I Wayan Sudana menjelaskan dua kondisi perawat RSUP Sanglah kini masih menjalani perawatan dan pengawasan di ruang isolasi.
Dikatakan, sejak isu virus corona merebak, meski dari hasil uji laboratorium negative, namun jumlah pasien yang dirawat di RSUP Sanglah terus bertambah.
Dikatakan, dari data yang dimiliki RSUP Sanglah Denpasar, tercatat hingga tanggal 12 Maret 2020, ada 12 pasien yang masih dalam pengawasan.
Terus bertambahnya pasien juga membuat RS terus menambah tempat. Tercatat, dari awalnya pihak RS menyediakan empat tempat, kini RSUP Sanglah menambah kembali menjadi 18 tempat
Bahkan selain penambahan tempat, terus bertambahnya pasien suspect corona juga membuat RSUP Sanglah Denpasar juga melakukan penambahan tenaga medis.
“Tentu membutuhkan tenaga ekstra, karena tenaga keperawatan kami cukup terbatas. Dampaknya ada perawat kami yang kecapeannya,” katanya Kamis (12/3).
Sementara itu, terkait dua perawat yang diisolasi, dr Sudana menjelaskan, jika dua perawatnya mengalami kelelahan saat menangani pasien yang diduga Corona di RSUP Sanglah.
Kedua perawat mengalami sakit demam dan batuk. Namun karena memiliki riwayat
di ruang khusus pengawasan pasien diduga Corona, maka dua perawat tersebut hari ini dimasukan dalam ruang pengawasan (isolasi) di RSUP Sanglah.
Selanjutnya, untuk menambah tenaga keperawatan, pihak RSUP Sanglah akan menarik beberapa tenaga keperawatan yang sudah terlatih di PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi).
“Hari ini kami membuat surat ke Dinas provinsi untuk meminta bantuan tenaga. Barang kali ada di rumah sakit lain yang memiliki kompetensi untuk merawat pasien seperti ini,” ujarnya.
Saat ini, imbuh dr Sudana, RSUP Sanglah baru memiliki 20 tenaga keperawatan saja di ruang isolasi.
Adanya keterbatasan tenaga perawat itu, dr Sudana mengaku jika pihaknya saat ini masih membutuhkan 16 orang lagi untuk menghindari kelelahan