28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:00 AM WIB

Atasi Pengangguran, Tabanan akan Ekspor Buruh Pertanian ke Luar Negeri

TABANAN – Pemkab Tabanan berencana mengekspor tenaga kerja ke luar negeri. Khususnya buruh atau pekerja di bidang pertanian. Ini dilakukan sebagai upaya mengurangi jumlah pengangguran di tengah pandemi Covid-19 akibat melemahnya pariwisata di Bali.

 

Salah satunya negara yang membutuhkan banyak petani atau pekerja terampil di bidang pertanian di antaranya Korea Selatan (Korsel). Negara Korea Selatan selama ini membutuhkan tenaga kerja khusus yang terampil di bidang pertanian. Pekerja akan ditempatkan dalam penanaman buah, sayuran hidroponik hingga bidang pertanian lainnya.

 

“Ini kebetulan kami mendapat informasi salah satu negara Korea Selatan yang membutuhkan banyak tenaga kerja bidang pertanian. Dan kami masih jajaki saat ini untuk peluang kerjasama (MoU),” kata Wakil Bupati Tabanan I Made Edi Wirawan ketika mengunjungi UPTD Loka Latihan Kursus (LLK) di Desa Meliling, Kerambitan, Tabanan, 9 Maret lalu.

 

Edi menyebut seperti apa nanti MoU pihaknya belum dapat memastikan. Kemudian berapa lama mereka dipekerjakan dan berapa jumlah pekerja yang dibutuhkan ini pihaknya masih telusuri. Namun yang jelas para tenaga kerja bukan bekerja di perusahaan swasta melainkan dikontrak oleh pemerintah Negara Korea secara langsung yang khusus bekerja disektor pertanian.   

 

“Bahkan gaji yang diperoleh lumayan besar sesuai dengan UMK di negara tersebut dengan kisaran Rp 25-30 juta,” ungkapnya.

 

Adanya peluang untuk mengirim tenaga kerja ke Korea Selatan tersebut, pihaknya mendorong agar UPTD Loka Latihan Kerja (LLK) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tabanan untuk membutuhkan latihan kerja baru yang khusus di bidang pertanian. Karena selama di LLK Tabanan baru ada pelatihan berupa barista kopi, desain busana, tata rias, bengkel, mesin AC dan pengolah hasil pertanian.

 

“Kami ingin LLK Tabanan ada latihan pertanian. Sehingga jika kerjasama tersebut terbangun. Maka betul-betul tenaga kerja yang dikirim memiliki kompetensi. Apalagi menurut saya ini tepat mengatasi jumlah pengangguran di Tabanan dalam situasi pandemi,” ungkapnya.

 

Sementara itu Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tabanan I Putu Santika mengaku sebenarnya program pelatihan pertanian bisa saja dilakukan di LLK Tabanan dan sudah ada. Di mana program ini langsung diberikan pemerintah pusat. Selama ini khusus program pelatihan bidang pertanian masih pada pengolahan hasil pertanian.

 

“Kami peluang kerjasama dengan negara Korea Selatan khusus tenaga kerja bidang pertanian. Kami tinggal meminta mengusulkan ke pusat. Karena LLK Tabanan sudah siap, termasuk pula nanti pengajarnya. Dan ini penting juga untuk mengurangi angka pengangguran yang sudah mencapai belasan ribu,” ungkapnya.

 

Sekedar diketahui kondisi pandemi Covid-19 yang sudah berjalan selama tahun ini membuat para pekerja pariwisata dipaksa untuk berhenti bekerja. Selain pada perusahaan tempat mereka terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Khusus pada Kabupaten angka pengangguran terjadi peningkatan.

 

Dari data yang dihimpun Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Tabanan.  Tercatat angka pengangguran meningkat tajam dari tahun 2019 lalu hanya sebesar 3.527 orang. Kini di tahun 2020 menjadi 11.663 orang. Angka pengangguran meningkat sebesar 30 persen. Bahkan angka pengangguran ini diprediksi bertambah seiring belum terkendalinya kasus Covid-19 dan belum dibukanya bisnis pariwisata di Bali.

TABANAN – Pemkab Tabanan berencana mengekspor tenaga kerja ke luar negeri. Khususnya buruh atau pekerja di bidang pertanian. Ini dilakukan sebagai upaya mengurangi jumlah pengangguran di tengah pandemi Covid-19 akibat melemahnya pariwisata di Bali.

 

Salah satunya negara yang membutuhkan banyak petani atau pekerja terampil di bidang pertanian di antaranya Korea Selatan (Korsel). Negara Korea Selatan selama ini membutuhkan tenaga kerja khusus yang terampil di bidang pertanian. Pekerja akan ditempatkan dalam penanaman buah, sayuran hidroponik hingga bidang pertanian lainnya.

 

“Ini kebetulan kami mendapat informasi salah satu negara Korea Selatan yang membutuhkan banyak tenaga kerja bidang pertanian. Dan kami masih jajaki saat ini untuk peluang kerjasama (MoU),” kata Wakil Bupati Tabanan I Made Edi Wirawan ketika mengunjungi UPTD Loka Latihan Kursus (LLK) di Desa Meliling, Kerambitan, Tabanan, 9 Maret lalu.

 

Edi menyebut seperti apa nanti MoU pihaknya belum dapat memastikan. Kemudian berapa lama mereka dipekerjakan dan berapa jumlah pekerja yang dibutuhkan ini pihaknya masih telusuri. Namun yang jelas para tenaga kerja bukan bekerja di perusahaan swasta melainkan dikontrak oleh pemerintah Negara Korea secara langsung yang khusus bekerja disektor pertanian.   

 

“Bahkan gaji yang diperoleh lumayan besar sesuai dengan UMK di negara tersebut dengan kisaran Rp 25-30 juta,” ungkapnya.

 

Adanya peluang untuk mengirim tenaga kerja ke Korea Selatan tersebut, pihaknya mendorong agar UPTD Loka Latihan Kerja (LLK) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tabanan untuk membutuhkan latihan kerja baru yang khusus di bidang pertanian. Karena selama di LLK Tabanan baru ada pelatihan berupa barista kopi, desain busana, tata rias, bengkel, mesin AC dan pengolah hasil pertanian.

 

“Kami ingin LLK Tabanan ada latihan pertanian. Sehingga jika kerjasama tersebut terbangun. Maka betul-betul tenaga kerja yang dikirim memiliki kompetensi. Apalagi menurut saya ini tepat mengatasi jumlah pengangguran di Tabanan dalam situasi pandemi,” ungkapnya.

 

Sementara itu Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tabanan I Putu Santika mengaku sebenarnya program pelatihan pertanian bisa saja dilakukan di LLK Tabanan dan sudah ada. Di mana program ini langsung diberikan pemerintah pusat. Selama ini khusus program pelatihan bidang pertanian masih pada pengolahan hasil pertanian.

 

“Kami peluang kerjasama dengan negara Korea Selatan khusus tenaga kerja bidang pertanian. Kami tinggal meminta mengusulkan ke pusat. Karena LLK Tabanan sudah siap, termasuk pula nanti pengajarnya. Dan ini penting juga untuk mengurangi angka pengangguran yang sudah mencapai belasan ribu,” ungkapnya.

 

Sekedar diketahui kondisi pandemi Covid-19 yang sudah berjalan selama tahun ini membuat para pekerja pariwisata dipaksa untuk berhenti bekerja. Selain pada perusahaan tempat mereka terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Khusus pada Kabupaten angka pengangguran terjadi peningkatan.

 

Dari data yang dihimpun Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Tabanan.  Tercatat angka pengangguran meningkat tajam dari tahun 2019 lalu hanya sebesar 3.527 orang. Kini di tahun 2020 menjadi 11.663 orang. Angka pengangguran meningkat sebesar 30 persen. Bahkan angka pengangguran ini diprediksi bertambah seiring belum terkendalinya kasus Covid-19 dan belum dibukanya bisnis pariwisata di Bali.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/