SINGARAJA – Kasus pelecehan seksual yang menimpa seorang siswa di salah satu SMP Negeri di Kecamatan Banjar, menyeruak.
Siswi tersebut kini dilaporkan dalam kondisi tertekan, karena merasa trauma pasca tertimpa insiden tersebut.
Insiden itu terjadi pada Jumat (9/2) pekan lalu. Peristiwa berawal saat siswa di sekolah setempat, sebut saja Tomblos, siswa kelas VIII, masuk ke ruang kelas VII, jelang jam pulang sekolah.
Kebetulan saat itu kelas yang dimasuki, sedang ditinggalkan guru. Entah apa yang dilakukan Tomblos di kelas itu, tak jelas.
Belakangan datang seorang guru yang menegur Tomblos, karena ulahnya dianggap mengganggu adik kelasnya yang lain. Saat itu Tomblos sempat pergi.
Namun tak lama kemudian, Tomblos kembali ke ruang kelas VII. Kali ini Tomblos menanyakan siapa yang berani mengadukan dirinya ke guru. Pertanyaan itu disebut dengan nada tinggi dan menantang.
Salah seorang siswi di kelas setempat, sebut saja Mawar, mengaku dirinya yang melaporkan Tomblos pada guru. Jawaban Mawar ternyata memicu kemarahan Tomblos.
Saat itu Tomblos langsung mendorong Mawar sambil meremas payudaranya. Selain itu Tomblos juga disebut mengangkat rok yang dikenakan Mawar.
Aksi itu juga disaksikan teman-teman sekelas Mawar. Orang tua Mawar disebut sudah mengadu ke sekolah. Mereka meminta agar masalah itu bisa diselesaikan oleh pihak sekolah.
“Harus ada efek jera. Paling tidak dia (Tomblos, Red) minta maaf dan janji tidak ulangi kesalahannya. Anak saya sampai trauma tidak mau ke sekolah gara-gara masalah itu,” ujar Komang, ibunda Mawar.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, Gede Suyasa saat dihubungi Senin (12/2) malam, mengaku belum mendengar adanya peristiwa itu.
Pihaknya juga belum mendapat laporan dari sekolah. “Saya belum dengar masalah itu. Coba saya cek dulu ke kepala sekolah, cari tahu masalahnya bagaimana,” ujar Suyasa.