NEGARA – Dampak musim kemarau, tiga desa di Kabupaten Jembrana dipetakan masuk dalam zona kekeringan.
Kebutuhan air bersih diprediksi meningkat, sehingga perlu dilakukan penyaluran air bersih secara gratis pada masyarakat.
Hal tersebut berdasar hasil pemetaan yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana.
Kalaksa BPBD Jembrana I Ketut Eko Susila Artha Permana mengatakan, pada awal musim kemarau sudah melakukan pemetaan daerah yang rawan terjadi krisis air bersih di masyarakat.
Sedikitnya, tiga desa yang rawan terjadi kekeringan hingga krisis air bersih, diantaranya Desa Yehembang, Desa Manistutu, dan Desa Warnasari.
“Kemungkinan akan bertambah, terutama desa yang ada di dataran tinggi,” jelasnya. Mengantisipasi krisis air bersih tersebut, pihaknya sudah menyiapkan armada tangki untuk penyaluran air bersih dari PDAM Tirtha Amerta Jati Jembrana.
Apabila ada warga yang membutuhkan air bersih akan disalurkan secara gratis pada masyarakat. “Warga yang membutuhkan air harus melapor ke desa,
nanti pihak desa yang akan menyampaikan kepada BPBD Jembrana, tidak orang per-orang yang melapor,” ungkapnya.
BPBD Jembrana juga sudah menyediakan tempat penampungan air yang bisa digunakan sewaktu-waktu. Sebanyak lima buah tempat penampungan air yang nantinya
akan diletakkan sementara di wilayah yang kekeringan, sehingga warga bisa mengambil langsung air dari tempat penampungan yang disediakan.
Mantan Camat Pekutatan ini menambahkan, hingga saat ini belum ada permintaan dari desa yang membutuhkan air bersih.
Pihaknya hanya menyalurkan air bersih ke Pura Perapat Agung, Gilimanuk, Senin (8/7) lalu. Pura Perapat Agung kurang persediaan air bersih di untuk kebutuhan kegiatan upacara persembahyangan.