29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 1:21 AM WIB

PVMBG Pastikan Magma Gunung Agung Tak Lari ke Gunung Lain

RadarBali.com – Sudah tiga minggu status Gunung Agung dinyatakan Awas. Namun, Hyang Agung tak juga kunjung meletus.

Ada yang beranggapan magma Gunung Agung lari ke gunung lain, sehingga gunung yang lain naik status, sementara Gunung Agung tidak segera meletus.

Tapi, anggapan tersebut ditepis Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG). “Tidak betul, tiap gunung punya dapur magma masing-masing,” tegas Dr. Devy Kamil Syahbana, Kasubbid Mitigasi Gunungapi Wilayah Timur, kepada Jawa Pos Radar Bali.

Hal senada juga diungkapkan Gede Suartika, Kabid Mitigasi Bencana PVMBG.  Dijelaskan, Gunung Agung memang masuk dalam rangkaian cincin api dunia atau ring of fire.

Sebagaimana gunungapi di Indonesia, Gunung Agung berada di daerah pertemuan lempeng dunia. Gunung Agung satu lingkaran cincin api dengan Filipina, Jepang, Amerika Serikat, Alaska hingga Amerika Selatan.

Lempengan dunia sendiri terdiri dari Eurosia, Indoaustralia dan Pasifik. Nah, Gunung Agung berada pada titik tiga pertemuan tiga lempeng tersebut.

Meski berada satu garis, gunungapi tidak saling berkaitan. “Gunung itu sistemnya individu, tidak berkaitan dengan gunung satu dan yang lainnya. Setiap gunung punya karakter,” terang Gede.

Tipe produk letusan gunungapi terbagi menjadi beberapa jenis. Pertama, bahan lepas kepulan abu pasir dan lontaran material vulkanis.

Kedua, jelas Suantika, produk material letusan mengalir di atas di lereng gunung dengan awan panas. Ketiga yakni berupa produk magma keluar berupa aliran lava dengan kecepatan perlahan turun di lereng.

Kecepatan lava menjadi tinggi bila dalam jumlah besar dan tertarik gravitasi bumi. Lava menuruni daerah sungai atau lembah atau lereng gunung.

Yang paling bahaya adalah aliran awan panas atau wedus gembel. Awan panas Gunung Agung mengarah ke arah barat daya, selatan, tenggara, timur laut dan utara.

“Jangkauan aliran awan panas lebih jauh. Jarak 12 km bisa ditempuh waktu 10 menitan. Lahar dan aliran lava lebih lambat, jangkaunnya sekitar 5km. Yang perlu dijaga dan diwaspadai awan panas,” tukasnya

RadarBali.com – Sudah tiga minggu status Gunung Agung dinyatakan Awas. Namun, Hyang Agung tak juga kunjung meletus.

Ada yang beranggapan magma Gunung Agung lari ke gunung lain, sehingga gunung yang lain naik status, sementara Gunung Agung tidak segera meletus.

Tapi, anggapan tersebut ditepis Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG). “Tidak betul, tiap gunung punya dapur magma masing-masing,” tegas Dr. Devy Kamil Syahbana, Kasubbid Mitigasi Gunungapi Wilayah Timur, kepada Jawa Pos Radar Bali.

Hal senada juga diungkapkan Gede Suartika, Kabid Mitigasi Bencana PVMBG.  Dijelaskan, Gunung Agung memang masuk dalam rangkaian cincin api dunia atau ring of fire.

Sebagaimana gunungapi di Indonesia, Gunung Agung berada di daerah pertemuan lempeng dunia. Gunung Agung satu lingkaran cincin api dengan Filipina, Jepang, Amerika Serikat, Alaska hingga Amerika Selatan.

Lempengan dunia sendiri terdiri dari Eurosia, Indoaustralia dan Pasifik. Nah, Gunung Agung berada pada titik tiga pertemuan tiga lempeng tersebut.

Meski berada satu garis, gunungapi tidak saling berkaitan. “Gunung itu sistemnya individu, tidak berkaitan dengan gunung satu dan yang lainnya. Setiap gunung punya karakter,” terang Gede.

Tipe produk letusan gunungapi terbagi menjadi beberapa jenis. Pertama, bahan lepas kepulan abu pasir dan lontaran material vulkanis.

Kedua, jelas Suantika, produk material letusan mengalir di atas di lereng gunung dengan awan panas. Ketiga yakni berupa produk magma keluar berupa aliran lava dengan kecepatan perlahan turun di lereng.

Kecepatan lava menjadi tinggi bila dalam jumlah besar dan tertarik gravitasi bumi. Lava menuruni daerah sungai atau lembah atau lereng gunung.

Yang paling bahaya adalah aliran awan panas atau wedus gembel. Awan panas Gunung Agung mengarah ke arah barat daya, selatan, tenggara, timur laut dan utara.

“Jangkauan aliran awan panas lebih jauh. Jarak 12 km bisa ditempuh waktu 10 menitan. Lahar dan aliran lava lebih lambat, jangkaunnya sekitar 5km. Yang perlu dijaga dan diwaspadai awan panas,” tukasnya

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/