25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 6:20 AM WIB

Konflik Tanah Duwen Pura Tak Berujung, Muncul Opsi Pindah ke Gerokgak

SINGARAJA – Pemerintah Kabupaten Buleleng menyatakan tak mau mencampuri masalah konflik internal di Desa Adat Kubutambahan terkait rencana pembangunan Bandara Bali Utara.

Masalah yang telah bergulir di kepolisian, diserahkan sepenuhnya pada aparat penegak hukum. Namun pemerintah berharap agar desa adat bisa segera menyelesaikan konflik internal itu.

Bagaimana bila keputusan tak kunjung muncul? Wakil Bupati Buleleng dr Nyoman Sutjidra menyebut pemerintah sudah menyusun beberapa rencana.

Apalagi masalah status tanah itu masih berlarut-larut, pemerintah akan mengambil opsi lain. Salah satunya ialah memindahkan lokasi pembangunan bandara ke wilayah Buleleng Barat.

“Ada opsi seperti itu. Pagi tadi (kemarin) tim teknisnya sudah melakukan survei kok. Supaya sore ini bisa disampaikan hasilnya pada pusat.

Sore ini juga akan ada rapat terkait masalah ini dengan Pak Gubernur. Lebih lanjutnya silakan dengan pak bupati (Agus Suradnyana) nanti setelah rapat dengan pak gubernur, seperti apa kelanjutannya,” tegas Sutjidra.

Sekadar diketahui pembangunan bandara baru di Bali Utara telah mengerucut. Kementerian Perhubungan telah melakukan pra feasibility study.

Bandara Internasional di Bali Utara akan memanfaatkan lahan seluas 400 hektare. Sebanyak 370 hektare diantaranya, akan memanfaatkan lahan milik Desa Adat Kubutambahan.

Saat ini sejumlah perusahaan disebut tertarik dengan rencana pembangunan bandara internasional tersebut.

Namun perusahaan yang terlihat serius adalah konsorsium yang terdiri atas PT. PP (Persero) Tbk, PT. Angkasa Pura I (Persero), dan Perusda Bali.

Dalam rancangan yang diterima Jawa Pos Radar Bali, bandara disebut akan berdiri mulai dari ruas Jalan Kubutambahan-Kintamani, tepatnya di sisi selatan Polsek Kubutambahan.

Bandara akan membentang ke timur hingga wilayah Banjar Dinas Sanih, Desa Bukti. Untuk tahap awal landasan pacu akan memiliki panjang 2.800 meter.

Secara bertahap landasan pacu akan diperjang hingga 3.720 meter, sesuai dengan pertumbuhan jumlah penumpang. Bandara itu dirancang agar pesawat jenis Boeing 737 atau Airbus A330 bisa mendarat di sana. 

SINGARAJA – Pemerintah Kabupaten Buleleng menyatakan tak mau mencampuri masalah konflik internal di Desa Adat Kubutambahan terkait rencana pembangunan Bandara Bali Utara.

Masalah yang telah bergulir di kepolisian, diserahkan sepenuhnya pada aparat penegak hukum. Namun pemerintah berharap agar desa adat bisa segera menyelesaikan konflik internal itu.

Bagaimana bila keputusan tak kunjung muncul? Wakil Bupati Buleleng dr Nyoman Sutjidra menyebut pemerintah sudah menyusun beberapa rencana.

Apalagi masalah status tanah itu masih berlarut-larut, pemerintah akan mengambil opsi lain. Salah satunya ialah memindahkan lokasi pembangunan bandara ke wilayah Buleleng Barat.

“Ada opsi seperti itu. Pagi tadi (kemarin) tim teknisnya sudah melakukan survei kok. Supaya sore ini bisa disampaikan hasilnya pada pusat.

Sore ini juga akan ada rapat terkait masalah ini dengan Pak Gubernur. Lebih lanjutnya silakan dengan pak bupati (Agus Suradnyana) nanti setelah rapat dengan pak gubernur, seperti apa kelanjutannya,” tegas Sutjidra.

Sekadar diketahui pembangunan bandara baru di Bali Utara telah mengerucut. Kementerian Perhubungan telah melakukan pra feasibility study.

Bandara Internasional di Bali Utara akan memanfaatkan lahan seluas 400 hektare. Sebanyak 370 hektare diantaranya, akan memanfaatkan lahan milik Desa Adat Kubutambahan.

Saat ini sejumlah perusahaan disebut tertarik dengan rencana pembangunan bandara internasional tersebut.

Namun perusahaan yang terlihat serius adalah konsorsium yang terdiri atas PT. PP (Persero) Tbk, PT. Angkasa Pura I (Persero), dan Perusda Bali.

Dalam rancangan yang diterima Jawa Pos Radar Bali, bandara disebut akan berdiri mulai dari ruas Jalan Kubutambahan-Kintamani, tepatnya di sisi selatan Polsek Kubutambahan.

Bandara akan membentang ke timur hingga wilayah Banjar Dinas Sanih, Desa Bukti. Untuk tahap awal landasan pacu akan memiliki panjang 2.800 meter.

Secara bertahap landasan pacu akan diperjang hingga 3.720 meter, sesuai dengan pertumbuhan jumlah penumpang. Bandara itu dirancang agar pesawat jenis Boeing 737 atau Airbus A330 bisa mendarat di sana. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/