26.3 C
Jakarta
4 September 2024, 3:16 AM WIB

Kabar Baik, Pasien Covid-19 di RSUD Klungkung Kian Turun Drastis

SEMARAPURA – Jumlah pasien terpapar virus corona (Covid-19) yang dirawat di RSUD Klungkung mengalami penurunan cukup signifikan.

Saat ini jumlah pasien Covid-19 di RSUD Klungkung di bawah 20 pasien. Penurunan itu terjadi lantaran ketatnya penanganan Orang Tanpa Gejala (OTG) sehingga klaster keluarga dapat ditekan.

Direktur RSUD Klungkung dr. I Nyoman Kesuma menuturkan, jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di RSUD Klungkung sebanyak 16 pasien per Rabu lalu (11/11).

Jumlah tersebut jauh menurun dibandingkan bulan-bulan sebelumnya yang rata-rata mencapai 60-70 pasien Covid-19.

“Mulai pertengahan Oktober kasus sudah turun. Jadi yang biasanya 60-70 pasien, di akhir Oktober jadi 30-an pasien. Dan di November, jumlah kasus sudah di bawah 20an pasien,” bebernya.

Menurutnya, penurunan kasus tersebut tidak terlepas dari upaya pemerintah menekan laju penyebaran virus tersebut.

Seperti keputusan untuk mengisolasi para OTG yang sebelumnya di rumah menjadi di hotel. Begitu juga yang bergejala harus dirawat di rumah sakit.

“Dulu kalau isolasi di rumah, ada OTG yang tidak taat dan mereka berpotensi keluar dan menularkan. Di rumah juga mereka tidak diam

di satu ruangan sehingga dapat melakukan kontak dengan anggota keluarga akhirnya anggota keluarga yang kena. jadi banyak klaster keluarga,” katanya.

Meski jumlah pasien Covid-19 menurun, diungkapkannya, hanya satu ruang isolasi saja yang dikembalikan fungsinya.

Sementara tiga ruang lainnya masih diaktifkan sebagai ruang isolasi. Itu lantaran ia melakukan pengelompokan berdasar kebutuhan perawatan pasien Covid-19 tersebut.

Mengingat sekitar 70 persen pasien Covid-19 yang dirawat merupakan lansia dengan penyakit penyerta.

“Untuk pasien suspek dirawat di ruang Kedondong. Untuk suspek dan konfirmasi Covid-19 yang butuh oksigen, kami rawat di gedung isolasi VIP.

Sementara untuk yang tidak butuh oksigen dosis tinggi di ruang isolasi jambu. Yang berat dan kritis di ICU. Ruang isolasi basement kami kembalikan fungsinya sebagai ruang cuci darah,” bebernya.

Lantaran jumlah pasien Covid-19 menurun, perawat RSUD Klungkung yang sebelumnya merawat pasien Covid-19 telah dialihkan untuk merawat pasien non Covid-19.

Sebab jumlah perawat yang direkrut khusus untuk menangani pasien Covid-19 kini telah memadai dengan jumlah pasien Covid-19 yang ada.

“Perawat khusus merawat pasien Covid-19 itu kontraknya sampai bulan Februari 2021,” ujarnya.

Terkait alat Polymerase Chain Reaction (PCR), diungkapkannya akan dilaunching Sabtu (14/11) besok.

Diharapkannya dengan adanya alat itu, penanganan pasien Covid-19 dapat dilakukan lebih cepat dan akurat.

Sebab dengan kapasitas pemeriksaan tes swab sebanyak 94 pemeriksaan per hari, hasil tes swab dapat keluar satu kali 24 jam.

“Kalau sekarang maksimal dua hari baru keluar hasil tes swabnya. Sehingga alat PCR masih kami dibutuhkan walau kasus telah menurun,” tandasnya. 

SEMARAPURA – Jumlah pasien terpapar virus corona (Covid-19) yang dirawat di RSUD Klungkung mengalami penurunan cukup signifikan.

Saat ini jumlah pasien Covid-19 di RSUD Klungkung di bawah 20 pasien. Penurunan itu terjadi lantaran ketatnya penanganan Orang Tanpa Gejala (OTG) sehingga klaster keluarga dapat ditekan.

Direktur RSUD Klungkung dr. I Nyoman Kesuma menuturkan, jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di RSUD Klungkung sebanyak 16 pasien per Rabu lalu (11/11).

Jumlah tersebut jauh menurun dibandingkan bulan-bulan sebelumnya yang rata-rata mencapai 60-70 pasien Covid-19.

“Mulai pertengahan Oktober kasus sudah turun. Jadi yang biasanya 60-70 pasien, di akhir Oktober jadi 30-an pasien. Dan di November, jumlah kasus sudah di bawah 20an pasien,” bebernya.

Menurutnya, penurunan kasus tersebut tidak terlepas dari upaya pemerintah menekan laju penyebaran virus tersebut.

Seperti keputusan untuk mengisolasi para OTG yang sebelumnya di rumah menjadi di hotel. Begitu juga yang bergejala harus dirawat di rumah sakit.

“Dulu kalau isolasi di rumah, ada OTG yang tidak taat dan mereka berpotensi keluar dan menularkan. Di rumah juga mereka tidak diam

di satu ruangan sehingga dapat melakukan kontak dengan anggota keluarga akhirnya anggota keluarga yang kena. jadi banyak klaster keluarga,” katanya.

Meski jumlah pasien Covid-19 menurun, diungkapkannya, hanya satu ruang isolasi saja yang dikembalikan fungsinya.

Sementara tiga ruang lainnya masih diaktifkan sebagai ruang isolasi. Itu lantaran ia melakukan pengelompokan berdasar kebutuhan perawatan pasien Covid-19 tersebut.

Mengingat sekitar 70 persen pasien Covid-19 yang dirawat merupakan lansia dengan penyakit penyerta.

“Untuk pasien suspek dirawat di ruang Kedondong. Untuk suspek dan konfirmasi Covid-19 yang butuh oksigen, kami rawat di gedung isolasi VIP.

Sementara untuk yang tidak butuh oksigen dosis tinggi di ruang isolasi jambu. Yang berat dan kritis di ICU. Ruang isolasi basement kami kembalikan fungsinya sebagai ruang cuci darah,” bebernya.

Lantaran jumlah pasien Covid-19 menurun, perawat RSUD Klungkung yang sebelumnya merawat pasien Covid-19 telah dialihkan untuk merawat pasien non Covid-19.

Sebab jumlah perawat yang direkrut khusus untuk menangani pasien Covid-19 kini telah memadai dengan jumlah pasien Covid-19 yang ada.

“Perawat khusus merawat pasien Covid-19 itu kontraknya sampai bulan Februari 2021,” ujarnya.

Terkait alat Polymerase Chain Reaction (PCR), diungkapkannya akan dilaunching Sabtu (14/11) besok.

Diharapkannya dengan adanya alat itu, penanganan pasien Covid-19 dapat dilakukan lebih cepat dan akurat.

Sebab dengan kapasitas pemeriksaan tes swab sebanyak 94 pemeriksaan per hari, hasil tes swab dapat keluar satu kali 24 jam.

“Kalau sekarang maksimal dua hari baru keluar hasil tes swabnya. Sehingga alat PCR masih kami dibutuhkan walau kasus telah menurun,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/