26.7 C
Jakarta
11 Desember 2024, 3:13 AM WIB

Aneh, Siswa Miskin Palsu Keluar Masuk SMAN 1 Gianyar, Kasek Bilang…

GIANYAR – Kabar adanya siswa memalsukan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) di SMAN 1 Gianyar (Dosman) benar adanya.

Pihak sekolah berjuluk Dosman itu mengakuinya. Siswa itu bahkan sempat dikeluarkan, namun kini kembali diterima.

Kepala SMA Negeri 1 Gianyar, Wayan Sudira Astra, mengaku dari DPRD Bali sempat turun ke sekolahnya mengecek kebenaran surat itu.

Setelah dicocokkan, ternyata siswa itu tergolong mampu. SKTM palsu itu digunakan saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) gelombang pertama.

“Ya, akhirnya ada dua siswa (pengguna SKTM palsu, red) dikeluarkan,” ujar Wayan Sudra Astra kemarin.

Setelah dikeluarkan, pihak sekolah kembali membuka PPDB gelombang kedua sesuai arahan Dinas Pendidikan Provinsi Bali.

Akhirnya, dua siswa pemalsu SKTM kembali mendaftar lewat jalur biasa. Mereka kembali diterima dan sekolah di Dosman.

“Ini kan keputusan dari provinsi, untuk menampung siswa yang tercecer (dari PPDB sebelumnya, red),” ujarnya.

Sementara itu, Kepala UPT SMA/SMK Dinas Pendidikan Provinsi Bali di Gianyar,  I Wayan Adi Sucita, mengakui terjadi sejumlah kekeliruan yang terjadi pada PPDB tahun ini.

Pihaknya berjanji akan mengevaluasi, untuk menyempurnakan PPDB selanjutnya. “Tahun depan PPDB akan diperketat,” tegasnya.

Akan tetapi, disinggung terkait siswa menggunakan SKTM palsu pada PPDB tahun ini, Wayan Sucita mengaku belum mengecek secara detail.

“Memang ada informasi demikian, tapi belum saya cek detailnya,” kelitnya.

Sebelumnya, Ketua Komisi IV DPRD Bali, Nyoman Parta, melihat beberapa masalah dalam penerimaan siswa baru, khususnya di Dosman yang dikenal sebagai sekolah unggulan Gianyar.

Salah satunya memanipulasi data miskin. “Mereka yang mengambil kuota untuk siswa miskin ini sangat tega,” keluh Parta saat memantau sekolah-sekolah di Gianyar.

Akibat masalah itu, kuota PPDB jalur tidak mampu ini terganggu. Menurut politisi asal Kecamatan Sukawati  Gianyar itu, siswa kaya semestinya tidak menyerobot jalur miskin.

Semestinya, kata Parta, siswa kaya ini sekolah di SMA swasta yang bertaraf internasional. “Mereka punya uang yang cukup, tapi malah menggunakan SKTM, sehingga mengalah sekolah untuk warga yang miskin asli,” tukasnya.

GIANYAR – Kabar adanya siswa memalsukan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) di SMAN 1 Gianyar (Dosman) benar adanya.

Pihak sekolah berjuluk Dosman itu mengakuinya. Siswa itu bahkan sempat dikeluarkan, namun kini kembali diterima.

Kepala SMA Negeri 1 Gianyar, Wayan Sudira Astra, mengaku dari DPRD Bali sempat turun ke sekolahnya mengecek kebenaran surat itu.

Setelah dicocokkan, ternyata siswa itu tergolong mampu. SKTM palsu itu digunakan saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) gelombang pertama.

“Ya, akhirnya ada dua siswa (pengguna SKTM palsu, red) dikeluarkan,” ujar Wayan Sudra Astra kemarin.

Setelah dikeluarkan, pihak sekolah kembali membuka PPDB gelombang kedua sesuai arahan Dinas Pendidikan Provinsi Bali.

Akhirnya, dua siswa pemalsu SKTM kembali mendaftar lewat jalur biasa. Mereka kembali diterima dan sekolah di Dosman.

“Ini kan keputusan dari provinsi, untuk menampung siswa yang tercecer (dari PPDB sebelumnya, red),” ujarnya.

Sementara itu, Kepala UPT SMA/SMK Dinas Pendidikan Provinsi Bali di Gianyar,  I Wayan Adi Sucita, mengakui terjadi sejumlah kekeliruan yang terjadi pada PPDB tahun ini.

Pihaknya berjanji akan mengevaluasi, untuk menyempurnakan PPDB selanjutnya. “Tahun depan PPDB akan diperketat,” tegasnya.

Akan tetapi, disinggung terkait siswa menggunakan SKTM palsu pada PPDB tahun ini, Wayan Sucita mengaku belum mengecek secara detail.

“Memang ada informasi demikian, tapi belum saya cek detailnya,” kelitnya.

Sebelumnya, Ketua Komisi IV DPRD Bali, Nyoman Parta, melihat beberapa masalah dalam penerimaan siswa baru, khususnya di Dosman yang dikenal sebagai sekolah unggulan Gianyar.

Salah satunya memanipulasi data miskin. “Mereka yang mengambil kuota untuk siswa miskin ini sangat tega,” keluh Parta saat memantau sekolah-sekolah di Gianyar.

Akibat masalah itu, kuota PPDB jalur tidak mampu ini terganggu. Menurut politisi asal Kecamatan Sukawati  Gianyar itu, siswa kaya semestinya tidak menyerobot jalur miskin.

Semestinya, kata Parta, siswa kaya ini sekolah di SMA swasta yang bertaraf internasional. “Mereka punya uang yang cukup, tapi malah menggunakan SKTM, sehingga mengalah sekolah untuk warga yang miskin asli,” tukasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/