NEGARA – Seorang aparat sipil Negara (ASN) mengaku tertipu Kapolres Jembrana gadungan yang menghubunginya melalui telepon.
Korban mengalami kerugian uang sebesar Rp 30 juta dan baru menyadari menjadi korban penipuan setelah mengonfirmasi langsung ke Polres Jembrana.
Menurut informasi, korban yang merupakan kepala seksi di salah satu organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan
Pemkab Jembrana dihubungi melalui handphone oleh seorang laki-laki yang mengaku sebagai Kapolres Jembrana AKBP I Ketut Gede Adi Wibawa.
Karena mengaku sebagai Kapolres Jembrana yang baru dan membutuhkan bantuan sejumlah uang langsung disanggupi.
Namun, Kapolres gadungan yang menghubungi melalui sambungan telepon tersebut tidak mau ditemui secara langsung.
Permintaan uang yang diminta harus ditransfer melalui rekening yang dikirim oleh penelpon. “Korban seperti dihipnotis, langsung menuruti semua permintaan penelpon,” ujar sumber.
Setelah mengirim uang tersebut, korban mendatangi Polres Jembrana untuk konfirmasi mengenai kebenaran permintaan Kapolres baru.
Setelah mendapat kepastian dari anggota Polres Jembrana, korban baru menyadari sudah menjadi korban penipuan.
Kasubbag Humas Polres Jembrana Iptu Made Kerta Buana Alit saat dikonfirmasi mengatakan, laporan dugaan penipuan atas nama Kapolres Jembrana tersebut masih akan dikonfirmasi pada fungsi yang menangani.
“Nanti saya tanyakan dulu ke reskrim, saya belum dapat Infonya,” jelasnya. Menurutnya, beberapa waktu lalu sempat ada salah
pejabat yang menghubungi menanyakan mengenai nomor kapolres, karena ada oknum yang mengaku kapolres dan meminta sejumlah uang.
“Kalau ada yang menghubungi lewat telepon dan meminta-minta begitu, jangan dipercaya. Pasti penipuan,” tegasnya.
Pihaknya memastikan, Kapolres Jembrana yang menjabat belum sebulan ini dipastikan tidak menghubungi siapapun untuk meminta sejumlah uang.
Karena itu mengimbau pada masyarakat Jembrana untuk berhati-hati, tidak mudah percaya jika ada yang mengaku Kapolres Jembrana dan meminta-minta.
“Lebih baik datang ke Polres untuk konfirmasi sebelum menjadi korban penipuan,” tegasnya. Penipuan dengan mengatasnamakan pejabat tersebut sudah sering terjadi, terutama saat pergantian pimpinan.
Pejabat pemerintahan atau pengusaha dihubungi oleh pelaku yang mengaku sebagai kapolres atau pimpinan di lingkungan kepolisian dengan tujuan meminta sejumlah uang.
“Kami pastikan itu penipuan kalau sampai mengaku kapolres dan minta-minta uang. Jangan mudah dipercaya,” tegasnya.