27.1 C
Jakarta
22 November 2024, 1:50 AM WIB

Payah…Sebulan, Sopir Trans Serasi Belum Dibayar

RadarBali.com – Pemkab Tabanan menambah layanan Trans Serasi  untuk mengangkut siswa SMP di Tabanan. Yakni untuk siswa di wilayah Marga, Baturiti dam Pupuan.

Namun, di tengah launching tambahan layanan tersebut, ternyata para sopir belum mendapat bayaran dari Pemkab Tabanan sejak sebulan ini.

“Sudah berjalan sejak 14 Oktober (2017). Sudah sebulan. Tapi belum dibayar,” aku Wayan Suarka, 45, salah satu sopir Trans Serasi di sela launching di Lapangan Baturiti, Senin (13/11).

Karena dana belum cair, kata Suarka, maka dia beserta sopir lainnya menalangi lebih dulu biaya operasional Trans Serasi.

Kata dia, setiap hari setidaknya butuh Rp 50 ribu untuk solar. Belum biaya perawatan dan lainnya. “Karena dana belum cair, kami pakai uang sendiri dulu,” jelas Suarka.

Suarka juga mengaku belum paham berapa dana yang akan didapat dari Trans Serasi. Yang dia dengar dapat sekitar Rp180 ribu sekali narik pergi-pulang.

Meski demikian, kata dia, ini tergantung jumlah siswa yang diangkut, dan jarak antara sekolah dengan tempat tinggal siswa.

Pun terkait periode pembayaran, Suarka berharap kalau bisa jangan terlalu lama. “Kalau bisa minimal seminggu sekali. Karena kami kan butuh uang untuk solar, juga untuk makan,” terangnya.

Suarka mengatakan, sebelum direkrut dalam Trans Serasi, sebetulnya dia sudah mengangkut siswa di Baturiti. Kata dia, per siswa bayar Rp7000 pergi-pulang.

Dengan daya angkut sekitar 25 siswa, maka dia biasa dapat Rp175 ribu sekali narik PP. Dengan ikut Trans Serasi, dia mengaku sebetulnya yang didapat hampir sama.

“Sebetulnya sama saja. Karena sebelumnya saya sudah angkut siswa. Bedanya, dulu siswa bayar sendiri, sekarang gratis karena dibayar pemerintah,” pungkasnya.

Kepala Dinas Perhubungan Tabanan Made Agus Harta Wighuna dalam laporan saat launching menjelaskan, dengan memperluas cakupan Trans Serasi di tahun 2017, maka Pemkab Tabanan telah melayani siswa di tujuh, dari 10 kecamatan di Tabanan.

Armada Trans Serasi pun bertambah menjadi 143 unit, berupa 80 unit angkot, 60 bus kecil, dan 3 bus sedang. Anggaran yang disiapkan untuk operasional Trans Serasi pun sudah mencapai Rp 7,5 miliar.

“Sekarang jadi 143 armada,” terang Agus dalam launching yang dihadiri Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti dan sejumlah pejabat, sopir, dan siswa.

Dengan adanya Trans Serasi ini, Agus menyebut terjadi penurunan angka kecelakaan lalu lintas yang melibatkan siswa di Tabanan.

Rinciannya, tahun 2014 sebanyak 23, tahun 2015 ada 13, than 2016 sebanyak dua kejadian. “Tahun 2017 sampai November nol insiden,” kata Agus.

Meski Agus menyebut tahun 2017 tidak ada insiden lakalantas yang melibatkan siswa, dalam catatan Radar Bali, ternyata tidak demikian.

Yang terbaru adalah kematian siswa SMP bernama Ni Gusti Ayu Putu Ratna Dewi, 13, setelah mengalami kecelakaan lalu lintas saat berangkat sekolah di Selemadeg Barat, 18 September 2017 pagi lalu.

Siswa asal Banjar Yeh Bakung, Desa Lalanglinggah, ini tewas setelah terlibat kecelakaan di jalur Denpasar-Gilimanuk.

Ketika akan dikonfirmasi terkait pembayaran sopir Trans Serasi, Agus tidak bisa dihubungi. Ketika ditelepon, dia tidak mengangkat ponselnya.

Sementara itu Bupati Eka menyatakan akan terus mendukung program ini. Dia berencana agar Trans Serasi bisa melayani seluruh siswa SMP di seluruh Kabupaten Tabanan.

“Kalau SMP sudah selesai, nanti SMA kita garap,” kata Eka.  Beberapa siswa SMPN 1 Baturiti mengaku sangat terbantu dengan adanya Trans Serasi.

Namun, menurut I Putu Gde Bayu Indra Wahyudi, 13, siswa asal  Banjar Juwuk Legi, Desa Batunya, Baturiti, belum semua siswa di banjarnya terangkut Trans Serasi.

“Di banjar saya ada dua anak yang ndak dapat. Karena udah penuh,” kata Bayu, siswa kelas VIII SMPN 1 Baturiti ini.

RadarBali.com – Pemkab Tabanan menambah layanan Trans Serasi  untuk mengangkut siswa SMP di Tabanan. Yakni untuk siswa di wilayah Marga, Baturiti dam Pupuan.

Namun, di tengah launching tambahan layanan tersebut, ternyata para sopir belum mendapat bayaran dari Pemkab Tabanan sejak sebulan ini.

“Sudah berjalan sejak 14 Oktober (2017). Sudah sebulan. Tapi belum dibayar,” aku Wayan Suarka, 45, salah satu sopir Trans Serasi di sela launching di Lapangan Baturiti, Senin (13/11).

Karena dana belum cair, kata Suarka, maka dia beserta sopir lainnya menalangi lebih dulu biaya operasional Trans Serasi.

Kata dia, setiap hari setidaknya butuh Rp 50 ribu untuk solar. Belum biaya perawatan dan lainnya. “Karena dana belum cair, kami pakai uang sendiri dulu,” jelas Suarka.

Suarka juga mengaku belum paham berapa dana yang akan didapat dari Trans Serasi. Yang dia dengar dapat sekitar Rp180 ribu sekali narik pergi-pulang.

Meski demikian, kata dia, ini tergantung jumlah siswa yang diangkut, dan jarak antara sekolah dengan tempat tinggal siswa.

Pun terkait periode pembayaran, Suarka berharap kalau bisa jangan terlalu lama. “Kalau bisa minimal seminggu sekali. Karena kami kan butuh uang untuk solar, juga untuk makan,” terangnya.

Suarka mengatakan, sebelum direkrut dalam Trans Serasi, sebetulnya dia sudah mengangkut siswa di Baturiti. Kata dia, per siswa bayar Rp7000 pergi-pulang.

Dengan daya angkut sekitar 25 siswa, maka dia biasa dapat Rp175 ribu sekali narik PP. Dengan ikut Trans Serasi, dia mengaku sebetulnya yang didapat hampir sama.

“Sebetulnya sama saja. Karena sebelumnya saya sudah angkut siswa. Bedanya, dulu siswa bayar sendiri, sekarang gratis karena dibayar pemerintah,” pungkasnya.

Kepala Dinas Perhubungan Tabanan Made Agus Harta Wighuna dalam laporan saat launching menjelaskan, dengan memperluas cakupan Trans Serasi di tahun 2017, maka Pemkab Tabanan telah melayani siswa di tujuh, dari 10 kecamatan di Tabanan.

Armada Trans Serasi pun bertambah menjadi 143 unit, berupa 80 unit angkot, 60 bus kecil, dan 3 bus sedang. Anggaran yang disiapkan untuk operasional Trans Serasi pun sudah mencapai Rp 7,5 miliar.

“Sekarang jadi 143 armada,” terang Agus dalam launching yang dihadiri Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti dan sejumlah pejabat, sopir, dan siswa.

Dengan adanya Trans Serasi ini, Agus menyebut terjadi penurunan angka kecelakaan lalu lintas yang melibatkan siswa di Tabanan.

Rinciannya, tahun 2014 sebanyak 23, tahun 2015 ada 13, than 2016 sebanyak dua kejadian. “Tahun 2017 sampai November nol insiden,” kata Agus.

Meski Agus menyebut tahun 2017 tidak ada insiden lakalantas yang melibatkan siswa, dalam catatan Radar Bali, ternyata tidak demikian.

Yang terbaru adalah kematian siswa SMP bernama Ni Gusti Ayu Putu Ratna Dewi, 13, setelah mengalami kecelakaan lalu lintas saat berangkat sekolah di Selemadeg Barat, 18 September 2017 pagi lalu.

Siswa asal Banjar Yeh Bakung, Desa Lalanglinggah, ini tewas setelah terlibat kecelakaan di jalur Denpasar-Gilimanuk.

Ketika akan dikonfirmasi terkait pembayaran sopir Trans Serasi, Agus tidak bisa dihubungi. Ketika ditelepon, dia tidak mengangkat ponselnya.

Sementara itu Bupati Eka menyatakan akan terus mendukung program ini. Dia berencana agar Trans Serasi bisa melayani seluruh siswa SMP di seluruh Kabupaten Tabanan.

“Kalau SMP sudah selesai, nanti SMA kita garap,” kata Eka.  Beberapa siswa SMPN 1 Baturiti mengaku sangat terbantu dengan adanya Trans Serasi.

Namun, menurut I Putu Gde Bayu Indra Wahyudi, 13, siswa asal  Banjar Juwuk Legi, Desa Batunya, Baturiti, belum semua siswa di banjarnya terangkut Trans Serasi.

“Di banjar saya ada dua anak yang ndak dapat. Karena udah penuh,” kata Bayu, siswa kelas VIII SMPN 1 Baturiti ini.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/