SINGARAJA – Pemkab Buleleng benar-benar ngebet mendapatkan dokter spesialis anestesi.
Gagal mendapat bantuan dokter spesialis dari Kementerian Kesehatan, kini pemerintah mendekati Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (FK Unud).
Wakil Bupati Buleleng dr. Nyoman Sutjidra turun tangan melakukan lobi-lobi ke FK Unud. Kini pemerintah memang sangat getol mengincar dokter spesialis anestesi.
Sebab dua rumah sakit pratama di Buleleng, belum memiliki dokter tersebut. Sehingga kesulitan melakukan prosedur operasi pada para pasien.
Konsekuensinya, sejumlah dokter anestesi di RSUD Buleleng diperbantukan ke RS Pratama. Apabila kewalahan, maka pasien akan dirujuk ke RSUD Buleleng demi mendapatkan prosedur operasi.
Setelah melakukan lobi-lobi ke FK Unud, rencananya akan ada dokter spesialis anestesi yang ditugaskan ke Buleleng.
Masing-masing rumah sakit akan mendapat bantuan dua orang spesialis anestesi. Harapannya dokter-dokter itu sudah bisa bertugas pada 2019 mendatang.
Kini pemerintah hanya tinggal merampungkan proses MoU dengan Bagian/SMF Anestesi FK Unud-RS Sanglah Denpasar.
“Rencananya ada chief residen yang tugas di Buleleng. Mereka akan ditugaskan di RS Pratama Tangguwisia maupun RS Pratama Giri Emas.
Jadi pelayanan di RS Pratama bisa lebih optimal. Dokter bedah dan dokter spesialis kandungan juga sudah siap mengambil tindakan di sana, selama dokter anestesi ini ada,” kata Wabup Sutjidra.
Rencananya dokter-dokter itu akan bertugas dalam rentang waktu pendek, antara dua hingga tiga bulan.
Wabup Sutjidra juga menjamin mereka yang bertugas adalah dokter yang profesional, bukan dokter yang sedang berlatih.
“Statusnya itu chief residen. Status pendidikannya memang belum tamat, tapi tinggal dikukuhkan saja. Mereka itu sudah bisa mengambil keputusan,” tegas Sutjidra.
Selama bertugas di Buleleng, pemerintah akan menyediakan fasilitas berupa pemondokan hingga sarana transportasi. Sementara untuk jasa pelayanan akan dikoordinasikan lebih lanjut dengan Bagian Anestesi FK Unud.