25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 7:32 AM WIB

Hindari Bandara Baru Sepi, Kaji Bangun Jalur Kereta dan Jalan Raya

SINGARAJA – Rencana pembangunan Bandara Buleleng kian dimatangkan. Rabu hari ini, para pihak yang terlibat pembangunan Bandara Bali Utara dipanggil Kemenhub RI.

“Fokus pertemuan lebih banyak membahas penetapan titik yang lebih pasti. Jadi ini sudah lebih pada perkara teknis. Kalau kebijakan itu sudah selesai beberapa bulan lalu,” kata Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana.

Bupati Agus menambahkan, selagi menunggu penerbitan izin penetapan lokasi, pemerintah masih membahas moda transportasi yang mendukung akses menuju Bandara Bali Utara.

“Jangan sampai bandara jadi, tapi akses pendukungnya tidak ada. Kami akan kaji aksesnya, apakah jalan raya, kereta api, atau monorail. Sehingga bisa saling mendukung keberadaan bandara,” tukas Agus.

Sekadar diketahui, tim teknis dari Kementerian Perhubungan, sudah sempat melakukan evaluasi lokasi di Desa Bukti dan Kubutambahan. Evaluasi itu dilakukan pada 5 September lalu.

Rencananya Bandara Internasional di Bali Utara akan memanfaatkan lahan seluas 400 hektare. Sebanyak 370 hektare di antaranya, akan memanfaatkan lahan milik Desa Adat Kubutambahan.

Saat ini sejumlah perusahaan disebut tertarik dengan rencana pembangunan bandara internasionla tersebut.

Namun perusahaan yang terlihat serius adalah konsorsium yang terdiri atas PT. PP (Persero) Tbk, PT. Angkasa Pura I (Persero), dan Perusda Bali. 

SINGARAJA – Rencana pembangunan Bandara Buleleng kian dimatangkan. Rabu hari ini, para pihak yang terlibat pembangunan Bandara Bali Utara dipanggil Kemenhub RI.

“Fokus pertemuan lebih banyak membahas penetapan titik yang lebih pasti. Jadi ini sudah lebih pada perkara teknis. Kalau kebijakan itu sudah selesai beberapa bulan lalu,” kata Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana.

Bupati Agus menambahkan, selagi menunggu penerbitan izin penetapan lokasi, pemerintah masih membahas moda transportasi yang mendukung akses menuju Bandara Bali Utara.

“Jangan sampai bandara jadi, tapi akses pendukungnya tidak ada. Kami akan kaji aksesnya, apakah jalan raya, kereta api, atau monorail. Sehingga bisa saling mendukung keberadaan bandara,” tukas Agus.

Sekadar diketahui, tim teknis dari Kementerian Perhubungan, sudah sempat melakukan evaluasi lokasi di Desa Bukti dan Kubutambahan. Evaluasi itu dilakukan pada 5 September lalu.

Rencananya Bandara Internasional di Bali Utara akan memanfaatkan lahan seluas 400 hektare. Sebanyak 370 hektare di antaranya, akan memanfaatkan lahan milik Desa Adat Kubutambahan.

Saat ini sejumlah perusahaan disebut tertarik dengan rencana pembangunan bandara internasionla tersebut.

Namun perusahaan yang terlihat serius adalah konsorsium yang terdiri atas PT. PP (Persero) Tbk, PT. Angkasa Pura I (Persero), dan Perusda Bali. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/