27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 7:52 AM WIB

Tekan Lantas, Kabupaten Tabanan Layani 7.775 Siswa per Hari

SERATUSAN unit angkot Trans Serasi yang melayani pelajar di semua kecamatan di Tabanan diluncurkan kali pertama pada 7 April 2014 silam.

Hingga kini, tercatat tak kurang 80 unit angkot, 60 unit bus kecil, dan 3 unit bus besar melayani sedikitnya 46 trayek di Tabanan.

Misi utama program ini, di samping memudahkan para pelajar menjangkau sekolahnya masing-masing adalah untuk menekan angka kecelakaan lalu-lintas (lakalantas) di kalangan pelajar.

Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti mengatakan, program yang digulirkan Pemkab Tabanan ini diharapkan menyentuh langsung kepentingan rakyat.

 ’’Selama ini para siswa kami mengendarai kendaraan ke sekolah, padahal mereka masih rata-rata di bawah umur. Mudah-mudahan angkot Trans Serasi yang kami luncurkan bisa menjawab persoalan transportasi  utamanya di kalangan pelajar di Tabanan,’’ ungkap Eka Wiryastuti.

Di awal program angkot Trans Serasi ini melayani 634 siswa tiga sekolah; SMP 1, SMP 2, dan SMP 3 Tabanan. Siswa penumpang dikenakan tarif normal Rp 3000 per siswa.

Dalam perkembangannya, jumlah armada Trans Serasi terus bertambah. Dengan adanya tambahan bantuan armada dari Kementerian Perhubungan RI sebanyak tiga unit bus, jangkauan layanan Trans Serasi makin meluas.

Data Dishubkominfo Kabupaten Tabanan, dengan total 80 unit angkot, 60 unit bus kecil, dan tiga unit bus sedang, saat ini Trans Serasi sudah mampu menjangkau 46 trayek di tujuh kecamatan di Tabanan.

Terakhir, Trans Serasi juga mulai melayani trayek di wilayah perdesaan seperti di Kecamatan Marga, Baturiti, dan Pupuan. Per hari, Trans Serasi diperkirakan melayani sedikitnya 7.775 siswa.

Sebagai salah satu bukti efektifnya program transportasi Trans Serasi ini adalah kembali menggeliatnya aktivitas transportasi publik di Tabanan. Dari sisi keamanan berkendara, angka lakalantas yang melibatkan kalangan pelajar juga mengalami penurunan.

Tercatat, sejak digulirkannya program ini 2014 silam, angka lakalantas pelajar dari 23 kasus, turun pada 2015 jadi 13 kasus, dan terus menurun di tahun 2016 yang hanya dua kasus. Dalam 2017 hingga bulan November lalu, jumlah lakalantas nol kasus.

SERATUSAN unit angkot Trans Serasi yang melayani pelajar di semua kecamatan di Tabanan diluncurkan kali pertama pada 7 April 2014 silam.

Hingga kini, tercatat tak kurang 80 unit angkot, 60 unit bus kecil, dan 3 unit bus besar melayani sedikitnya 46 trayek di Tabanan.

Misi utama program ini, di samping memudahkan para pelajar menjangkau sekolahnya masing-masing adalah untuk menekan angka kecelakaan lalu-lintas (lakalantas) di kalangan pelajar.

Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti mengatakan, program yang digulirkan Pemkab Tabanan ini diharapkan menyentuh langsung kepentingan rakyat.

 ’’Selama ini para siswa kami mengendarai kendaraan ke sekolah, padahal mereka masih rata-rata di bawah umur. Mudah-mudahan angkot Trans Serasi yang kami luncurkan bisa menjawab persoalan transportasi  utamanya di kalangan pelajar di Tabanan,’’ ungkap Eka Wiryastuti.

Di awal program angkot Trans Serasi ini melayani 634 siswa tiga sekolah; SMP 1, SMP 2, dan SMP 3 Tabanan. Siswa penumpang dikenakan tarif normal Rp 3000 per siswa.

Dalam perkembangannya, jumlah armada Trans Serasi terus bertambah. Dengan adanya tambahan bantuan armada dari Kementerian Perhubungan RI sebanyak tiga unit bus, jangkauan layanan Trans Serasi makin meluas.

Data Dishubkominfo Kabupaten Tabanan, dengan total 80 unit angkot, 60 unit bus kecil, dan tiga unit bus sedang, saat ini Trans Serasi sudah mampu menjangkau 46 trayek di tujuh kecamatan di Tabanan.

Terakhir, Trans Serasi juga mulai melayani trayek di wilayah perdesaan seperti di Kecamatan Marga, Baturiti, dan Pupuan. Per hari, Trans Serasi diperkirakan melayani sedikitnya 7.775 siswa.

Sebagai salah satu bukti efektifnya program transportasi Trans Serasi ini adalah kembali menggeliatnya aktivitas transportasi publik di Tabanan. Dari sisi keamanan berkendara, angka lakalantas yang melibatkan kalangan pelajar juga mengalami penurunan.

Tercatat, sejak digulirkannya program ini 2014 silam, angka lakalantas pelajar dari 23 kasus, turun pada 2015 jadi 13 kasus, dan terus menurun di tahun 2016 yang hanya dua kasus. Dalam 2017 hingga bulan November lalu, jumlah lakalantas nol kasus.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/