27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 6:40 AM WIB

Kantor Bupati Dihiasi Burung Langka, Begini Kata Bupati Mahayastra

GIANYAR – Sepasang burung merak hijau menghiasi halaman belakang Kantor Bupati Gianyar. Burung merak itu tiba di sangkar kantor bupati, kemarin.

Bupati Gianyar Made Mahayastra mengaku membeli dua ekor burung merak itu menggunakan kantong pribadi.

“Beli pakai uang pribadi. Beli sama masyarakat yang pelihara sebelumnya,” ujar Bupati Made Mahayastra kemarin.

Sebelum membeli merak, pihaknya membuat sangkar burung berukuran besar. Kemudian, dua merak tiba di Kantor Bupati.

Ditanya soal harga merak, dia enggan membeberkan. “Rahasia tidak boleh dibilang, kata penjualnya,” terangnya.

Lantaran burung yang dipelihara tergolong satwa dilindungi, maka ada syarat yang harus dipenuhi. “Surat sertifikatnya sudah ada,” jelasnya.

Namun, untuk pelengkap, masih ada surat tambahan. Itu sedang diurus. “Ada surat lagi satu yang masih diurus di BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Bali. Masih dalam proses,” terangnya.

Pemilihan merak, lanjut dia, karena merak punya filosofi. Selain memberikan aura positif di kantor bupati, juga sebagai lambang kebaikan dan kebijaksanaan.

“Bulu burung sebuah lambang kebaikan dan kebijaksanaan dan kantor juga biar kelihatan hidup dan menarik untuk didatangi oleh pegawai disamping hobi baru,” pungkasnya.

GIANYAR – Sepasang burung merak hijau menghiasi halaman belakang Kantor Bupati Gianyar. Burung merak itu tiba di sangkar kantor bupati, kemarin.

Bupati Gianyar Made Mahayastra mengaku membeli dua ekor burung merak itu menggunakan kantong pribadi.

“Beli pakai uang pribadi. Beli sama masyarakat yang pelihara sebelumnya,” ujar Bupati Made Mahayastra kemarin.

Sebelum membeli merak, pihaknya membuat sangkar burung berukuran besar. Kemudian, dua merak tiba di Kantor Bupati.

Ditanya soal harga merak, dia enggan membeberkan. “Rahasia tidak boleh dibilang, kata penjualnya,” terangnya.

Lantaran burung yang dipelihara tergolong satwa dilindungi, maka ada syarat yang harus dipenuhi. “Surat sertifikatnya sudah ada,” jelasnya.

Namun, untuk pelengkap, masih ada surat tambahan. Itu sedang diurus. “Ada surat lagi satu yang masih diurus di BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Bali. Masih dalam proses,” terangnya.

Pemilihan merak, lanjut dia, karena merak punya filosofi. Selain memberikan aura positif di kantor bupati, juga sebagai lambang kebaikan dan kebijaksanaan.

“Bulu burung sebuah lambang kebaikan dan kebijaksanaan dan kantor juga biar kelihatan hidup dan menarik untuk didatangi oleh pegawai disamping hobi baru,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/