29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 3:12 AM WIB

Duh, Sejumlah Pekerja Migran di Buleleng Tolak Jalani “Rapid Test”

SINGARAJA – Sejumlah pekerja migran yang menjalani karantina di Kabupaten Buleleng, dikabarkan menolak menjalani rapid test dan pemeriksaan kesehatan.

Padahal, Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 telah menyiapkan tim medis, yang bertugas melakukan pengecekan kesehatan berkala pada para pekerja migran yang jalani karantina.

Kondisi itu diakui Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Buleleng Gede Suyasa.

Menurutnya peristiwa itu terjadi pada Minggu (19/4) pagi di salah satu hotel yang disiapkan pemerintah. Saat itu tim medis sudah datang, namun tak ada yang datang menjalani pemeriksaan kesehatan.

Gugus Tugas lantas meminta para pekerja migran yang menjalani karantina, mengikuti protokol karantina Covid-19.

Sebab penanggulangan penyakit ini juga memerlukan partisipasi dari masyarakat. Bukan hanya dibebankan pada pemerintah di sana.

“Kami sudah seharian menunggu tidak ada yang periksa. Tim sudah di sana. Tapi, tidak bersedia dilakukan pemeriksaan. Kami akan rapatkan masalah ini

nanti malam (Minggu malam, Red), dengan melibatkan pihak keamanan juga,” kata Suyasa melalui telekonferensi.

Menurutnya, para pekerja migran sebaiknya melakukan pemeriksaan secara berkala. Sehingga saat ada gejala yang muncul, tim medis bisa melakukan penanganan secepat mungkin.

“Kalau dicek kesehatannya tiap hari kan bagus. Malah bisa dipantau. Apakah sehat atau ada gejala,” imbuhnya.

Sekadar diketahui, hingga kemarin tercatat ada 313 orang pekerja migran yang telah menjalani karantina di sejumlah penginapan.

Dari 313 orang itu, sebanyak 71 orang diantaranya memilih fasilitas yang disediakan desa. Baik itu rumah kost maupun sekolah.

Hingga kini sudah ada 44 hotel dan penginapan dengan kapasitas 589 kamar yang menyatakan diri siap menampung para pekerja migran itu. 

NB: Pemasangan foto proses pemindahan pekerja migran di Kecamatan Seririt yang dipasang redaksi sebelumnya tidak mewakili isi berita ada penolakan pekerja migran melakukan rapid test. Agar tidak menimbulkan polemik dan salah tafsir, redaksi memutuskan mengganti foto sebelumnya dengan foto Sekretaris Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Buleleng Gede Suyasa. Mohon maaf kepada masyarakat Seririt yang tidak berkenan dengan pemasangan foto sebelumnya.

SINGARAJA – Sejumlah pekerja migran yang menjalani karantina di Kabupaten Buleleng, dikabarkan menolak menjalani rapid test dan pemeriksaan kesehatan.

Padahal, Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 telah menyiapkan tim medis, yang bertugas melakukan pengecekan kesehatan berkala pada para pekerja migran yang jalani karantina.

Kondisi itu diakui Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Buleleng Gede Suyasa.

Menurutnya peristiwa itu terjadi pada Minggu (19/4) pagi di salah satu hotel yang disiapkan pemerintah. Saat itu tim medis sudah datang, namun tak ada yang datang menjalani pemeriksaan kesehatan.

Gugus Tugas lantas meminta para pekerja migran yang menjalani karantina, mengikuti protokol karantina Covid-19.

Sebab penanggulangan penyakit ini juga memerlukan partisipasi dari masyarakat. Bukan hanya dibebankan pada pemerintah di sana.

“Kami sudah seharian menunggu tidak ada yang periksa. Tim sudah di sana. Tapi, tidak bersedia dilakukan pemeriksaan. Kami akan rapatkan masalah ini

nanti malam (Minggu malam, Red), dengan melibatkan pihak keamanan juga,” kata Suyasa melalui telekonferensi.

Menurutnya, para pekerja migran sebaiknya melakukan pemeriksaan secara berkala. Sehingga saat ada gejala yang muncul, tim medis bisa melakukan penanganan secepat mungkin.

“Kalau dicek kesehatannya tiap hari kan bagus. Malah bisa dipantau. Apakah sehat atau ada gejala,” imbuhnya.

Sekadar diketahui, hingga kemarin tercatat ada 313 orang pekerja migran yang telah menjalani karantina di sejumlah penginapan.

Dari 313 orang itu, sebanyak 71 orang diantaranya memilih fasilitas yang disediakan desa. Baik itu rumah kost maupun sekolah.

Hingga kini sudah ada 44 hotel dan penginapan dengan kapasitas 589 kamar yang menyatakan diri siap menampung para pekerja migran itu. 

NB: Pemasangan foto proses pemindahan pekerja migran di Kecamatan Seririt yang dipasang redaksi sebelumnya tidak mewakili isi berita ada penolakan pekerja migran melakukan rapid test. Agar tidak menimbulkan polemik dan salah tafsir, redaksi memutuskan mengganti foto sebelumnya dengan foto Sekretaris Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Buleleng Gede Suyasa. Mohon maaf kepada masyarakat Seririt yang tidak berkenan dengan pemasangan foto sebelumnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/