33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 13:55 PM WIB

Astungkara… Dadong Resik Akhirnya Huni Panti Jompo

RadarBali.com – Putu Resik, 85, akhirnya resmi menghuni panti jompo. Putri kandung tunggal dari maestro Gde Manik itu, diserahkan ke Panti Sosial Tresna Wreda Jara Mara Pati di Desa Kaliasem, siang kemarin.

Resik diantar oleh sepupunya, Ketut Partia, 62, yang merawat Resik sejak lima tahun terakhir. Resik dijemput Kasi Lansia Dinas Sosial Buleleng Niken Puji Astuti.

Selanjutnya dia diantar ke Panti Jompo Jara Mara Pati menggunakan mobil Komunitas Sahabat Hati.

Kedatangan Resik di panti sudah ditunggu Kepala Dinas Sosial Buleleng Gede Komang dan Koordinator Panti Jompo Jara Mara Pati, Nyoman Wijaksa.

Begitu sampai di Panti Jompo, keluarga langsung menyerahkan sejumlah barang yang dibawa dari rumah.

Seperti pakaian hingga kursi roda yang baru diterima Resik pekan lalu. Seluruh perlengkapan itu akan disimpan oleh pengelola panti.

Saat tiba di Panti Jompo, Resik tak bisa menyembunyikan rasa sedihnya. Ia sempat menangis ketika harus berpisah dengan keluarganya.

Namun di sisi lain, Resik merasa lega karena dia akan memiliki teman untuk diajak mengobrol. Saat berpamitan dengan keluarga, dia sempat berteriak “Hidup Gde Manik”.

Sebelum masuk bangsal, dia sempat metembang di depan bangsal. Berbagai gending dia nyanyikan untuk menghibur diri.

Untuk tahap awal, Resik akan ditempatkan di bangsal isolasi, bersama sepuluh orang penghuni bangsal lainnya. Biasanya penghuni bangsal ini adalah lansia yang memiliki penyakit menahun.

Resik dianggap memiliki penyakit menahun, karena kedua kakinya sudah lumpuh. Selama di bangsal ini, dia akan mendapat perhatian khusus dari pengelola panti.

Kepala Dinas Sosial Buleleng Gede Komang mengatakan, pemerintah berusaha memenuhi permintaan Resik yang ingin tinggal di Panti Jompo.

Meski selama ini sudah dirawat oleh Ketut Partia, Resik terkesan hidup terlantar. Dia tidak mendapat perawatan semestinya, karena Partai juga sibuk bekerja sebagai buruh.

Resik sering merangkak di tepi jalan raya, hingga membahayakan diri sendiri.

“Pihak keluarga sudah menyerahkan pada pemerintah, dan kami berusaha memenuhi apa yang menjadi keinginan Dadong Resik. Hari ini kami serahkan kepada panti sesuai keinginan Dadong Resik. Untuk selanjutnya, pemerintah yang bertanggungjawab,” kata Gede Komang.

Koordinator Panti Sosial Tresna Wreda Jara Mara Pati Ketut Wijaksa mengatakan, Putu Resik sengaja ditempatkan di Bangsal Isolasi berdasarkan sejumlah pertimbangan. Salah satunya kondisi Resik yang kini lumpuh.

“Nanti di Bangsal Isolasi itu ada yang merawat dan mengawasi selama 24 jam, termasuk kesehatannya juga diawasi penuh. Setiap pagi ada yang mendampingi mengajak jalan-jalan. Kami rawat sepenuh hati, apalagi beliau ini putri dari maestro Gde Manik,” kata Wijaksa.

Seperti diberitakan sebelumnya, Putu Resik, 85, putri kandung tunggal seniman kaawitan asal Buleleng, Gde Manik, hidup terlantar di Banjar Dinas Kauh Luan, Desa Jagaraga, Kecamatan Sawan.

Dia ditampung sepupunya, Ketut Partia, yang sehari-hari bekerja sebagai buruh selip. Sehari-hari Resik hanya bisa merangkak, karena kakinya lumpuh.

Dia lantas meminta pemerintah agar memfasilitasi ia tinggal di Panti Jompo. Kondisi Putu Resik pun menjadi ironi dari nama besar orang tuanya.

Nama Gde Manik begitu terkenal sebagai seorang seniman karawitan gong kebyar asal Buleleng. meski nama orang tuanya tersohor, kini Resik hidup dalam kondisi memprihatinkan dan terpaksa tinggal di Panti Jompo.

RadarBali.com – Putu Resik, 85, akhirnya resmi menghuni panti jompo. Putri kandung tunggal dari maestro Gde Manik itu, diserahkan ke Panti Sosial Tresna Wreda Jara Mara Pati di Desa Kaliasem, siang kemarin.

Resik diantar oleh sepupunya, Ketut Partia, 62, yang merawat Resik sejak lima tahun terakhir. Resik dijemput Kasi Lansia Dinas Sosial Buleleng Niken Puji Astuti.

Selanjutnya dia diantar ke Panti Jompo Jara Mara Pati menggunakan mobil Komunitas Sahabat Hati.

Kedatangan Resik di panti sudah ditunggu Kepala Dinas Sosial Buleleng Gede Komang dan Koordinator Panti Jompo Jara Mara Pati, Nyoman Wijaksa.

Begitu sampai di Panti Jompo, keluarga langsung menyerahkan sejumlah barang yang dibawa dari rumah.

Seperti pakaian hingga kursi roda yang baru diterima Resik pekan lalu. Seluruh perlengkapan itu akan disimpan oleh pengelola panti.

Saat tiba di Panti Jompo, Resik tak bisa menyembunyikan rasa sedihnya. Ia sempat menangis ketika harus berpisah dengan keluarganya.

Namun di sisi lain, Resik merasa lega karena dia akan memiliki teman untuk diajak mengobrol. Saat berpamitan dengan keluarga, dia sempat berteriak “Hidup Gde Manik”.

Sebelum masuk bangsal, dia sempat metembang di depan bangsal. Berbagai gending dia nyanyikan untuk menghibur diri.

Untuk tahap awal, Resik akan ditempatkan di bangsal isolasi, bersama sepuluh orang penghuni bangsal lainnya. Biasanya penghuni bangsal ini adalah lansia yang memiliki penyakit menahun.

Resik dianggap memiliki penyakit menahun, karena kedua kakinya sudah lumpuh. Selama di bangsal ini, dia akan mendapat perhatian khusus dari pengelola panti.

Kepala Dinas Sosial Buleleng Gede Komang mengatakan, pemerintah berusaha memenuhi permintaan Resik yang ingin tinggal di Panti Jompo.

Meski selama ini sudah dirawat oleh Ketut Partia, Resik terkesan hidup terlantar. Dia tidak mendapat perawatan semestinya, karena Partai juga sibuk bekerja sebagai buruh.

Resik sering merangkak di tepi jalan raya, hingga membahayakan diri sendiri.

“Pihak keluarga sudah menyerahkan pada pemerintah, dan kami berusaha memenuhi apa yang menjadi keinginan Dadong Resik. Hari ini kami serahkan kepada panti sesuai keinginan Dadong Resik. Untuk selanjutnya, pemerintah yang bertanggungjawab,” kata Gede Komang.

Koordinator Panti Sosial Tresna Wreda Jara Mara Pati Ketut Wijaksa mengatakan, Putu Resik sengaja ditempatkan di Bangsal Isolasi berdasarkan sejumlah pertimbangan. Salah satunya kondisi Resik yang kini lumpuh.

“Nanti di Bangsal Isolasi itu ada yang merawat dan mengawasi selama 24 jam, termasuk kesehatannya juga diawasi penuh. Setiap pagi ada yang mendampingi mengajak jalan-jalan. Kami rawat sepenuh hati, apalagi beliau ini putri dari maestro Gde Manik,” kata Wijaksa.

Seperti diberitakan sebelumnya, Putu Resik, 85, putri kandung tunggal seniman kaawitan asal Buleleng, Gde Manik, hidup terlantar di Banjar Dinas Kauh Luan, Desa Jagaraga, Kecamatan Sawan.

Dia ditampung sepupunya, Ketut Partia, yang sehari-hari bekerja sebagai buruh selip. Sehari-hari Resik hanya bisa merangkak, karena kakinya lumpuh.

Dia lantas meminta pemerintah agar memfasilitasi ia tinggal di Panti Jompo. Kondisi Putu Resik pun menjadi ironi dari nama besar orang tuanya.

Nama Gde Manik begitu terkenal sebagai seorang seniman karawitan gong kebyar asal Buleleng. meski nama orang tuanya tersohor, kini Resik hidup dalam kondisi memprihatinkan dan terpaksa tinggal di Panti Jompo.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/