SINGARAJA – Kodim 1609/Buleleng mengerahkan sedikitnya 150 orang personil untuk menangani peristiwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Buleleng.
Personil-personil itu diminta siaga 24 jam. Mereka dikerahkan sewaktu-waktu, apabila kebakaran hutan mulai menjalar. Jika gagal padamkan kebakaran, siap-siap dicopot dari jabatannya.
Ya, sejak sepekan terakhir, karhutla makin sering terjadi di Buleleng. Pada Sabtu (12/10) lalu misalnya, karhutla terjadi di perbatasan antara Kecamatan Tejakula dan Kecamatan Kubutambahan.
Dampaknya 10 kepala keluarga di Banjar Dinas Bayad, Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, sempat diungsikan.
Sejumlah situs seperti Pura Melaka di Desa Sembiran, Pura Beji dan Pura Pucak Bukit Sinunggal di Desa Tajun, juga nyaris dilahap api.
Beruntung api berhasil dipadamkan pada pukul 10.00 Minggu (13/10) lalu. Pada Minggu (13/10) malam, karhutla juga kembali terjadi di kawasan Pucak Landep.
Kawasan ini merupakan perbatasan antara Desa Wanagiri, Desa Panji, Desa Panji Anom, dan Desa Tegallinggah.
Komandan Kodim 1609/Buleleng Lektol Inf Verdy de Irawan mengatakan, dirinya telah meminta Bintara Pembina Desa (Babinsa) di masing-masing wilayah memantau kondisi hutan dan lahan.
Apabila terjadi kebakaran, mereka harus segera melaporkan hal itu pada Koramil dan Kodim. “Kami sudah bentuk satuan tugas untuk tangani ini. Kami siagakan 150 orang personil untuk menangani.
Sementara mereka stand by di Makodim. Jadi siap bergerak kapan saja. Belum lagi bantuan dari rekan-rekan di Batalyon Raider,” kata Verdy.
Apabila karhutla makin meluas, pasukan yang ada di Batalyon Raider 900/SBW akan dikerahkan membantu proses pemadaman. Sehingga kebakaran tak meluas ke arah pemukiman.
Khusus karhutla yang terjadi di Pucak Landep, Letkol Inf Verdy mengatakan TNI telah mengerahkan 10 orang personil untuk memadamkan api.
Mereka sudah melakukan pemadaman sejak pukul 22.00 Minggu (13/10) malam lalu. “Sudah bisa dikendalikan, hanya tinggal asap kecil saja. Sudah semalam personil kami melakukan penanganan,” imbuhnya.
Ia pun menegaskan TNI akan berusaha semaksimal mungkin menangani karhutla. “Instruksi presiden itu jelas. Kalau tidak bisa mengendalikan, resikonya dicopot dari jabatan,” tegas Verdy.