32.7 C
Jakarta
22 November 2024, 16:19 PM WIB

Abrasi Pantai Pebuahan Kian Parah, Ratusan Meter Pipa PDAM Rusak

NEGARA – Abrasi Pantai Pebuahan, Desa Banyubiru, Jembrana, memicu banyak kerusakan infrastruktur. Tidak terkecuali pipa air dari PDAM.

Tercatat, sudah empat kali perbaikan pipa utama rusak karena tergerus abrasi dengan biaya puluhan juta rupiah. Namun perbaikan yang sudah dilakukan masih terancam rusak lagi karena abrasi semakin menjadi.

Direktur PDAM Tirta Amertha Jati Jembrana Ida Bagus Kertha Negara mengatakan, abrasi yang menggerus daratan di pantai Pebuahan membuat kerusakan pipa PDAM yang menyalurkan air kepada warga.

“Agar pelayanan air tidak terganggu, setiap ada kerusakan sudah kami perbaiki,” ujar Ida Bagus Kertha Negara.

Sejak abrasi mengikis habis daratan, sudah empat kali melakukan perbaikan dan pemindahan pipa. Pertama memindah pipa 96 meter dengan biaya Rp 14 juta.

Kemudian muncul kerusakan tidak jauh dari lokasi pertama sepanjang 104  meter hingga menelan biaya Rp 17,4 juta.

Ditambah tahun 2020 ini, sudah dua kali perbaikan pipa 102 meter dengan biaya Rp 9.6 juta dan perbaikan pipa 48 meter dengan biaya Rp 5 juta.

“Totalnya 390 meter pipa rusak karena abrasi. Bianyanya juga mencapai Rp 48 juta,” terangnya. Padahal, dari segi jumlah pelanggan, hanya sekitar 70 rumah tangga menjadi pelanggan PDAM di sepanjang Pantai Pebuahan.

Jika rata-rata setiap bulan membayar Rp 50 ribu, maka setiap bulan hanya Rp 3,5 juta. Sedangkan perawatan jaringan air membutuhkan dana lebih banyak.

Menurutnya, kerusakan pipa PDAM karena abrasi ini baru terjadi sekitar 5 tahun terakhir. Karena sebelumnya, pada tahun 2009 awal pemasangan jaringan pipa PDAM tepat di sebelah selatan jalan desa jaraknya sekitar 150 meter dari garis pantai.

Artinya, pada saat itu sangat jauh dari pantai, tetapi saat ini jalan desa sudah habis dan pipa air PDAM harus dipindah ke lokasi yang sementara lebih aman.

Menurutnya, untuk memindahkan lagi pipa air PDAM ke tempat lebih aman terkendala tanah. Tepat di utara jalan yang sebagian sudah rusak merupakan tanah piribadi, sehingga tidak bisa memasang pipa.

Opsi alternatif lain memindahkan pipa mengikuti jalan desa, tetapi biayanya yang dihabiskan pasti sangat besar. “Akan lebih mahal lagi biayanya kalau harus memindah pipa,” ungkapnya. 

NEGARA – Abrasi Pantai Pebuahan, Desa Banyubiru, Jembrana, memicu banyak kerusakan infrastruktur. Tidak terkecuali pipa air dari PDAM.

Tercatat, sudah empat kali perbaikan pipa utama rusak karena tergerus abrasi dengan biaya puluhan juta rupiah. Namun perbaikan yang sudah dilakukan masih terancam rusak lagi karena abrasi semakin menjadi.

Direktur PDAM Tirta Amertha Jati Jembrana Ida Bagus Kertha Negara mengatakan, abrasi yang menggerus daratan di pantai Pebuahan membuat kerusakan pipa PDAM yang menyalurkan air kepada warga.

“Agar pelayanan air tidak terganggu, setiap ada kerusakan sudah kami perbaiki,” ujar Ida Bagus Kertha Negara.

Sejak abrasi mengikis habis daratan, sudah empat kali melakukan perbaikan dan pemindahan pipa. Pertama memindah pipa 96 meter dengan biaya Rp 14 juta.

Kemudian muncul kerusakan tidak jauh dari lokasi pertama sepanjang 104  meter hingga menelan biaya Rp 17,4 juta.

Ditambah tahun 2020 ini, sudah dua kali perbaikan pipa 102 meter dengan biaya Rp 9.6 juta dan perbaikan pipa 48 meter dengan biaya Rp 5 juta.

“Totalnya 390 meter pipa rusak karena abrasi. Bianyanya juga mencapai Rp 48 juta,” terangnya. Padahal, dari segi jumlah pelanggan, hanya sekitar 70 rumah tangga menjadi pelanggan PDAM di sepanjang Pantai Pebuahan.

Jika rata-rata setiap bulan membayar Rp 50 ribu, maka setiap bulan hanya Rp 3,5 juta. Sedangkan perawatan jaringan air membutuhkan dana lebih banyak.

Menurutnya, kerusakan pipa PDAM karena abrasi ini baru terjadi sekitar 5 tahun terakhir. Karena sebelumnya, pada tahun 2009 awal pemasangan jaringan pipa PDAM tepat di sebelah selatan jalan desa jaraknya sekitar 150 meter dari garis pantai.

Artinya, pada saat itu sangat jauh dari pantai, tetapi saat ini jalan desa sudah habis dan pipa air PDAM harus dipindah ke lokasi yang sementara lebih aman.

Menurutnya, untuk memindahkan lagi pipa air PDAM ke tempat lebih aman terkendala tanah. Tepat di utara jalan yang sebagian sudah rusak merupakan tanah piribadi, sehingga tidak bisa memasang pipa.

Opsi alternatif lain memindahkan pipa mengikuti jalan desa, tetapi biayanya yang dihabiskan pasti sangat besar. “Akan lebih mahal lagi biayanya kalau harus memindah pipa,” ungkapnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/