RadarBali.com – Cuaca buruk yang terjadi di Selat Bali, Rabu (15/11) sore membuat penyebrangan lintas Jawa – Bali tersendat.
Bahkan, akibat hujan deras dan angin kencang salah satu kapal yang melayani penyebrangan di selat Bai hanyut dan kandas.
Pantuan Jawa Pos Radar Bali di pelabuhan Gilimanuk, awan mulai terjadi sejak sekitar pukul 15.00. Sekitar pukul 15.30, hujan deras turun disertai angin kencang yang membuat cuaca diselat Bali gelap.
Gelapnya cuaca dan hujan deras membuat jarak pandang nahkoda terbatas. Kondisi cuaca seperti itu sangat berbahaya bagi pelayaran karena kapal bisa bersenggolan atau salah mengambil haluan sehingga hanyut.
Melihat cuaca seperti itu Unit Pelaksana Pelabahun (UPP) atau Syahbandar baik di Ketapang maupun Gilimanuk, sepakat untuk menutup sementara penyebrangan.
Penutupan dilakukan mulai pukul 15.45. Setelah penyeberangan ditutup, kapal yang sedang berlayar diminta merapat ke pelabuhan terdekat atau mencari tempat mengapung yang aman.
Beruntung penguna jasa penyebrangan saat penutupan dilakukan jumlahnya sedikit sehingga tidak terjadi antrean.
Saat penyeberangan ditutup, Kapal Motor Penumpang (KMP Pelangi Nusantara yang baru berlayar dari dermaga Movile Bridge I pelabuhan Gilimanuk, hanyut ke arah utara.
KMP yang memuat puluhan penumpang dan beberapa kendaraan itu hanyut karena terbawa arus dan dorongan angin kencang lalu kandas di perairan dangkal dekat Pura Perapat Agung sekitar pukul 15.30.
“Kapal kandas karena hanyut akibat dorongan angin kencang saat hujan deras turun,” ujar Ketut Budiasa, salah satu penumpang KMP Pelangi.
Setelah cukup lama kapal yang di nahkodai Mr Nuhung kandas, ABK kemudian berusaha mengurangi beban dengan membuang air tawar di kapal serta memundurkan kendaraan yang dimuat.
Upaya itu membuahkan hasil. Kapal bisa melakukan olah gerak dan lepas dari kandas sekitar pukul 14.30. Setelah KM Pelangi Nusantara kandas lalu melanjutkan pelayaran ke pelabuhan Ketapang.
Sementara itu, pasca KMP Pelangi lepas dari kandas, cuaca hujan dan angin kencang mulai mereda dan penyeberangan dibuka kembali sekitar pukul 16.45.
“Penyeberangan ditunda sementara oleh Syahbandar karena cuaca buruk yang membuat jarak pandang nahkoda terbatas. Setelahs ekitar satu jam pukul 16.45 penyebrangan kembali dibuka,” ujar Heru Wahono manajer usaha PT ASDP Indonesia Ferry unit pelabuhan Gilimanuk.
Heru juga membenarkan kalau KMP Pelangi Nusantara sempat kandas karena terdorong angin dan arus yang kencang. Namun kapal tersebut berhasil lepas dari kandas tanpa harus dilakukan evakuasi penumpang.
Kepala TU UPP atau Syahbandar Gilimanuk Ni Komang Yuliani juga mengatakan penundaan penyeberangan akibat angin kencang dan hujan lebat sehingga membuat selat Bali gelap dan mengakibatkan jarak pandang nahkoda kapal sangat terbatas.
“Cuaca gelap sekali sehingga sangat membahayakan pelayaran kapal sehingga kami menutup penyebranga,” jelasnya