27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 8:29 AM WIB

Polisi Belum Terima Laporan, Korban Penipuan Ungkap Fakta Baru

NEGARA – Seorang aparat sipil Negara (ASN) mengaku tertipu Kapolres Jembrana gadungan yang menghubunginya melalui telepon.

Korban mengalami kerugian uang sebesar Rp 30 juta dan baru menyadari menjadi korban penipuan setelah mengonfirmasi langsung ke Polres Jembrana.

Kasus ini sendiri menjadi atensi kepolisian Polres Jembrana. Meski begitu, Polres Jembrana memastikan sampai saat ini tidak mendapat laporan resmi mengenai kasus penipuan yang mencatut nama sang kapolres.

Kasatreskrim Polres Jembrana AKP Yogie Pramagita menegaskan, meski tidak ada laporan resmi, pihaknya telah melakukan penelusuran mengenai dugaan kasus penipuan tersebut.

“Kami tidak menerima laporan resmi,” tegas AKP Yogie Pramagita. Karena pihak korban tidak membuat laporan resmi, pihak kepolisian sulit melakukan penyelidikan untuk mengungkap pelaku penipuan yang mencatut nama pejabat kepolisian tersebut.

Seperti diketahui, seorang warga mengaku dihubungi seseoang yang mengaku sebagai Kapolres Jembrana dan meminta sejumlah uang.

Ternyata setelah ditelusuri, penelpon tersebut bukan kapolres yang baru diganti, sehingga dipastikan modus penipuan yang menggunakan modus mencatut nama pejabat seperti yang telah terjadi sebelumnya.

Mengenai kasus dugaan penipuan ini pihak korban justru membuat keterangan mengejutkan. Berdasar penelusuran, korban yang sebelumnya

mengaku mengalami kerugian puluhan juta, meralat karena salah memberi informasi mengenai dugaan penipuan yang dialami.

Korban yang sebelumnya mengaku mengirim sejumlah uang, ternyata belum mentransfer uang karena lebih dulu konfirmasi kepada pihak kepolisian.

Diduga korban mengaku panik saat dihubungi penelpon. Setelah ditelusuri, ternyata modus penipuan mencatut nama pejabat sudah sering terjadi sehingga mengurungkan niat untuk mentransfer.

Padahal saat itu dia sudah hampir mengirim uang. Karena tidak ingin ada korban lain yang dihubungi pelaku yang mencatut nama pejabat Polres Jembrana tersebut,

bermaksud untuk memberikan peringatan pada masyarakat agar berhati-hati dengan modus penipuan mencatut nama pejabat.

“Waktu itu panik, sebenarnya belum mentransfer,” ungkap sang korban yang enggan namanya dimediakan.

Dia meminta maaf karena sudah menghubungi media untuk memberitakan dan memberikan keterangan seakan-akan sudah terjadi penipuan padahal belum transfer.

“Tujuan saya biar jadi perhatian agar tidak ditanggapi jika ada yang menghubungi dengan mencatut nama pejabat. Apalagi meminta minta, karena itu pasti penipuan,” tegasnya. 

NEGARA – Seorang aparat sipil Negara (ASN) mengaku tertipu Kapolres Jembrana gadungan yang menghubunginya melalui telepon.

Korban mengalami kerugian uang sebesar Rp 30 juta dan baru menyadari menjadi korban penipuan setelah mengonfirmasi langsung ke Polres Jembrana.

Kasus ini sendiri menjadi atensi kepolisian Polres Jembrana. Meski begitu, Polres Jembrana memastikan sampai saat ini tidak mendapat laporan resmi mengenai kasus penipuan yang mencatut nama sang kapolres.

Kasatreskrim Polres Jembrana AKP Yogie Pramagita menegaskan, meski tidak ada laporan resmi, pihaknya telah melakukan penelusuran mengenai dugaan kasus penipuan tersebut.

“Kami tidak menerima laporan resmi,” tegas AKP Yogie Pramagita. Karena pihak korban tidak membuat laporan resmi, pihak kepolisian sulit melakukan penyelidikan untuk mengungkap pelaku penipuan yang mencatut nama pejabat kepolisian tersebut.

Seperti diketahui, seorang warga mengaku dihubungi seseoang yang mengaku sebagai Kapolres Jembrana dan meminta sejumlah uang.

Ternyata setelah ditelusuri, penelpon tersebut bukan kapolres yang baru diganti, sehingga dipastikan modus penipuan yang menggunakan modus mencatut nama pejabat seperti yang telah terjadi sebelumnya.

Mengenai kasus dugaan penipuan ini pihak korban justru membuat keterangan mengejutkan. Berdasar penelusuran, korban yang sebelumnya

mengaku mengalami kerugian puluhan juta, meralat karena salah memberi informasi mengenai dugaan penipuan yang dialami.

Korban yang sebelumnya mengaku mengirim sejumlah uang, ternyata belum mentransfer uang karena lebih dulu konfirmasi kepada pihak kepolisian.

Diduga korban mengaku panik saat dihubungi penelpon. Setelah ditelusuri, ternyata modus penipuan mencatut nama pejabat sudah sering terjadi sehingga mengurungkan niat untuk mentransfer.

Padahal saat itu dia sudah hampir mengirim uang. Karena tidak ingin ada korban lain yang dihubungi pelaku yang mencatut nama pejabat Polres Jembrana tersebut,

bermaksud untuk memberikan peringatan pada masyarakat agar berhati-hati dengan modus penipuan mencatut nama pejabat.

“Waktu itu panik, sebenarnya belum mentransfer,” ungkap sang korban yang enggan namanya dimediakan.

Dia meminta maaf karena sudah menghubungi media untuk memberitakan dan memberikan keterangan seakan-akan sudah terjadi penipuan padahal belum transfer.

“Tujuan saya biar jadi perhatian agar tidak ditanggapi jika ada yang menghubungi dengan mencatut nama pejabat. Apalagi meminta minta, karena itu pasti penipuan,” tegasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/