28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 6:06 AM WIB

Produksi Padi dengan Pupuk Organik TOSS Meningkat, Petani pun Berminat

SEMARAPURA – Meski penggunakan pupuk organic dari Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) Center Klungkung untuk tanaman padi masih sebatas uji coba, petani di Klungkung mulai tertarik. Namun, syaratnya gratis.

 

Kepala Dinas Pertanian Klungkung, Ida Bagus Gede Juanida, Sabtu (20/3), petani mulai tertarik setelah penggunaan pupuk osaki dan curah produksi TOSS Center pertumbuhan padi berangsung normal. Bahkan, hasilnya lumayan memuskan.

 

“Itu terlihat dari pertanyaan para petani setempat yang menanyakan kapan mereka akan diberikan pupuk organik tersebut,” kata Juanida.

 

Apalagi, laanjut dia, Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta berencana memberikan pupuk tersebut secara gratis kepada para petani sehingga semakin besar ketertarikan para petani untuk menggunakan pupuk organik produksi TOSS Center.

 

“Dan kami harus pastikan terlebih dulu kemampuan TOSS Center dalam memproduksi pupuk. Karena kebutuhan pupuk organik untuk satu hektare lahan jauh lebih besar ketimbang menggunakan pupuk kimia,” ujarnya.

 

Lebih lanjut diungkapkannya, petani di Klungkung sebenarnya sangat ingin memanfaatkan pupuk organik. Hanya saja karena selama ini bentuk bantuan pemerintah berupa subsidi, sehingga para petani harus membayar sekitar Rp 900 per kg pupuk organik.

 

Jika dibandingkan dengan pupuk kimia yang disubsidi pemerintah, memang biaya yang dikeluarkan untuk pupuk kimia per kg lebih besar. Hanya saja jumlah pupuk organik yang dibutuhkan untuk satu hektare lahan jauh lebih besar dibandingkan dengan menggunakan pupuk kimia.

 

“Sehingga bila dijumlahkan, biaya operasional jika menggunakan pupuk organik justru akan lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk kimia. Kalau diberikan secara gratis, tentunya petani tertarik menggunakan pupuk organik,” tandasnya.

 

 

Dari hasil uji coba, dia menyebutkan, hasil sampel yang telah dilakukan, produktivitas gabah dengan menggunakan pupuk produksi TOSS Center lebih besar dibandingkan dengan pupuk kimia atau urea.

 

Adapun pada Petak I dengan menggunakan pupuk osaki di lahan seluas 6,51 are diungkapkannya, peningkatan produktivitasnya yang terjadi sebesar 26,35 persen dibandingkan dengan Petak IV yang menggunakan pupuk urea di lahan seluas 8 hektare.

 

Kemudian Petak II dengan pupuk osaki seluas 6,51 are peningkatannya 37,41 persen. Dan Petak III dengan pupuk curah peningkatannya 20,71 persen.

 

“Berdasarkan sampel yang kami ambil, Petak I diperkirakan menghasilkan 85,92 kuintal gabah per hektare. Petak II menghasilkan 93,44 kuintal gabah per hektare, Petak III menghasilkan 82,08 kuintal gabah per hektare dan Petak IV menghasilkan 68 kuintal gabah per hektare,” bebernya.

SEMARAPURA – Meski penggunakan pupuk organic dari Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) Center Klungkung untuk tanaman padi masih sebatas uji coba, petani di Klungkung mulai tertarik. Namun, syaratnya gratis.

 

Kepala Dinas Pertanian Klungkung, Ida Bagus Gede Juanida, Sabtu (20/3), petani mulai tertarik setelah penggunaan pupuk osaki dan curah produksi TOSS Center pertumbuhan padi berangsung normal. Bahkan, hasilnya lumayan memuskan.

 

“Itu terlihat dari pertanyaan para petani setempat yang menanyakan kapan mereka akan diberikan pupuk organik tersebut,” kata Juanida.

 

Apalagi, laanjut dia, Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta berencana memberikan pupuk tersebut secara gratis kepada para petani sehingga semakin besar ketertarikan para petani untuk menggunakan pupuk organik produksi TOSS Center.

 

“Dan kami harus pastikan terlebih dulu kemampuan TOSS Center dalam memproduksi pupuk. Karena kebutuhan pupuk organik untuk satu hektare lahan jauh lebih besar ketimbang menggunakan pupuk kimia,” ujarnya.

 

Lebih lanjut diungkapkannya, petani di Klungkung sebenarnya sangat ingin memanfaatkan pupuk organik. Hanya saja karena selama ini bentuk bantuan pemerintah berupa subsidi, sehingga para petani harus membayar sekitar Rp 900 per kg pupuk organik.

 

Jika dibandingkan dengan pupuk kimia yang disubsidi pemerintah, memang biaya yang dikeluarkan untuk pupuk kimia per kg lebih besar. Hanya saja jumlah pupuk organik yang dibutuhkan untuk satu hektare lahan jauh lebih besar dibandingkan dengan menggunakan pupuk kimia.

 

“Sehingga bila dijumlahkan, biaya operasional jika menggunakan pupuk organik justru akan lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk kimia. Kalau diberikan secara gratis, tentunya petani tertarik menggunakan pupuk organik,” tandasnya.

 

 

Dari hasil uji coba, dia menyebutkan, hasil sampel yang telah dilakukan, produktivitas gabah dengan menggunakan pupuk produksi TOSS Center lebih besar dibandingkan dengan pupuk kimia atau urea.

 

Adapun pada Petak I dengan menggunakan pupuk osaki di lahan seluas 6,51 are diungkapkannya, peningkatan produktivitasnya yang terjadi sebesar 26,35 persen dibandingkan dengan Petak IV yang menggunakan pupuk urea di lahan seluas 8 hektare.

 

Kemudian Petak II dengan pupuk osaki seluas 6,51 are peningkatannya 37,41 persen. Dan Petak III dengan pupuk curah peningkatannya 20,71 persen.

 

“Berdasarkan sampel yang kami ambil, Petak I diperkirakan menghasilkan 85,92 kuintal gabah per hektare. Petak II menghasilkan 93,44 kuintal gabah per hektare, Petak III menghasilkan 82,08 kuintal gabah per hektare dan Petak IV menghasilkan 68 kuintal gabah per hektare,” bebernya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/