NEGARA – Ketatnya pengamanan Pelabuhan Gilimanuk masih menyisakan celah. Sebanyak lima orang pengamen asal Jawa Timur,
lolos dari pelabuhan pintu masuk Bali tanpa membawa surat keterangan hasil raid test dan kartu tanda penduduk (KTP).
Lima orang pengamen tersebut, masuk Bali dengan cara menumpang truk dari Asembagus, Situbondo, Jawa Timur.
Mereka bersembunyi dibalik terpal truk yang membawa logistik ke Bali agar tidak diketahui petugas pengamanan pelabuhan Gilimanuk.
“Sembunyi di truk pak, naik di lampu merah,” kata Rifki, 19, pria asal Pasuruan, Jawa Timur.
Pengamen yang pernah diamankan Satpol PP Jembrana ini mengaku naik secara sembunyi-sembunyi ke atas truk tanpa sepengetahuan sopir hingga masuk Bali.
Rifki bersama empat orang temannya yang masih berusia dibawah 17 tahun diketahui sopir truk saat berada di wilayah kota Negara, sehingga sopir memaksa lima orang pengamen ini turun dari truk.
Lima orang dengan tujuan mengamen di Denpasar ini sebelumnya diamankan polisi di pos lalu lintas taman makam pahlawan, Jalan Denpasar-Gilimanuk.
Selanjutnya, dijemput Satpol PP Jembrana untuk diserahkan ke Dinas Sosial. Kasatpol PP Jembrana I Made Leo Agus Jaya mengatakan,
lima orang pengamen tersebut diserahkan ke Dinas Sosial untuk dikembalikan ke daerah asalnya.
Sebelum dikembalikan, lima orang ini menjalani rapid test di Puskesmas I Jembrana dengan hasil non reaktif.
“Mereka naik truk, sembunyi di belakang sampai nyeberang biar tidak diketahui sopir dan petugas yang melakukan pengamanan
di pelabuhan,” ungkap I Made Leo Agus Jaya didampingi Kepala Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Kadek Agus Arianta.
Karena masih ada celah yang dimanfaatkan orang-orang yang masuk Bali tanpa identitas, pihaknya akan memperketat pintu masuk Bali.
Selain dengan berkoordinasi dengan desa adat untuk bersama-sama menjaga pintu masuk Bali ini.
“Keterlibatan Satpol PP dari kabupaten dan kota seluruh Bali juga perlu dilakukan, karena pelabuhan Gilimanuk merupakan pintu masuk Bali, bukan hanya pintu masuk Jembrana,” terangnya.