SINGARAJA – Peralihan musim kemarau ke musim penghujan, menimbulkan potensi penyakit. Salah satunya demam berdarah.
Masyarakat pun diimbau waspada dengan penyakit tersebut. Mengingat potensi kematian yang diakibatkan oleh demam berdarah, cukup besar.
Kepala Dinas Kesehatan Buleleng dr. IGN Mahapramana mengatakan, musim pancaroba saat ini sangat berpotensi menimbulkan penyakit demam berdarah.
Kondisi lingkungan, disebut sangat berpeluang menyebabkan nyamuk berkembang biak. “Sekarang sedang potensi penyakit demam berdarah. Memang kasusnya tidak naik. Tapi potensi itu ada dan harus dicegah,” kata Mahapramana.
Menurutnya, Dinkes Buleleng telah menyebar petugas surveillance di tingkat Puskesmas, guna memantau keberadaan jentik nyamuk.
Apabila ditemukan jentik-jentik nyamuk, petugas pun akan menghimbau warga melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk.
Sementara bila ditemukan warga yang sedang demam, maka dapat dilakukan fogging alias pengasapan.
“Fogging-nya juga khusus, kami gunakan insektisida juga. Sekarang ini hampir tiap pagi petugas kami jalan melakukan fogging.
Kami harap masyarakat juga aktif melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Karena yang paling efektif itu sebenarnya memberantas sarang nyamuk,” katanya.
Mahapramana mengingatkan kasus demam berdarah dapat berdampak fatal. Sebab penyakit itu hingga kini belum ditemukan obatnya.
Kalau toh ada pasien demam berdarah, tim medis biasanya hanya memberikan asupan gizi dan melakukan perawatan agar daya tahan tubuh meningkat.
“Jadi yang bisa dilakukan itu ya pencegahan. Beda dengan malaria. Justru kalau malaria itu ada obatnya,” imbuhnya.
Selain demam berdarah, warga juga diminta waspada dengan potensi penyakit diare.Terutama warga yang mengonsumsi air bersih dari pipa air minum.
Kasus Luar Biasa (KLB) yang terjadi di Tabanan, diharapkan tak terjadi di Buleleng.