SINGARAJA – Siswa SMP di Kabupaten Buleleng, mulai menyiapkan diri menghadapi ujian nasional, termasuk Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).
Dari 12 SMP Negeri di Buleleng, baru tiga SMP saja yang siap melangsungkan UNBK mandiri.
Data di Disdikpora Buleleng menunjukkan, ada 12 SMP Negeri, dua MTS Negeri, enam SMP swasta, dan enam MTS Swasta, yang menggelar UNBK.
Total ada 7.302 orang siswa dari sekolah negeri maupun swasta yang mengikuti UNBK. Ribuan siswa itu pun disebut sudah siap mengikuti UNBK.
Pasalnya Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng telah menggelar simulasi UNBK sejak Senin (19/3) hingga Selasa (20/3) kemarin.
Sekretaris Disdikpora Buleleng I Made Ngadeg mengatakan, dari simulasi yang berlangsung dua hari terakhir, tidak ada masalah yang berarti.
Hanya saja pada hari pertama simulasi, sempat terjadi keterlambatan pelaksanaan simulasi selama dua jam.
Gara-garanya server dari pemerintah pusat terlambat dibuka, sehingga soal-soal simulai tidak bisa diakses.
“Dari pusat memang entah bagaimana, akhirnya terjadi keterlambatan membuka server. Di seluruh Indonesia terlambat dua jam.
Kami tidak bisa berbuat banyak, karena memang soal-soal itu datang langsung dari pusat, dan dibuat seolah-olah memang riil sedang ujian nasional,” kata Ngadeg.
Selain masalah keterlambatan server, kata Ngadeg, tidak ada hambatan lain yang berarti.
Pemerintah sudah berkoordinasi dengan PLN Area Bali Utara dan Telkom Buleleng, untuk memastikan tidak ada gangguan listrik dan koneksi internet selama pelaksanaan ujian.
Lebih lanjut Ngadeg menjelaskan, dari 12 SMP Negeri di Buleleng, baru tiga SMP negeri saja yang siap melaksanakan UNBK Mandiri.
Ketiganya adalah SMPN 1 Singaraja, SMPN 1 Seririt, dan SMPN 7 Singaraja. Sementara selebihnya, menumpang di SMA/SMK terdekat.
Ngadeg menegaskan, hal itu dibenarkan oleh pemerintah pusat untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada.
“Baru tiga SMP Negeri saja yang mandiri. Kalau MTS Negeri, SMP Negeri dan MTS Swasta itu sudah mandiri semua. Pemerintah pusat memang memberi kebijakan sharing resources,
artinya sekolah yang belum siap mandiri, bisa memanfaatkan fasilitas yang ada di SMA/SMK terdekat yang siap UNBK,” kata Ngadeg.
Sedangkan untuk pemenuhan fasilitas di sekolah lainnya, Ngadeg menegaskan pemerintah akan memenuhinya secara bertahap.
Sekolah-sekolah diminta menyiapkan ruangan laboratorium komputer lebih dulu, sebelum Disdikpora Buleleng melakukan pengadaan komputer.