SEMARAPURA – Tebing sisi timur Sungai Unda yang berada di wilayah Desa Paksebali, Kecamatan Dawan kian hari kian terkikis.
Apalagi saat erupsi Gunung Agung terjadi yang kemudian di susul dengan turunnya hujan, debit air di Sungai Unda mengalami peningkatan cukup signifikan dan memperparah proses pengikisan tebing.
Kondisi itu membuat warga yang tinggal sekitar tebing was-was. Perbekel Paksebali Putu Ariadi bersurat ke Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida untuk memohon pembangunan tanggul pengaman sungai di kawasan itu.
Perbekel Paksebali Putu Ariadi menuturkan, ada sekitar 886 jiwa yang bermukim di atas tebing Tukad Unda tersebut.
Namun, struktur tanah di sepanjang bantaran Tukad Unda sangat labil sehingga rawan longsor. Apalagi saat hujan, debit air di sekitar tebing mengalami peningkatan sehingga menyebabkan terjadinya proses abrasi.
“Sehingga memang sangat membahayakan ratusan warga kami yang tinggal di sekitar tebing tersebut,” ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya Ariadi bersurat ke Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida untuk memohon pembangunan tanggul pengaman sungai.
Jika pembangunan tanggul tersebut dapat terealisasi, menurutnya, tidak hanya dapat mengamankan tempat tinggal warga namun juga akan digunakan sebagai akses jalan menuju Pura Segening.
Sebab medan menuju Pura Segening saat ini menurutnya cukup terjal sementara selama ini kerap ada warga yang menggelar upacara keagamaan.
“Mudah-mudahan usulan kami segera direspons oleh pihak BWS Bali Penida,” katanya. Lebih lanjut diungkapkan Ariadi, Pura Segening yang berada di bantaran Tukad Unda
merupakan salah satu objek wisata yang akan digarap oleh desa dalam mengembangkan Desa Wisata Paksebali.