28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 5:51 AM WIB

Miras Oplosan Banyak Beredar, Perajin Arak Klungkung Was-Was

SEMARAPURA-Maraknya minuman keras (miras) oplosan membuat banyak perajin arak di Klungkung resah.

Para perajin resah, karena hadirnya miras oplosan membuat harga arak asli milik perajin anjlok.

Seperti diakui Wayan Antini, 30. Salah satu perajin arak di Desa Besan, Kecamatan Dawan.

 

Ditemui Jawa Pos Radar Bali, Antini mengungkapkan jika saat ini, banyak arak oplosan beredar.

Menurutnya, meski dari tampilan hampir sama dengan arak asli, namun bahan arak oplosan jauh berbeda dengan arak asli yang dimiliki perajin.  

“Jika arak asli menggunakan nira kelapa sebagai bahan baku. Sedangkan arak oplosan ini menggunakan gula pasir yang dicampur air dan ragi,”terangnya.

Selain itu, perbedaan lainnya, arak oplosan juga akan membeku ketika disimpan di lemari es (kulkal) karena mengandung banyak air.

” Jujur kami khawatir dengan beredarnya arak oplosan ini karena akan membuat harga arak asli di pasaran anjlok. Sebab pembuatan arak oplosan tidak serumit membuat arak asli. Di mana untuk membuat 12 botol tanggung ukuran 600 ml arak asli dengan kadar 20-25 persen membutuhkan waktu lebih dari tiga hari,”jelasnya

Belum lagi, kata Antini, sebelum proses suling, nira kepala harus diproses dan didiamkan selama tiga hari. “Setelah itu baru disuling dengan api yang harus terus diperhatikan. Kalau apinya kebesaran, ada rasa gosongnya,” ungkapnya.

Untuk itu pihaknya sangat berharap agar arak oplosan tidak beredar lagi. Sebab tidak hanya merugikan perajin arak asli namun juga para konsumen yang telah dibohongi. Adapun harga arak oplosan saat ini sama dengan harga arak asli.

 “Harga arak tergantung kadar alkoholnya. Semakin tinggi kadar alkoholnya maka semakin mahal. Untuk arak dengan kadar alkohol 15 persen, saya jual Rp 15 ribu per 600 mililiter. Kalau yang kadarnya 50 persen, itu harganya bisa Rp 35 ribu – Rp 40 ribu per mililiter,” tandasnya. 

SEMARAPURA-Maraknya minuman keras (miras) oplosan membuat banyak perajin arak di Klungkung resah.

Para perajin resah, karena hadirnya miras oplosan membuat harga arak asli milik perajin anjlok.

Seperti diakui Wayan Antini, 30. Salah satu perajin arak di Desa Besan, Kecamatan Dawan.

 

Ditemui Jawa Pos Radar Bali, Antini mengungkapkan jika saat ini, banyak arak oplosan beredar.

Menurutnya, meski dari tampilan hampir sama dengan arak asli, namun bahan arak oplosan jauh berbeda dengan arak asli yang dimiliki perajin.  

“Jika arak asli menggunakan nira kelapa sebagai bahan baku. Sedangkan arak oplosan ini menggunakan gula pasir yang dicampur air dan ragi,”terangnya.

Selain itu, perbedaan lainnya, arak oplosan juga akan membeku ketika disimpan di lemari es (kulkal) karena mengandung banyak air.

” Jujur kami khawatir dengan beredarnya arak oplosan ini karena akan membuat harga arak asli di pasaran anjlok. Sebab pembuatan arak oplosan tidak serumit membuat arak asli. Di mana untuk membuat 12 botol tanggung ukuran 600 ml arak asli dengan kadar 20-25 persen membutuhkan waktu lebih dari tiga hari,”jelasnya

Belum lagi, kata Antini, sebelum proses suling, nira kepala harus diproses dan didiamkan selama tiga hari. “Setelah itu baru disuling dengan api yang harus terus diperhatikan. Kalau apinya kebesaran, ada rasa gosongnya,” ungkapnya.

Untuk itu pihaknya sangat berharap agar arak oplosan tidak beredar lagi. Sebab tidak hanya merugikan perajin arak asli namun juga para konsumen yang telah dibohongi. Adapun harga arak oplosan saat ini sama dengan harga arak asli.

 “Harga arak tergantung kadar alkoholnya. Semakin tinggi kadar alkoholnya maka semakin mahal. Untuk arak dengan kadar alkohol 15 persen, saya jual Rp 15 ribu per 600 mililiter. Kalau yang kadarnya 50 persen, itu harganya bisa Rp 35 ribu – Rp 40 ribu per mililiter,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/