32.7 C
Jakarta
22 November 2024, 15:30 PM WIB

Anggaran Distop, Tabanan Sisir APBD untuk Biaya Karantina di Hotel

TABANAN – Penghentian sementara isolasi bagi pasien Covid-19 dengan kondisi kasus konfirmasi tanpa gejala atau gejala ringan yang selama ini dilakukan karantina terpusat di hotel sangat disayangkan oleh Pemkab Tabanan. Pasalnya isolasi terpusat diyakini lebih efektif menekan penularan virus Covid-19, ketimbang melakukan isolasi mandiri di rumah.

 

“Kalau isolasi terpusat kan lebih aman dari sisi pengawasan, menjalankan disiplin kepada pasien lebih mudah dilakukan. Selain itu pasien hanya kontak dengan pasien OTG lainnya. Karena mereka dirawat dalam satu hotel,” ujar Sekretaris Daerah (Sekda), I Gede Susila yang juga selaku Sekretaris Satgas Covid-19 Kabupaten Tabanan, dihubungi Minggu (21/2).

 

Kendati isolasi terpusat dihentikan per tanggal 19 Februari oleh Pemerintah Provinsi, lantaran terkendala pembayaran hotel. Pihaknya berharap adanya perkembangan kebijakan terbaru. Agar isolasi terpusat tetap bisa dilakukan.

 

 

“Kami inginnya ini (isolasi terpusat) tetap berjalan. Karena kami berpikir, kalau diizinkan isolasi mandiri, ini dari (sisi) pengawasan yang bikin was-was itu penyebaran di klaster keluarga. Apalagi klaster keluarga masih tinggi di Tabanan,” imbuh Susila yang saat ini juga sebagai Pelaksana Harian (Plh) Bupati Tabanan.

 

Atas dihentikan isolasi terpusat, kata Susila, pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan melalui Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 tingkat kabupaten telah melakukan evaluasi. Pihaknya akan tetap melakukan pola penanganan terpusat di hotel bagi OTG dan gejala ringan.

 

“Kami masih menjalankan (penanganan) dengan isolasi terintegrasi (terpusat). Kalau bagaimana (dihentikan terus) akan kami back up dengan APBD semampunya untuk pembiayaan hotel. Suka tidak suka, dukungan dan sisir APBD harus dilakukan betapapun beratnya kondisi APBD. Karena prioritas penanganan Covid-19 harus tetap jalan,” jelas Susila.

Susila menyebut pihaknya juga sudah melakukan komunikasi dengan pihak hotel yang selama ini dipakai sebagai tempat isolasi terpusat bagi OTG dan nakes yang baru terkonfirmasi positif. Sekalipun isolasi terpusat yang selama ini telah berjalan didanai Pemerintah Pusat melalui Pemprov Bali.

 

“Saya sudah komunikasi dengan Kapolres dan Dandim tentang kondisi ini. (Isolasi terpusat) tetap jalan untuk menekan penyebaran. Ini kami lakukan demi mencegah penularan pada klaster keluarga, apalagi Tabanan masih zona merah,” tegasnya.

 

Sementara itu, Susila juga menambahkan untuk penanganan bagi pasien kasus terkonfirmasi positif dengan sedang dan berat tetap diarahkan ke rumah sakit.

 

Selain mengandalkan rumah sakit pemerintah, khususnya RS Nyitdah, kerja sama dengan rumah sakit swasta juga dilakukan untuk menyediakan ruang isolasi bagi kasus positif dengan gejala sedang hingga berat.

 

“Yang di rumah sakit itu harus. Yang di hilir harus kami siapkan. Bahkan rumah sakit swasta (di Tabanan) sudah siap dari sisi tempat tidur,” tandasnya.

 

TABANAN – Penghentian sementara isolasi bagi pasien Covid-19 dengan kondisi kasus konfirmasi tanpa gejala atau gejala ringan yang selama ini dilakukan karantina terpusat di hotel sangat disayangkan oleh Pemkab Tabanan. Pasalnya isolasi terpusat diyakini lebih efektif menekan penularan virus Covid-19, ketimbang melakukan isolasi mandiri di rumah.

 

“Kalau isolasi terpusat kan lebih aman dari sisi pengawasan, menjalankan disiplin kepada pasien lebih mudah dilakukan. Selain itu pasien hanya kontak dengan pasien OTG lainnya. Karena mereka dirawat dalam satu hotel,” ujar Sekretaris Daerah (Sekda), I Gede Susila yang juga selaku Sekretaris Satgas Covid-19 Kabupaten Tabanan, dihubungi Minggu (21/2).

 

Kendati isolasi terpusat dihentikan per tanggal 19 Februari oleh Pemerintah Provinsi, lantaran terkendala pembayaran hotel. Pihaknya berharap adanya perkembangan kebijakan terbaru. Agar isolasi terpusat tetap bisa dilakukan.

 

 

“Kami inginnya ini (isolasi terpusat) tetap berjalan. Karena kami berpikir, kalau diizinkan isolasi mandiri, ini dari (sisi) pengawasan yang bikin was-was itu penyebaran di klaster keluarga. Apalagi klaster keluarga masih tinggi di Tabanan,” imbuh Susila yang saat ini juga sebagai Pelaksana Harian (Plh) Bupati Tabanan.

 

Atas dihentikan isolasi terpusat, kata Susila, pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan melalui Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 tingkat kabupaten telah melakukan evaluasi. Pihaknya akan tetap melakukan pola penanganan terpusat di hotel bagi OTG dan gejala ringan.

 

“Kami masih menjalankan (penanganan) dengan isolasi terintegrasi (terpusat). Kalau bagaimana (dihentikan terus) akan kami back up dengan APBD semampunya untuk pembiayaan hotel. Suka tidak suka, dukungan dan sisir APBD harus dilakukan betapapun beratnya kondisi APBD. Karena prioritas penanganan Covid-19 harus tetap jalan,” jelas Susila.

Susila menyebut pihaknya juga sudah melakukan komunikasi dengan pihak hotel yang selama ini dipakai sebagai tempat isolasi terpusat bagi OTG dan nakes yang baru terkonfirmasi positif. Sekalipun isolasi terpusat yang selama ini telah berjalan didanai Pemerintah Pusat melalui Pemprov Bali.

 

“Saya sudah komunikasi dengan Kapolres dan Dandim tentang kondisi ini. (Isolasi terpusat) tetap jalan untuk menekan penyebaran. Ini kami lakukan demi mencegah penularan pada klaster keluarga, apalagi Tabanan masih zona merah,” tegasnya.

 

Sementara itu, Susila juga menambahkan untuk penanganan bagi pasien kasus terkonfirmasi positif dengan sedang dan berat tetap diarahkan ke rumah sakit.

 

Selain mengandalkan rumah sakit pemerintah, khususnya RS Nyitdah, kerja sama dengan rumah sakit swasta juga dilakukan untuk menyediakan ruang isolasi bagi kasus positif dengan gejala sedang hingga berat.

 

“Yang di rumah sakit itu harus. Yang di hilir harus kami siapkan. Bahkan rumah sakit swasta (di Tabanan) sudah siap dari sisi tempat tidur,” tandasnya.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/