DENPASAR – Gubernur Bali Made Mangku Pastika minta sekolah-sekolah di Karangasem melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).
Bahkan, Pastika meminta Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Bali memaksa sekolah yang tidak mau menggelar UNBK.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bali Tjok Istri Agung Kusuma Wardhani mengatakan, Kepala Dinas Pendidikan Karangasem sudah menyampaikan surat tidak mengikuti UNBK dengan pertimbangan kalau seandainya nanti terjadi erupsi.
Di lain pihak, Kemendikbud juga meminta secepatnya terkait dengan data sekolah-sekolah yang bersiap untuk UNBK dan yang tidak.
Bahkan, untuk jenjang SMP semua sekolah di Karangasem kompak memilih UNPK alias tidak melaksanakan UNBK.
“Tidak semua SMA/SMK di Karangasem menyatakan siap UNBK. Sekolah yang berada di kawasan rawan bencana Gunung Agung
tidak ingin mengambil risiko, sehingga memilih untuk melaksanakan UNPK,” terang pejabat yang akrab disapa Tia itu.
Pemerintah pusat saat ini juga sudah memulai proses tender untuk UNPK. Data mengenai sekolah yang akan melaksanakan UNPK juga harus disetor secepatnya.
Sebab, jika saat hari-H ujian ternyata terjadi erupsi, maka yang dirugikan adalah anak-anak atau siswa.
Mereka tidak akan bisa mengikuti UNBK dan juga UNPK karena tidak ada soal yang dikirim dari pusat.
Namun, karena gubernur meminta agar sekolah-sekolah di Karangasem tetap melaksanakan UNBK, pihaknya akan segera melapor kembali ke pemerintah pusat.
“Kalau bisa UNBK lanjut. Untuk daerah-daerah yang memang diprediksi ada musibah, paling tidak tetap disiapkan (UNPK, Red).
Toh juga jumlahnya tidak seberapa. Itu juga menjadi pertimbangan kami, karena penetapan ya atau tidak itu kan di Kemendikbud,” tukasnya.