AMLAPURA- Pendapatan pada sektor pajak mineral bukan logam dan batuan (MBLB) di tahun 2022 ditarget Rp 75 miliar. Target ini melesat cukup tinggi dari capaian sebelumnya. Namun, Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Karangasem sudah menyiapkan berbagai strategi untuk bisa mencapai target di tahun ini. Salah satunya menekan kebocoran dengan membuat portal digital.
Kepala BPKAD, I Wayan Ardika mengungkapkan, penerapan portal digital dianggap paling relevan dalam menekan kebocoran di sektor produksi MBLB. Dengan pemberlakuan portal digital, hal tersebut diharapkan mempersempit kesempatan petugas nakal untuk bermain.
“Kami masih melakukan kajian untuk membuat portal berbasis digital. Kemungkinan baru bisa terwujud di 2022 akhir,” kata Ardika.
Beberapa kajian yang dilakukan seperti penjajakan dengan pihak perbankan, sarana dan prasarananya serta mempersiapkan sistem digitalisasi untuk bisa berjalan maksimal. “Nanti seperti ada tol gate. Untuk bisa menuju digitalisasi, kami perlu kajian yang matang. Kami perlu proses,” terangnya.
Portal berbasis digital, kata dia, cukup efektif untuk menekan angka kebocoran akibat permainan oknum petugas nakal dengan pihak sopir pengangkut pasir. Terlebih pajak MBLB ini menyumbang angka signifikan pada pendaptan asli daerah (PAD) Karangasem. Seperti di masa pandemi ini, sektor yang masih bisa diandalkan yakni dari pajak MBLB ini.
Terlebih saat ini target dari sektor MBLB naik pesat dari sebelumnya. Untuk tahun 2021 saja target pendapatan dari MBLB mencapai Rp 46 miliar dengan capaian Rp 51 miliar. Sementara di tahun 2022, pendapatan dari sektor galian C di target cukup tinggi. Yakni Rp 75 miliar.
Dengan kondisi pandemi, Ardika mengaku cukup sulit. Mengingat target yang dipasang langsung melesat tinggi dari capaian tahun 2021. Hanya saja pihaknya akan tetap berupaya maksimal untuk memenuhi target tersebut. Salah satunya kembali meningkatkan pengawasan dengan menekan kebocoran-kebocoran di sektor galian C ini. “Termasuk menaikkan harga hasil produksi MBLB,” tandasnya.