29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 10:51 AM WIB

Istri dan Dua Anaknya Tewas Masuk Jurang, Satu di RS, Ini Kata Darma..

SINGARAJA – Korban selamat dalam kecelakaan maut di Jalan Raya Pemelas, Desa Telaga, Kecamatan Busungbiu, pada Jumat (20/4) lalu, akhirnya menjalani operasi di RSU Kertha Usada Singaraja.

Korban Ni Sayu Kadek Putri Anggita Dwi Cahyanti, 8, mengalami pembekuan darah pada bagian kepala. Kadek Putri sempat menjalani operasi pada Sabtu (21/4) lalu.

Kini ia masih dirawat di Ruang ICU RSU Kertha Usada dan dalam masa pemulihan. Kondisinya pun disebut relatif stabil.

Saat ini korban didamping oleh ayahnya, I Gede Darmayasa, 40. Darmayasa pun terlihat tegar mendampingi anaknya.

Ia mengaku sudah ikhlas kehilangan istri dan dua orang anaknya, dalam peristiwa kecelakaan tragis itu. Darmayasa berjanji akan mendampingi anaknya hingga sembuh.

Darmayasa baru mendampingi anaknya, setelah istrinya Ni Putu Nina Damayanti, 32, beserta dua orang anaknya yakni

Ni Satu Putu Ayu Santi Widiantari, 41, sertya Ni Sayu Komang Sri Mulyani, 7, dikubur di setra desa setempat, pada Sabtu (21/4) sore.

Ia pun sudah sempat berkomunikasi dengan anaknya. “Anak saya sudah sadar, sudah bisa diajak komunikasi. Tapi belum bisa melihat dengan jelas. Matanya masih bengkak,” kata Darmayasa.

Menurutnya, sebelum kecelakaan itu terjadi, istri dan ketiga anaknya memang hendak ke Desa Musi. Selama ini ia bersama istri dan anak-anaknya memang tinggal terpisah.

Darmayasa tinggal di Desa Sanggalangit, karena membuka usaha bengkel di sana. Ia memilih tinggal di bengkel.

Sementara istrinya Ni Putu Nina Damayanti bersama dua anaknya, yakni Ni Sayu Komang serta Ni Sayu Kadek, tinggal di Desa Mundeh Kauh.

Sedangkan putri sulungnya Ni Sayu Putu tinggal di Desa Musi, dan sekolah di SMPN 1 Gerokgak.

Rencananya Ni Putu Nina bersama ketiga anaknya hendak mengantarkan Ni Sayu Putu ke Musi, karena hendak piket sekolah pada Sabtu (21/4) lalu.

“Jumat pagi saya sempat telpon, mengingatkan Ayu (Ni Sayu Putu, Red) hari Sabtu itu piket. Tapi karena hari kejepit, agar dipertimbangkan,” kata Darmayasa. Tak dinyana, itu adalah telepon terakhir dengan istrinya.

Pada Jumat sore sekitar pukul 17.00 ia menerima telepon dari seseorang yang tak ia kenal, bahwa istri dan anak-anaknya mengalami kecelakaan di Desa Telaga.

Ia pun bergegas menuju tempat kejadian. Desa Sanggalangit menuju Telaga hanya ditempuh dalam waktu satu jam perjalanan.

Begitu sampai lokasi, Darmayasa pun lemah lunglai karena tahu istri dan dua anaknya meninggal. Ia pun mengaku begitu terpukul hingga sulit berkata-kata, bahkan hingga keesokan harinya.

“Biasanya kalau berangkat ke Buleleng pasti telepon dulu. Tumben tidak ada kabar. Hari Jumat itu saya terus menunggu kabar. Sorenya saya malah dapat kabar sudah kecelakaan,” ujar Darmayasa dengan pandangan nanar. 

SINGARAJA – Korban selamat dalam kecelakaan maut di Jalan Raya Pemelas, Desa Telaga, Kecamatan Busungbiu, pada Jumat (20/4) lalu, akhirnya menjalani operasi di RSU Kertha Usada Singaraja.

Korban Ni Sayu Kadek Putri Anggita Dwi Cahyanti, 8, mengalami pembekuan darah pada bagian kepala. Kadek Putri sempat menjalani operasi pada Sabtu (21/4) lalu.

Kini ia masih dirawat di Ruang ICU RSU Kertha Usada dan dalam masa pemulihan. Kondisinya pun disebut relatif stabil.

Saat ini korban didamping oleh ayahnya, I Gede Darmayasa, 40. Darmayasa pun terlihat tegar mendampingi anaknya.

Ia mengaku sudah ikhlas kehilangan istri dan dua orang anaknya, dalam peristiwa kecelakaan tragis itu. Darmayasa berjanji akan mendampingi anaknya hingga sembuh.

Darmayasa baru mendampingi anaknya, setelah istrinya Ni Putu Nina Damayanti, 32, beserta dua orang anaknya yakni

Ni Satu Putu Ayu Santi Widiantari, 41, sertya Ni Sayu Komang Sri Mulyani, 7, dikubur di setra desa setempat, pada Sabtu (21/4) sore.

Ia pun sudah sempat berkomunikasi dengan anaknya. “Anak saya sudah sadar, sudah bisa diajak komunikasi. Tapi belum bisa melihat dengan jelas. Matanya masih bengkak,” kata Darmayasa.

Menurutnya, sebelum kecelakaan itu terjadi, istri dan ketiga anaknya memang hendak ke Desa Musi. Selama ini ia bersama istri dan anak-anaknya memang tinggal terpisah.

Darmayasa tinggal di Desa Sanggalangit, karena membuka usaha bengkel di sana. Ia memilih tinggal di bengkel.

Sementara istrinya Ni Putu Nina Damayanti bersama dua anaknya, yakni Ni Sayu Komang serta Ni Sayu Kadek, tinggal di Desa Mundeh Kauh.

Sedangkan putri sulungnya Ni Sayu Putu tinggal di Desa Musi, dan sekolah di SMPN 1 Gerokgak.

Rencananya Ni Putu Nina bersama ketiga anaknya hendak mengantarkan Ni Sayu Putu ke Musi, karena hendak piket sekolah pada Sabtu (21/4) lalu.

“Jumat pagi saya sempat telpon, mengingatkan Ayu (Ni Sayu Putu, Red) hari Sabtu itu piket. Tapi karena hari kejepit, agar dipertimbangkan,” kata Darmayasa. Tak dinyana, itu adalah telepon terakhir dengan istrinya.

Pada Jumat sore sekitar pukul 17.00 ia menerima telepon dari seseorang yang tak ia kenal, bahwa istri dan anak-anaknya mengalami kecelakaan di Desa Telaga.

Ia pun bergegas menuju tempat kejadian. Desa Sanggalangit menuju Telaga hanya ditempuh dalam waktu satu jam perjalanan.

Begitu sampai lokasi, Darmayasa pun lemah lunglai karena tahu istri dan dua anaknya meninggal. Ia pun mengaku begitu terpukul hingga sulit berkata-kata, bahkan hingga keesokan harinya.

“Biasanya kalau berangkat ke Buleleng pasti telepon dulu. Tumben tidak ada kabar. Hari Jumat itu saya terus menunggu kabar. Sorenya saya malah dapat kabar sudah kecelakaan,” ujar Darmayasa dengan pandangan nanar. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/