27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 6:56 AM WIB

DB Marak saat Wabah Covid-19, Buleleng Gencarkan Pembagian Abate

SINGARAJA – Laju kasus demam berdarah di Kabupaten Buleleng, agaknya belum menunjukkan tanda perlambatan.

Pemerintah kini memilih menggencarkan upaya pembagian bubuk abate, agar jentik nyamuk bisa mati.

Hal itu diungkapkan Wakil Bupati Buleleng dr. Nyoman Sutjidra, saat ditemui pada Rabu (22/4) pagi. Sutjidra mengatakan, pihaknya baru menerima laporan adanya kasus demam berdarah yang memicu korban meninggal dunia di Kelurahan Banyuning, pada Selasa (21/4) pagi.

Menurutnya kasus demam berdarah juga perlu diwaspadai. Ia mengaku sudah menginstruksikan Dinas Kesehatan Buleleng agar mewaspadai kasus demam berdarah di tengah masa pandemi covid-19.

Terlebih berdasarkan data Dinas Kesehatan Buleleng, kasus demam berdarah di Buleleng telah mencapai angka 1.983 kasus.

Ia menilai, kasus demam berdarah semestinya tak boleh dipandang remeh. Apalagi kasus ini muncul setiap tahunnya.

“Ini kan penyakit yang selalu terjadi tiap tahun, jadi tidak boleh dipandang remeh. Ini sudah menimbulkan korban banyak. Sudah tiga orang,” kata Sutjidra.

Disinggung angka kasus yang terus menanjak, Sutjidra mengatakan pihaknya sudah meminta petugas puskesmas kembali menggalakkan pemantauan jentik nyamuk di rumah-rumah warga.

Selain itu warga juga harus rutin melakukan pemberantasan sarang nyamuk di rumah. Kalau toh muncul kasus demam berdarah yang positif, petugas puskesmas akan melakukan upaya pengasapan atau fogging.

Namun langkah itu hanya dilakukan sebelum pukul 06.00 pagi, karena dianggap lebih efektif. “Petugas puskesmas sudah siap melakukan fogging dari jam 5 pagi.

Karena paling efektif fogging itu dilakukan sebelum matahari terbit, sebelum ada angin. Puskesmas juga harus beri

pemahaman pada masyarakat agar menggalakkan pemberantasan sarang nyamuk dan membagikan abate,” tukasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, seorang bocah berusia 9 tahun di Kelurahan Banyuning meninggal dunia karena terjangkit demam berdarah.

Bocah tersebut hanya sempat dirawat selama sehari di RSUD Buleleng. Tim medis di RSUD Buleleng menyatakan mendiang sudah dalam kondisi syok, saat dirawat di RSUD Buleleng.

Bahkan, tim medis mendiagnose mendiang telah mengalami luka pada lambung, sehingga mengalami muntah darah sebanyak empat kali ketika dirawat di RSUD.

SINGARAJA – Laju kasus demam berdarah di Kabupaten Buleleng, agaknya belum menunjukkan tanda perlambatan.

Pemerintah kini memilih menggencarkan upaya pembagian bubuk abate, agar jentik nyamuk bisa mati.

Hal itu diungkapkan Wakil Bupati Buleleng dr. Nyoman Sutjidra, saat ditemui pada Rabu (22/4) pagi. Sutjidra mengatakan, pihaknya baru menerima laporan adanya kasus demam berdarah yang memicu korban meninggal dunia di Kelurahan Banyuning, pada Selasa (21/4) pagi.

Menurutnya kasus demam berdarah juga perlu diwaspadai. Ia mengaku sudah menginstruksikan Dinas Kesehatan Buleleng agar mewaspadai kasus demam berdarah di tengah masa pandemi covid-19.

Terlebih berdasarkan data Dinas Kesehatan Buleleng, kasus demam berdarah di Buleleng telah mencapai angka 1.983 kasus.

Ia menilai, kasus demam berdarah semestinya tak boleh dipandang remeh. Apalagi kasus ini muncul setiap tahunnya.

“Ini kan penyakit yang selalu terjadi tiap tahun, jadi tidak boleh dipandang remeh. Ini sudah menimbulkan korban banyak. Sudah tiga orang,” kata Sutjidra.

Disinggung angka kasus yang terus menanjak, Sutjidra mengatakan pihaknya sudah meminta petugas puskesmas kembali menggalakkan pemantauan jentik nyamuk di rumah-rumah warga.

Selain itu warga juga harus rutin melakukan pemberantasan sarang nyamuk di rumah. Kalau toh muncul kasus demam berdarah yang positif, petugas puskesmas akan melakukan upaya pengasapan atau fogging.

Namun langkah itu hanya dilakukan sebelum pukul 06.00 pagi, karena dianggap lebih efektif. “Petugas puskesmas sudah siap melakukan fogging dari jam 5 pagi.

Karena paling efektif fogging itu dilakukan sebelum matahari terbit, sebelum ada angin. Puskesmas juga harus beri

pemahaman pada masyarakat agar menggalakkan pemberantasan sarang nyamuk dan membagikan abate,” tukasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, seorang bocah berusia 9 tahun di Kelurahan Banyuning meninggal dunia karena terjangkit demam berdarah.

Bocah tersebut hanya sempat dirawat selama sehari di RSUD Buleleng. Tim medis di RSUD Buleleng menyatakan mendiang sudah dalam kondisi syok, saat dirawat di RSUD Buleleng.

Bahkan, tim medis mendiagnose mendiang telah mengalami luka pada lambung, sehingga mengalami muntah darah sebanyak empat kali ketika dirawat di RSUD.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/