DENPASAR – Penderita HIV/AIDS di Bali terus meningkat. Terbanyak di kota Denpasar, yaitu 7.664 penderita.
Total kumulatif penderita HIV/AIDS se- Bali dari tahun 1987 sampai dengan Desember 2018 di Bali sebanyak 20.470.
“Penularan infeksi kepada IDU (Injecting Drug User) semakin berkurang. Kami lakukan edukasi dan sosialisasi sesuai pemahaman jangan sampai terjadi penularan,” kata
Kabid Bidang Bina Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Denpasar, IB Eka Putra didampingi Sekretaris KPA Denpasar Tri Indarti kemarin.
Ditanya penderita HIV/AIDS tertinggi di kota Denpasar, Putra mengiyakan. “ Itu gabungan. Penderita HIV/AIDS akan mencari tempat berobat yang jauh.
Karena kemungkinan ada ketakutan, dan terkadang si penderita tak mau tes kesehatan dekat rumah. Cenderung mereka akan mencari tempat agak jauhan. Itu yang kita tangkap mereka malu dan takut stigma,” paparnya.
Seperti diketahui, penderita HIV/AIDS di Bali ibarat gunung es kecil di permukaan. Kondisi aslinya bisa semakin banyak dari yang sudah terdata.
Beberapa waktu lalu, Sekretaris KPA Kabupaten Gianyar, AA Agung Suardana menyatakan bahwa berdasar data dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali, hingga bulan Juni 2018, data komulatif kasus HIV/AIDS di Bali capai 19.286 orang.
Dari data tahun 2018 tersebut, Kota Denpasar, menempati urutan pertama dengan jumlah penderita 7.246, posisi kedua Badung 3.141 orang, Buleleng 2.953,
Gianyar 1.429, Tabanan 1.186, Jembrana 988, Karangasem 737, Bangli 408, Klungkung 399 orang, serta orang luar Bali yang menetap di Bali sebanyak 799 orang.
Berdasar data tahun 2018 tersebut, penderita laki-laki sebanyak 13.003 orang, sedangkan perempuan sebanyak 7.283 orang.
Ini baru data kasus yang tercatat. Bisa jadi, data yang sebenarnya lebih banyak dari jumlah itu. Dari jumlah tersebut kebanyakan penderita HIV/AIDS ini diakibatkan oleh perilaku seks bebas atau tidak aman.
Sedangkan kasus yang terjadi pada heteroseksual sebanyak 76.5 persen. Sedangkan penyebab lain yang juga disebutkan yaitu homoseksual sebesar 13.7 persen,
perinatal 3 persen, IDU 4.4 persen, biseksual 0.4 persen, tato 0,1 persen, dan tidak diketahui 2,0 persen.