28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 5:58 AM WIB

Sabar! Diancam Evakuasi Paksa, Pengungsi Marah-marah

RadarBali.com – Pengungsi asal Desa Kesimpar dan sekitarnya yang mengungsi di UPT Dinas Pertanian Rendang, Karangasem kemarin marah.

Mereka menolak dipindah ke lokasi lain. Mereka mengaku sudah mengungsi sejak enam hari lalu. Namun, tiba-tiba kemarin diminta keluar dari lokasi dengan alasan kawasan tersebut masuk zona merah.

Penjelasan ini awalnya dilakukan pihak Basarnas. Bahkan, sempat keluar pernyataan dalam waktu 3 jam harus pergi dari lokasi pengungsian tersebut.

Hanya saja belakangan pihak Basarnas sendiri mengaku tidak memberikan informasi seperti itu. Bahkan pihaknya mengaku tidak ada memasak warga untuk pergi dari pengungsian.

Karena dipaksa mengungsi, warga sempat marah karena merasa dipaksa mengungsi ke tempat lain padahal mengaku sudah cukup nyaman di sana.

Salah satu warga Wayan Suarsana mengakui kalau pihaknya merasa di usir paksa dari lokasi pengungsian tersebut.

Dirinya mengaku sempat mau keluar dan berencana akan mengungsi ke Tabanan di kerabatnya disana.

Pengungsi juga mengeluhkan logistic terutama makanan. Di mana konsumsi sangat minim sehingga mereka pun hanya makan sekali sehari.

“Kalau ada pejabat datang, kita dikasih banyak logistik, tapi kalau tidak, paling hanya dikasih satu kampil beras,” tandas pengungsi.

Kondisi ini dibenarkan Kelian Banjar Dinas, Nengah Sama.  Menurutnya, di Kesimpar saja ada 402 orang pengungsi.

Di antaranya 42 anak – anak, 51 bayi sakit, 2 orang, dan juga 1 orang dalam kondisi sakit. Selain itu ada juga dua orang ibu yang lagi hamil. Sementara ada juga 200 perempuan dan 202 laki laki.

Kisruhnya pengungsi ini disampaikan kepada istri Gubernur Bali Ayu Pastika yang kemarin kebetulan mengunjungi pengungsi disana.

Di hadapan Ayu Pastika, warga sempat menangis karena merasa dipermainkan. Bahkan kelian dusun sempat pingsan karena shock setelah sempat menangis karena warganya merasa disia-siakan.

Ayu Pastika sendiri langsung menghubungi Gubernir Pastika yang sedang berada di Tanah Ampo Manggis. Gubernur pun langsung berkunjung ke kamp pengungsian tersebut.

Pastika sempat marah mendengar ada orang yang meminta pengungsi keluar. Gubernur kembali menegaskan kalau kawasan tersebut berada pada zona aman.

Karena itu meminta warga pengungsi untuk tetap di lokasi tersebut. Pastika juga menanyakan siapa yang meminta warga untuk keluar.

“Jangan dengar kalau ada orang yang tidak jelas memberitahukan hal aneh – aneh,” ujarnya. Pastika meminta agar warga hanya mendengar perintah dari camat saja.

RadarBali.com – Pengungsi asal Desa Kesimpar dan sekitarnya yang mengungsi di UPT Dinas Pertanian Rendang, Karangasem kemarin marah.

Mereka menolak dipindah ke lokasi lain. Mereka mengaku sudah mengungsi sejak enam hari lalu. Namun, tiba-tiba kemarin diminta keluar dari lokasi dengan alasan kawasan tersebut masuk zona merah.

Penjelasan ini awalnya dilakukan pihak Basarnas. Bahkan, sempat keluar pernyataan dalam waktu 3 jam harus pergi dari lokasi pengungsian tersebut.

Hanya saja belakangan pihak Basarnas sendiri mengaku tidak memberikan informasi seperti itu. Bahkan pihaknya mengaku tidak ada memasak warga untuk pergi dari pengungsian.

Karena dipaksa mengungsi, warga sempat marah karena merasa dipaksa mengungsi ke tempat lain padahal mengaku sudah cukup nyaman di sana.

Salah satu warga Wayan Suarsana mengakui kalau pihaknya merasa di usir paksa dari lokasi pengungsian tersebut.

Dirinya mengaku sempat mau keluar dan berencana akan mengungsi ke Tabanan di kerabatnya disana.

Pengungsi juga mengeluhkan logistic terutama makanan. Di mana konsumsi sangat minim sehingga mereka pun hanya makan sekali sehari.

“Kalau ada pejabat datang, kita dikasih banyak logistik, tapi kalau tidak, paling hanya dikasih satu kampil beras,” tandas pengungsi.

Kondisi ini dibenarkan Kelian Banjar Dinas, Nengah Sama.  Menurutnya, di Kesimpar saja ada 402 orang pengungsi.

Di antaranya 42 anak – anak, 51 bayi sakit, 2 orang, dan juga 1 orang dalam kondisi sakit. Selain itu ada juga dua orang ibu yang lagi hamil. Sementara ada juga 200 perempuan dan 202 laki laki.

Kisruhnya pengungsi ini disampaikan kepada istri Gubernur Bali Ayu Pastika yang kemarin kebetulan mengunjungi pengungsi disana.

Di hadapan Ayu Pastika, warga sempat menangis karena merasa dipermainkan. Bahkan kelian dusun sempat pingsan karena shock setelah sempat menangis karena warganya merasa disia-siakan.

Ayu Pastika sendiri langsung menghubungi Gubernir Pastika yang sedang berada di Tanah Ampo Manggis. Gubernur pun langsung berkunjung ke kamp pengungsian tersebut.

Pastika sempat marah mendengar ada orang yang meminta pengungsi keluar. Gubernur kembali menegaskan kalau kawasan tersebut berada pada zona aman.

Karena itu meminta warga pengungsi untuk tetap di lokasi tersebut. Pastika juga menanyakan siapa yang meminta warga untuk keluar.

“Jangan dengar kalau ada orang yang tidak jelas memberitahukan hal aneh – aneh,” ujarnya. Pastika meminta agar warga hanya mendengar perintah dari camat saja.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/