GEROKGAK – 40 hektare kawasan konservasi Taman Nasional Bali Barat (TNBB) mulai ditanami mangrove.
Lokasi penanaman mangrove berada di Teluk Terima, Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak, Buleleng.
Ribuan pohon mangrove ditanam melibatkan dua kelompok masyarakat yang bergerak dalam upaya konservasi di TNBB. Yakni Kelompok Wana Segara dan Kelompok Nelayan Bunga Indah.
“Penanaman mangrove melibatkan masyarakat dengan model padat karya. Sebenarnya untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional (PEN),” kata
Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Alue Dohong saat meninjau program PEN padat karya penanaman mangrove di kawasan hutan konservasi Teluk Terima TNBB kemarin.
PEN salah satu solusi pemerintah pusat untuk menangani kondisi ekonomi secara nasional masyarakat yang terdampak karena pandemi Covid-19.
Bukan hanya ekonomi, melainkan juga berdampak interaksi sosial, karena harus menyesuaikan cara dan pola hidup baru masyarakat.
“Nah kami di KLHK sendiri PEN diwujudkan melalui padat karya mangrove. Yakni melakukan pemulihan tanaman mangrove.
Baik yang berada di kawasan TNBB maupun berada di luas kawasan TNBB. Yang harus pekerjanya dari masyarakat melaksanakan penanaman mangrove,” ungkapnya.
Untuk Provinsi Bali PEN padat karya mangrove total luas areal penanaman seluas 100 hektar. Dengan jangka waktu selama 3 bulan (September-November) yang anggarannya per hektar mencapai Rp 2,6 miliar alias Rp 260 miliar.
Dengan jumlah bibit pohon mangrove 525.500 batang. “Harapan kami penanaman mangrove seluas 100 hektar daya tahan dan pertumbuhan mencapai 80 persen.
Kemudian dari sisi pemeliharaan mangrove. Kelompok masyarakat ini nantinya akan bekerjasama dengan Balai TNBB untuk melakukan perawatan,” pungkasnya.