29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 1:53 AM WIB

27 Desa di Jembrana Masuk Zona Hijau, Fokus Vaksinasi di Gilimanuk

NEGARA – Sebaran Covid-19 di Jembrana mulai berkurang. Dari seluruh desa dan kelurahan di Jembrana, sebagian besar sudah masuk dalam zona hijau atau tidak ada kasus Covid-19.

Karena itu, salah satu program vaksinasi Covid-19 di Jembrana adalah menyasar desa yang rawan, seperti wilayah Gilimanuk sebagai pintu masuk Bali dan pedagang pasar.

Berdasar data sebaran Covid-19 dalam situs resmi Satgas Penanganan Covid-19 Jembrana, desa yang masih terdapat kasus terkonfirmasi

positif dari 51 desa dan kelurahan, hanya 24 desa yang masih terdapat kasus terkonfirmasi Covid-19 atau zona merah.

Sedangkan sebanyak 27 desa sudah mulai menjadi zona hijau karena sudah tidak ada kasus lagi karena warganya sudah sembuh.

Dari desa atau kelurahan yang masih ada kasus cukup banyak seperti kelurahan Baler Bale Agung, dari kumulatif kasus terkonfirmasi positif sejak pandemi mencapai 224 orang, sudah sembuh sebanyak 214 orang dan 1 orang meninggal.

Sehingga masih ada 9 orang terkonfirmasi positif yang menjalani isolasi. Begitu juga dengan Kelurahan Banjar Tengah, dari kumulatif kasus 80 orang, sembuh sebanyak 71 orang dan meninggal 1 orang, sehingga masih ada delapan orang yang isolasi.

Sedangkan desa dan kelurahan lain yang masih masuk zona merah, rata-rata masih ada satu atau dua orang warganya yang terkonfirmasi positif menjalani isolasi.

Karena itu, untuk mencegah penyebaran Covid-19 di Jembrana selain gencar mendisiplinkan masyarakat menjalankan protokol kesehatan, vaksinasi Covid-19 juga akan ditingkatkan.

Bupati Jembrana I Nengah Tamba mengatakan, vaksinasi Covid-19 tidak hanya menyasar pada kelompok masyarakat rentan seperti pegawai dan lansia, tetapi mengarah pada pola jemput bola langsung ke desa.

Desa yang mendapat vaksin sesuai dengan potensi atau tingkat kerawanan penyebaran Covid-19. Dimulai dari wilayah Gilimanuk sebagai pintu masuk Bali, vaksinasi akan difokuskan pada masyarakat di wilayah tersebut.

Kemudian wilayah Desa Pengambengan, pedagang pasar dan desa-desa yang menjadi pusat perputaran perekonomian karena dinilai rentan.

“Kita akan langsung bedol desa. Satu desa langsung divaksin,” tegasnya. Menurut Tamba, pada awal bulan April ini akan datang ke Jembrana sebanyak 20 ribu vial.

Karena itu, pemerintah kabupaten Jembrana harus siap dengan strategi dan sumberdaya manusia agar mampu meningkatkan

kapasitas vaksinasi Covid-19, sehingga penanganan Covid-19 yang sudah berlangsung setahun lebih bisa lebih cepat.

Karena jika Covid-19 tidak ditangani dengan cepat, maka anggaran pemerintah akan banyak dialokasikan untuk penanganan Covid-19, sedangkan program lain tidak berjalan maksimal.

“Kalau terus menerus refocusing anggaran untuk Covid-19, anggarannya habis tetapi Covid-19 tidak habis,” ungkapnya.

Sementara itu, vaksinasi Covid-19 di Jembrana hingga kemarin sudah mencapai 19.000 warga Jembrana.

Dan ditargetkan   pada bulan Juli 2021 sudah selesai vaksinasi kepada seluruh masyarakat Jembrana melalui percepatan dan vaksinasi massal

guna mencapai herd immunity, perlu 75 persen warga yang divaksin dari jumlah seluruh masyarakat Jembrana.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Jembrana I Gusti Agung Arisantha, vaksinasi yang sedang berjalan saat ini merupakan tahap II yang menyasar bagi kalangan pelayanan publik.

Dimana vaksinasi tahap I untuk tenaga kesehatan sudah selesai. Sekarang vaksinasi tahap ke II dengan sasaran di antaranya TNI dan Polri, pegawai  pelayanan publik dan lansia.

“Pelaksanaannya kita lakukan di beberapa titik. Total di 15 faskes (fasilitas kesehatan) terdiri dari 10 puskesmas, 1 klinik Polres, 3 Rumah Sakit swasta, dan 1 Rumah Sakit Umum Negara,” tandasnya. 

NEGARA – Sebaran Covid-19 di Jembrana mulai berkurang. Dari seluruh desa dan kelurahan di Jembrana, sebagian besar sudah masuk dalam zona hijau atau tidak ada kasus Covid-19.

Karena itu, salah satu program vaksinasi Covid-19 di Jembrana adalah menyasar desa yang rawan, seperti wilayah Gilimanuk sebagai pintu masuk Bali dan pedagang pasar.

Berdasar data sebaran Covid-19 dalam situs resmi Satgas Penanganan Covid-19 Jembrana, desa yang masih terdapat kasus terkonfirmasi

positif dari 51 desa dan kelurahan, hanya 24 desa yang masih terdapat kasus terkonfirmasi Covid-19 atau zona merah.

Sedangkan sebanyak 27 desa sudah mulai menjadi zona hijau karena sudah tidak ada kasus lagi karena warganya sudah sembuh.

Dari desa atau kelurahan yang masih ada kasus cukup banyak seperti kelurahan Baler Bale Agung, dari kumulatif kasus terkonfirmasi positif sejak pandemi mencapai 224 orang, sudah sembuh sebanyak 214 orang dan 1 orang meninggal.

Sehingga masih ada 9 orang terkonfirmasi positif yang menjalani isolasi. Begitu juga dengan Kelurahan Banjar Tengah, dari kumulatif kasus 80 orang, sembuh sebanyak 71 orang dan meninggal 1 orang, sehingga masih ada delapan orang yang isolasi.

Sedangkan desa dan kelurahan lain yang masih masuk zona merah, rata-rata masih ada satu atau dua orang warganya yang terkonfirmasi positif menjalani isolasi.

Karena itu, untuk mencegah penyebaran Covid-19 di Jembrana selain gencar mendisiplinkan masyarakat menjalankan protokol kesehatan, vaksinasi Covid-19 juga akan ditingkatkan.

Bupati Jembrana I Nengah Tamba mengatakan, vaksinasi Covid-19 tidak hanya menyasar pada kelompok masyarakat rentan seperti pegawai dan lansia, tetapi mengarah pada pola jemput bola langsung ke desa.

Desa yang mendapat vaksin sesuai dengan potensi atau tingkat kerawanan penyebaran Covid-19. Dimulai dari wilayah Gilimanuk sebagai pintu masuk Bali, vaksinasi akan difokuskan pada masyarakat di wilayah tersebut.

Kemudian wilayah Desa Pengambengan, pedagang pasar dan desa-desa yang menjadi pusat perputaran perekonomian karena dinilai rentan.

“Kita akan langsung bedol desa. Satu desa langsung divaksin,” tegasnya. Menurut Tamba, pada awal bulan April ini akan datang ke Jembrana sebanyak 20 ribu vial.

Karena itu, pemerintah kabupaten Jembrana harus siap dengan strategi dan sumberdaya manusia agar mampu meningkatkan

kapasitas vaksinasi Covid-19, sehingga penanganan Covid-19 yang sudah berlangsung setahun lebih bisa lebih cepat.

Karena jika Covid-19 tidak ditangani dengan cepat, maka anggaran pemerintah akan banyak dialokasikan untuk penanganan Covid-19, sedangkan program lain tidak berjalan maksimal.

“Kalau terus menerus refocusing anggaran untuk Covid-19, anggarannya habis tetapi Covid-19 tidak habis,” ungkapnya.

Sementara itu, vaksinasi Covid-19 di Jembrana hingga kemarin sudah mencapai 19.000 warga Jembrana.

Dan ditargetkan   pada bulan Juli 2021 sudah selesai vaksinasi kepada seluruh masyarakat Jembrana melalui percepatan dan vaksinasi massal

guna mencapai herd immunity, perlu 75 persen warga yang divaksin dari jumlah seluruh masyarakat Jembrana.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Jembrana I Gusti Agung Arisantha, vaksinasi yang sedang berjalan saat ini merupakan tahap II yang menyasar bagi kalangan pelayanan publik.

Dimana vaksinasi tahap I untuk tenaga kesehatan sudah selesai. Sekarang vaksinasi tahap ke II dengan sasaran di antaranya TNI dan Polri, pegawai  pelayanan publik dan lansia.

“Pelaksanaannya kita lakukan di beberapa titik. Total di 15 faskes (fasilitas kesehatan) terdiri dari 10 puskesmas, 1 klinik Polres, 3 Rumah Sakit swasta, dan 1 Rumah Sakit Umum Negara,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/