32.4 C
Jakarta
13 Desember 2024, 15:26 PM WIB

Dukung Konservasi Bawah Laut, Mapala Unud Tenggelamkan Terumbu Karang

SAWAN – Mahasiswa di Universitas Udayana yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam (UKM Mapala) Wanaprastha Dharma, melakukan aksi penenggelaman struktur terumbu karang.

Aksi itu dilakukan untuk mendukung upaya konservasi bawah laut yang tengah berlangsung di Kabupaten Buleleng.

Total ada 4 struktur terumbu karang yang ditenggelamkan. Sebanyak dua struktur ditenggelamkan di lepas Pantai Kerobokan, dan dua struktur lainnya di lepas Pantai Pemuteran.

Meski jumlah struktur yang ditenggelamkan terbilang terbatas, upaya itu sangat mendukung konservasi kehidupan bawah laut di perairan utara Pulau Bali.

Pembina UKM Mapala Wanaprastha Dharma Universitas Udayana, Agus Dharma mengatakan, aksi itu sengaja digelar serangkaian peringatan Hari Bumi Internasional yang jatuh, Kamis (22/4) lalu.

Dalam pembuatan struktur terumbu karang itu, Mapala Unud menggandeng para pegiat konservasi di Desa Bondalem.

“Struktur ini dibuat oleh rekan-rekan di Komunitas Bahari Prawara, Desa Bondalem. Mereka sangat concern dalam pelestarian bawah laut.

Sehingga kami mempercayakan pembuatannya pada mereka. Upaya ini juga kami harap dapat memberikan dampak

pada ekonomi pada rekan-rekan di Bondalem. Karena bagaimana pun, semua aspek terdampak dengan kondisi pandemi ini,” kata Agus Dharma.

Upaya konservasi bawah laut yang dilakukan oleh Mapala Unud, mendapat apresiasi dari pemerintah. Sekkab Buleleng Gede Suyasa mengatakan, upaya konservasi bawah laut harus terus ditingkatkan.

Sebab Buleleng memiliki garis pantai terpanjang di seluruh Bali. Yakni mencapai 157 kilometer. “Tentu kami sangat mengharapkan dukungan dari berbagai pihak.

Tidak mungkin hanya dibebankan pada pemerintah saja, dengan kondisi pantai sepanjang itu. Maka sekecil apa pun dukungan dari kelompok masyarakat,

sangat kami apresiasi. Termasuk bantuan dari rekan-rekan Mapala Unud,” ungkap Suyasa yang juga dikenal sebagai mantan Mapala itu.

Sekadar diketahui pada tahun 2020 lalu, Buleleng menerima program konservasi terumbu karang. Program itu dinamakan Pemulihan Ekonomi Nasional Indonesia Coral Reef Garden (PEN-ICRG).

Puluhan ribu struktur terumbu karang telah ditenggelamkan di Desa Les, Bondalem, Pacung, Baktiseraga, Tukadmungga, dan  Kaliasem.

Total lahan bawah laut yang ditutupi struktur terumbu karang mencapai 7,4 hektare. Sedangkan dana yang telah digelontorkan pemerintah mencapai Rp 15 miliar.

Proses pembuatan struktur terumbu karang, penenggelaman struktur, dan penanaman terumbu karang sepenuhnya dilakukan masyarakat melalui pola padat karya tunai. 

SAWAN – Mahasiswa di Universitas Udayana yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam (UKM Mapala) Wanaprastha Dharma, melakukan aksi penenggelaman struktur terumbu karang.

Aksi itu dilakukan untuk mendukung upaya konservasi bawah laut yang tengah berlangsung di Kabupaten Buleleng.

Total ada 4 struktur terumbu karang yang ditenggelamkan. Sebanyak dua struktur ditenggelamkan di lepas Pantai Kerobokan, dan dua struktur lainnya di lepas Pantai Pemuteran.

Meski jumlah struktur yang ditenggelamkan terbilang terbatas, upaya itu sangat mendukung konservasi kehidupan bawah laut di perairan utara Pulau Bali.

Pembina UKM Mapala Wanaprastha Dharma Universitas Udayana, Agus Dharma mengatakan, aksi itu sengaja digelar serangkaian peringatan Hari Bumi Internasional yang jatuh, Kamis (22/4) lalu.

Dalam pembuatan struktur terumbu karang itu, Mapala Unud menggandeng para pegiat konservasi di Desa Bondalem.

“Struktur ini dibuat oleh rekan-rekan di Komunitas Bahari Prawara, Desa Bondalem. Mereka sangat concern dalam pelestarian bawah laut.

Sehingga kami mempercayakan pembuatannya pada mereka. Upaya ini juga kami harap dapat memberikan dampak

pada ekonomi pada rekan-rekan di Bondalem. Karena bagaimana pun, semua aspek terdampak dengan kondisi pandemi ini,” kata Agus Dharma.

Upaya konservasi bawah laut yang dilakukan oleh Mapala Unud, mendapat apresiasi dari pemerintah. Sekkab Buleleng Gede Suyasa mengatakan, upaya konservasi bawah laut harus terus ditingkatkan.

Sebab Buleleng memiliki garis pantai terpanjang di seluruh Bali. Yakni mencapai 157 kilometer. “Tentu kami sangat mengharapkan dukungan dari berbagai pihak.

Tidak mungkin hanya dibebankan pada pemerintah saja, dengan kondisi pantai sepanjang itu. Maka sekecil apa pun dukungan dari kelompok masyarakat,

sangat kami apresiasi. Termasuk bantuan dari rekan-rekan Mapala Unud,” ungkap Suyasa yang juga dikenal sebagai mantan Mapala itu.

Sekadar diketahui pada tahun 2020 lalu, Buleleng menerima program konservasi terumbu karang. Program itu dinamakan Pemulihan Ekonomi Nasional Indonesia Coral Reef Garden (PEN-ICRG).

Puluhan ribu struktur terumbu karang telah ditenggelamkan di Desa Les, Bondalem, Pacung, Baktiseraga, Tukadmungga, dan  Kaliasem.

Total lahan bawah laut yang ditutupi struktur terumbu karang mencapai 7,4 hektare. Sedangkan dana yang telah digelontorkan pemerintah mencapai Rp 15 miliar.

Proses pembuatan struktur terumbu karang, penenggelaman struktur, dan penanaman terumbu karang sepenuhnya dilakukan masyarakat melalui pola padat karya tunai. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/