29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:58 AM WIB

Kata Pak Gub dengan Kemajuan Teknologi, Status Awas Bisa Diturunkan

RadarBali.com – Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyebut situasi Gunung Agung saat ini tidak bisa disamakan dengan Gunung Agung meletus pada 1963.

Pada 1963 korban banyak karena alat deteksi tidak ada. Transportasi dan infrastruktur publik seperti jalan tidak memadai.

Alat komunikasi dan teknologi tidak secanggih zaman sekarang. Kondisi masyarakat saat itu juga masih banyak mempertahankan keyakinan tidak mau pergi meski Gunung Agung sedang berbahaya.

“Sekarang kondisi sosial budaya dan intelegensi masyarakat sudah beda. Saya setuju sekali dikatakan Pak Menko, pengungsi pulang,

tapi bukan berarti semua pulang,” tandas gubernur yang menghabiskan masa remajanya hingga menjadi polisi di luar Bali itu.

Pastika menilai dengan kecanggihan alat saat ini, semestinya erupsi Gunung Agung bisa dideteksi sejak dini dengan sistem early warning (sistem peringatan dini).

Dengan peralatan canggih yang dimiliki instansi terkait, gejala erupsi bisa dideteksi awal. Sementara early warning, bila terjadi gejala erupsi bisa disampaikan pada rakyat dan petugas, sehingga warga bisa diungsikan.

“Dengan kemajuan teknologi dan komunikasi, seharusnya (status Awas) bisa diturunkan. Kalau terus menerus seperti ini, dampaknya panjang sekali,” tukas gubernur yang diusung PDIP pada periode pertamanya menjabat itu.

Gubernur Pastika menyebut pertimbangan dampak berkepanjangan itulah yang menjadi dasar Menko Maritim meminta kajian lebih realistis.

“Jangan disetting maksimum semua indikatornya, kalau disetting maksimum semua hasilnya maksimum. Kami juga tidak ingin mencelakakakan rakyat kita, tapi dengan early warning kalau ada apa-apa bisa diinformasikan,” tukasnya.

RadarBali.com – Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyebut situasi Gunung Agung saat ini tidak bisa disamakan dengan Gunung Agung meletus pada 1963.

Pada 1963 korban banyak karena alat deteksi tidak ada. Transportasi dan infrastruktur publik seperti jalan tidak memadai.

Alat komunikasi dan teknologi tidak secanggih zaman sekarang. Kondisi masyarakat saat itu juga masih banyak mempertahankan keyakinan tidak mau pergi meski Gunung Agung sedang berbahaya.

“Sekarang kondisi sosial budaya dan intelegensi masyarakat sudah beda. Saya setuju sekali dikatakan Pak Menko, pengungsi pulang,

tapi bukan berarti semua pulang,” tandas gubernur yang menghabiskan masa remajanya hingga menjadi polisi di luar Bali itu.

Pastika menilai dengan kecanggihan alat saat ini, semestinya erupsi Gunung Agung bisa dideteksi sejak dini dengan sistem early warning (sistem peringatan dini).

Dengan peralatan canggih yang dimiliki instansi terkait, gejala erupsi bisa dideteksi awal. Sementara early warning, bila terjadi gejala erupsi bisa disampaikan pada rakyat dan petugas, sehingga warga bisa diungsikan.

“Dengan kemajuan teknologi dan komunikasi, seharusnya (status Awas) bisa diturunkan. Kalau terus menerus seperti ini, dampaknya panjang sekali,” tukas gubernur yang diusung PDIP pada periode pertamanya menjabat itu.

Gubernur Pastika menyebut pertimbangan dampak berkepanjangan itulah yang menjadi dasar Menko Maritim meminta kajian lebih realistis.

“Jangan disetting maksimum semua indikatornya, kalau disetting maksimum semua hasilnya maksimum. Kami juga tidak ingin mencelakakakan rakyat kita, tapi dengan early warning kalau ada apa-apa bisa diinformasikan,” tukasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/